OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 08 Februari 2018

PKI itu Hidup Dalam Wujud Lain

PKI itu Hidup Dalam Wujud Lain


oleh: Zainra Saifurrahman (Aktivis Mujahid 212)

10Berita, Indonesia ini, telah merekam sangat jelas kejinya Komunis. Sehingga apa pun produk Komunis, labelnya Komunis yang telah dicap haram, maka tak mungkin para komplotannya itu hadir dan muncul kembali dengan logo Komunis.

Maka Komunis pun kini bisa jadi hadir berwajah humanis, meskipun sisi sadis darinya tak bisa lenyap. Ya, mereka bisa jadi hadirkan tokoh-tokoh manis, yang sesungguhnya berwatak komunis. Bisa jadi mereka hadir dengan label kerakyatan, persis apa yang pernah dibawa PKI tempo silam. Label merakyat.

Lihatlah, betapa PKI membawa suara atas nama rakyat, meskipun di satu sisi, mereka telah menyiapkan pasukan “militer” baik sipil maupun berseragam. Mereka kemudian di masa lalu, menjauhkan rakyat dengan ulama, tatkala ulama telah mengetahui kebusukan PKI ini. Alhasil, mereka kerahkan segala cara untuk menghabisi ulama, termasuk mengkriminalisasi aktivis dan pergerakan islam. Kita bisa melihat, bagaimana PKI menghasut ormas islam lainnya, untuk membubarkan PII, HMI dan Syarikat Islam di masa lalu.

Rakyat terpancing emosi, PKI yang masa lalu berteriak sebagai penjaga Pancasila, coba mengelabui rezim dan militer kala itu, untuk bisa memangkas dan memukul kekuatan islam. Berhasil! Tapi, militer khususnya Angkatan Darat, kala itu tak sepenuhnya berpihak. Angkatan Darat melalui para jendralnya adalah penghalang terbesar PKI. Maka, mereka mencoba pula untuk menikam para jendral tersebut.

Wajah Komunis di Indonesia bisa jadi telah berubah. Lebih Klimis dan manis, tapi jiwa sadis dan bengis mereka tak bisa berubah. Cara-cara yang sukses di masa lalu, bisa jadi diadaptasi dengan sedikit perbedaan dan gaya yang lebih humanis.

Memang, sekali lagi Komunis telah dikubur hidup-hidup dengan TAP MPRS. Tapi, ruhnya bisa masuk ke jasad lainnya dan mendeklarasikan diri sebagai gerakan kerakyatan. Mereka menghimpun sejumlah orang, ormas, parpol untuk bisa bareng mereka mewujudkan “pancasila” menurut mereka.

Mereka pun, berupaya mengadu domba ormas satu dan lainnya, dan bisa jadi ada komunis berwajah ulama dihadirkan. Seperti SI berwajah merah tempo silam. Maka, mewaspadai Komunis gaya baru itu perlu berhati-hati. Tentu, untuk menguatkan benteng itu, bagi seorang muslim adalah mengembalikan semuanya kepada Al-Quran dan As-sunnah, agar standar kebenaran tak berubah, agar keadilan tetap bisa ditegakkan.

Sumber : Dakwah media