Mampukah Kita Beralasan Sibuk Ketika Allah Tanya di Akhirat Kelak?
10Berita, Mereka beralasan sibuk tidak punya waktu, tapi coba kita lihat keluarga dengan anak 10 mampu menghadirkan semua anak anaknya hafizh dan hafizhah, apa alasan sibuk?
Mereka beralasan tidak ada waktu untuk bisa shalat berjamaah ke mesjid, padahal badan sehat, lihat hamba Allah yang kakinya buntung , bertubuh cacat selalu rajin sholat berjamaah dimesjid, apa alasan sibuk?
Mereka beralasan tidak sempat baca alquran padahal matanya sehat, lihat hamba Allah yang buta dia rajin baca dan menghafal Alquran, apa alasan sibuk?
Mereka banyak alasan tidak bisa dakwah, tapi lihat hamba Allah yang ditengah aktivitas dan kesibukannya masih semangat dakwah dengan menebar ilmu yang bermanfaat buat saudaranya, apa alasan sibuk?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مِن حُسْنِ إسلام المرء تركه ما لا يَعنيه
Artinya: ”Salah satu tanda baiknya keIslaman seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no.2419 dan Ibnu Majah no.3976)
Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata: “Diantara tanda-tanda berpalingnya Allah dari seorang hamba adalah Allah menjadikan kesibukannya dalam perkara-perkara yang tidak berguna bagi dirinya.”
Sungguh lelah memang, ketika mengejar dunia. Ibarat mengejar matahari terbenam, tak akan pernah sampai. Semakin dikejar, akan semakin menjauh. Memberi dahaga dan ketidakpuasan yang berlipat ganda. Apalagi ketika dalam proses pengejaran tak ada tanggung jawab yang diselipkan. Semua serba yang penting “kena”. Entah itu sesuai dengan aturan kah? Entah itu akan merugikan orang lain kah? Semua itu tidak dipedulikan. Menutup mata dan apatis terhadap kemungkinan tersebut.
Berulang kali banyak ayat Alquran menyatakan dunia itu menipu, permainan, senda gurau, bahkan dunia terhina, ketika seorang muslim tidak mengambil manfaat buat kepentingan akhirat.
Merugilah manusia yang tertipu dan terlena dengan kenikmatanya sampai lupa sampe batas waktu ajal menjemput...mereka itu akan teriak celaka...!!!
Ironis memang, tapi apa mau dikata nasi sudah menjadi bubur, tak ada lagi kesempatan berulang menebus kesalahan dan beramal.
Allah Ta'ala, berfirman:
وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْأَاخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
"Dan kehidupan dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti?" (QS. Al-An'am 6: Ayat 32)
Benarlah, seperti syair yang berbunyi:
Begitu indah dunia Siapapun kan tergoda
Harta, pangkat, dan wanita Melemahkan jiwa
Tanpa iman dalam hati
Kita kan di kuasai, Setan nafsu dalam diri Musuh yang tersembunyi
Dunia begitu mempesona, menyihir mata, telinga, bahkan hati dan jiwa. Godaan harta, jabatan, juga rasa cinta, dapat menjatuhkan kita ke dalam jurang kebinasaan. Banyak yang mengejar harta, sampai lupa kepada Sang Pencipta. Tak sedikit yang mengejar jabatan, akhirnya masuk dalam perangkap setan. Dan, sudah tak terhitung, berapa jumlahnya orang yang binasa lantaran cinta yang berlebih terhadap manusia.
Semoga Allah Ta'ala masih menunda ajal kita untuk lebih giat beramal, melepaskan tali ikatan kesibukan dengan alasan dunia yang fana, terlepas dalam ikatan setan yang melenakan menghipnotis pikiran kita kepada dunia.
Wallahu a'lam
Abu Miqdam
Komunitas Akhlaq Mulia
Sumber : SI Online