OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 07 Februari 2018

Peristiwa Teror Orang Gila, Ingatkan Sejarah PKI

Peristiwa Teror Orang Gila, Ingatkan Sejarah PKI

10Berita , Bogor – Teror rencana pembunuhan terhadap para ulama yang terjadi akhir-akhir ini, bisa jadi merupakan skenario ulangan seperti yang pernah dilakukan oleh PKI sebelum terjadi makar keji, tragedi sadis gerakan 30 September 1965, lalu. Hal itu diutarakan oleh H.Willyuddin Abdul Rasyid Dhani, Wakil Ketua Dewan Syariah Kota Bogor.

Dia beranggapan karena, rejim penguasa yang saat ini sedang berkuasa, mungkin oleh “mereka” (anak cucu PKI dan simpatisan gerakan komunis gaya baru) yang bekerjasama dan didukung negara komunis aseng, dianggap memberi angin segar untuk melanjutkan gerakan perjuangan PKI.

“Saya melihat itu dalam rangka merebut kekuasaan dan ingin menjadi penguasa di NKRI yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Pancasila dan UUD 1945, setelah itu, mereka ingin merubah dasar dan haluan NKRI menjadi Negara Komunis Republik Indonesia,” ujarnya kepada Kiblat.net, via telekomunikasi, Selasa, (6/2/2018).

Wakil Ketua GNPF Ulama Bogor Raya itu juga menjelaskan sudah menjadi fakta sejarah, perjuangan makar mereka selalu digagalkan dan terganjal oleh militansi umat Islam dan para ulama-ulamanya. Mereka adalah orang-orang yang istiqomah dalam perjuangan membela bangsa dan membela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yg berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Pancasila dan UUD 1945 yang asli.

“Saya menduga partisan PKI sudah menyusup dalam segala lini institusi dan birokrasi pemerintah maupun swasta. Sebagian pelarian yang dimasa pasca G30 S PKI tahun 1965 juga belum tertangkap, mungkin banyak juga yg menyusup dalam segala profesi, menyusup masuk pesantren dan mungkin sudah ada yang jadi kyai atau ustadz,” analisisnya.

Ustadz Dhani menganalisa bahwa mereka saat ini merasa sudah kuat dan situasinya mendukung, sehingga mereka ingin kembali merebut kekuasan untuk menguasai bangsa Indonesia. Penguasaan itu melalui parlemen dan kekuasaan pemerintahan, yang prosesi systemnya melalui pilkada, pemilu legislatif dan pilpres di tahun 2018 ini dan tahun 2019 yang akan datang.

“Lalu agar gerakan mereka mulus, mereka menteror umat Islam dan ulama-ulamanya yang lurus, anti penjajahan dan anti PKI. Teror itu dengan ancaman-ancaman seperti yang sudah mulai mereka jalankan dengan mengirimkan pembunuh bayaran yang pura-pura gila, agar nanti tidak diproses oleh aparat kepolisian,” ungkapnya.

Dia menegaskan skenario keji seperti ini harus disadari oleh seluruh umat Islam, para ulama dan rakyat Indonesia. Sehingga mereka (partisan PKI) tidak merajalela menghancurkan masa depan dan kejayaan bangsa Indonesia dengan menyusup mejadi aparat pemerintah dan ingin menjadi penguasa.

Namun himbaunya, umat tidak boleh lengah, bahwa skenario tersebut mungkin saja sebagai bagian dari strategi mengalihkan perhatian kita sebagai muslim dan warga bangsa pejuang yang selalu rela syahid. Berjuang untuk membela dan menyelamatkan bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darahnya, dari gerakan mereka untuk menjadi penguasa, untuk menguasai aset-aset dan sumber daya bangsa Indonesia.

“Penguasaan itu melalui penjajahan dan penjarahan ekonomi yang sedang dan terus mereka lancarkan melalui proyek-proyek yang dikerjakan oleh dan bekerjasama dengan pemerintah resmi bangsa ini,” pungkasnya.

 Sumber : Kiblat.