OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 16 Februari 2018

JK Gandeng BG Dan Anies 2019, Jokowi Makin Tak Nyaman

JK Gandeng BG Dan Anies 2019, Jokowi Makin Tak Nyaman


by ALDI GULTOM*

Tidak ada yang menyangka kalau saat ini Wakil Presiden Jusuf Kalla memegang "kartu as" yang menentukan skenario di panggung Pilpres 2019.

Pandangan ini mulai mengemuka sejak JK, panggilan akrabnya, terang-terangan membangun komunikasi politik dengan dua tokoh penting dalam percaturan politik nasional.

Dua tokoh yang "digarap" JK adalah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Budi Gunawan.

Dukungan JK baru-baru ini kepada Joko Widodo untuk maju kembali dalam pemilihan presiden dianggap tidak seserius yang diucapkannya. Apalagi, level senioritas JK dalam perpolitikan nasional jauh lebih tinggi ketimbang Jokowi.

Perlu diingat, pernah muncul isu bahwa perkawinan JK dengan Jokowi pada 2014 tidak dibangun dengan harmonis. Bahkan, rekaman wawancara JK yang meramalkan "negara akan hancur jika dipimpin Jokowi" pernah beredar luas dan menjadi pergunjingan sebelum Pilpres empat tahun lalu. Jauh sebelumnya, JK tercatat sempat mengungkapkan ambisi menjadi presiden satu periode untuk memakmurkan Indonesia.

Isu politik yang menyeruak baru-baru ini mengindikasikan persaingan politik JK dengan Jokowi makin kental. Tapi, JK memang lihai.

JK dikabarkan menjalin komunikasi politik yang cukup intens dengan Anies Baswedan jelang Pilpres tahun mendatang.

Sampai saat ini, Anies masih menjadi sosok yang paling memungkinan untuk menjadi lawan tanding sepadan bagi Jokowi di 2019. Langkah-langkah populisnya dalam mengelola pemerintahan Jakarta menjadi batu loncatan untuk secara perlahan melambungkan elektabilitas dan popularitasnya.

Namun, JK-lah yang berani mengklaim bahwa dirinya "dalang" di balik pencalonan Anies di Pilgub DKI Jakarta, dengan menyodorkan nama eks Menteri Pendidikan itu ke Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto. JK juga yang memberikan pandangan khusus kepada Anies mengenai isu kontroversial reklamasi pantai utara Jakarta.

Sedangkan kedekatan JK dengan Budi Gunawan alias BG tercermin lewat penempatan bos intel itu pada jabatan Wakil Ketua Majelis Pakar Dewan Masjid Indonesia. JK sendiri yang mendudukkan dan melantik BG di Masjid Istiqlal pada Januari lalu. Menurut JK, arahan-arahan purnawirawan polisi bintang empat itu kepada DMI sangat dibutuhkan agar masjid tidak menjadi lahan subur baRMOL. Tidak ada yang menyangka kalau saat ini Wakil Presiden Jusuf Kalla memegang "kartu as" yang menentukan skenario di panggung Pilpres 2019.

Pandangan ini mulai mengemuka sejak JK, panggilan akrabnya, terang-terangan membangun komunikasi politik dengan dua tokoh penting dalam percaturan politik nasional.

Dua tokoh yang "digarap" JK adalah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Budi Gunawan.

Dukungan JK baru-baru ini kepada Joko Widodo untuk maju kembali dalam pemilihan presiden dianggap tidak seserius yang diucapkannya. Apalagi, level senioritas JK dalam perpolitikan nasional jauh lebih tinggi ketimbang Jokowi.

Perlu diingat, pernah muncul isu bahwa perkawinan JK dengan Jokowi pada 2014 tidak dibangun dengan harmonis. Bahkan, rekaman wawancara JK yang meramalkan "negara akan hancur jika dipimpin Jokowi" pernah beredar luas dan menjadi pergunjingan sebelum Pilpres empat tahun lalu. Jauh sebelumnya, JK tercatat sempat mengungkapkan ambisi menjadi presiden satu periode untuk memakmurkan Indonesia.

Isu politik yang menyeruak baru-baru ini mengindikasikan persaingan politik JK dengan Jokowi makin kental. Dan, JK memang lihai.

JK dikabarkan menjalin komunikasi politik yang cukup intens dengan Anies Baswedan jelang Pilpres tahun mendatang.

Sampai saat ini, Anies masih menjadi sosok yang paling memungkinan untuk menjadi lawan tanding sepadan bagi Jokowi di 2019. Langkah-langkah populisnya dalam mengelola pemerintahan Jakarta menjadi batu loncatan untuk secara perlahan melambungkan elektabilitas dan popularitasnya.

Namun, JK-lah yang berani mengklaim bahwa dirinya "dalang" di balik pencalonan Anies di Pilgub DKI Jakarta, dengan menyodorkan nama eks Menteri Pendidikan itu ke Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto. JK juga yang memberikan pandangan khusus kepada Anies mengenai isu kontroversial reklamasi pantai utara Jakarta.

Sedangkan kedekatan JK dengan Budi Gunawan alias BG tercermin lewat penempatan bos intel itu pada jabatan Wakil Ketua Majelis Pakar Dewan Masjid Indonesia. JK sendiri yang mendudukkan dan melantik BG di Masjid Istiqlal pada Januari lalu. Menurut JK, arahan-arahan purnawirawan polisi bintang empat itu kepada DMI sangat dibutuhkan agar masjid tidak menjadi lahan subur bagi radikalisme.

Kabarnya, Jokowi sangat tidak nyaman melihat kedekatan JK dengan Anies dan BG. Kaitannya dengan 2019, JK berpotensi menggandeng dua nama itu untuk memuluskan langkahnya jika berlaga di Pilpres. JK-BG atau JK-Anies?

Walaupun memutuskan untuk tidak maju lagi, JK akan percaya diri menyodorkan Anies dan BG sebagai calon pendamping Jokowi.

Sang incumbent sangat tidak nyaman dengan opsi-opsi tersebut.***

Sumber: RMOL (15/2/2018)

Related Posts:

  • Agenda Media Islam Untuk PalestinaAgenda Media Islam Untuk Palestina 10Berita – Sudah lebih satu tahun, pagelaran (International Conference of Islamic Media – ICIM) diselenggarakan di Jakarta. Hasil strategis yang dibahas adalah bagaimana pe… Read More
  • Di Balik Keistimewaan Air ZamzamDi Balik Keistimewaan Air Zamzam 10Berita – Seluruh kaum muslimin pasti mengenal apa itu air zamzam. Air zamzam memiliki nilai historis yang sangat kental dengan keberadaan Agama Islam dimulai ketika ibunda Nabi Ismai … Read More
  • Ibu, Calon Penakluk Zaman Ada di Tanganmu!Ibu, Calon Penakluk Zaman Ada di Tanganmu! Oleh: Cut Putri Cory 10Berita, "Ibuku sayang masih terus berjalan, walau tapak kaki penuh darah, penuh nanah," itulah kutipan syair Iwan Fals yang menyayat hati tentang pengorbana… Read More
  • Sejarah Gay dan Timbulnya Penyakit Laknat AIDSSejarah Gay dan Timbulnya Penyakit Laknat AIDS 10Berita – “Gay Related Immune Deficiency” (GRID) merupakan istilah awal dari penyakit laknat AIDS (Acquired Immuno Defeciency Syndrom). Istilah GRID pertama kali di terbitkan su… Read More
  • Wartawan Senior ungkap pertumbuhan spektakuler jumlah LGBT di IndonesiaWartawan Senior ungkap pertumbuhan spektakuler jumlah LGBT di Indonesia LGBT: Angka-angka, Gerakan, dan Proyeksi ke Depan By Asyari Usman 10Berita – Ada 3,000 pelajar di Batam yang menyukai sesama jenis. Pertanyaannya, … Read More