Ulama Yang Menjual Akidah Demi Sekerat Roti
10Berita, Salah satu fitnah yang marak di akhir zaman adalah beredarnya orang-orang bodoh yang didaku sebagai ulama’. Mereka diagungkan dan dirujuk hanya karena kepintarannya berorasi atau retorika. Mereka dipuja-puji karena sering diundang mengisi pengajian di berbagai lokasi.
Padahal, ulama’ sejati tidak hanya cukup dengan itu. Ulama’ sejati atau ulama akhirat ialah mereka yang amat besar rasa takutnya kepada Allah Ta’ala dan bersungguh-sungguh mengamalkan seluruh ajaran Islam di dalam diri, keluarga, dan masyarakatnya.
Dr ‘Abdullah ‘Azzam dalam Tarbiyah Jihadiyah menyebutkan, ada ulama’-ulama’ yang berperan mengaburkan pemahaman umat. Mereka menerbitkan fatwa hanya karena harta dan takut dengan rezim penguasa.
Ketika Sayyid Quthb hendak dieksekusi gantung oleh rezim penguasa zalim, didatangkanlah seorang laki-laki yang terkenal dengan keulama’-annya. Laki-laki ini ditugaskan untuk membimbing pihak tereksekusi dalam mengucapkan kalimat thayyibah di akhir hayatnya.
“Sayyid Quthb?” tanya si laki-laki yang disebut ulama’ itu.
“Iya.” tegas Sayyid Quthb.
“Bacalah Asyhadu an-laa ilaha illallaah,” tutur si laki-laki.
“Sampai Tuan juga turut campur? Tuan datang untuk melengkapi sandiwara ini?” tanya Sayyid Quthb dengan nada sinis.
“Ketahuilah, wahai Tuan,” lanjut sosok pemikir Muslim yang menulis Tafsir Fi Zhilalil Qur’an ini, “kami dihukum karena kami mengucapkan (memperjuangkan) Laa ilaha illallaah, sedangkan Tuan-tuan makan roti dengan menjual Laa ilaha illallah.”
Kejadian-kejadian seperti ini akan senantiasa ada sampai akhir zaman. Kita pun mendapatinya akhir-akhir ini. Ada orang-orang yang aktif di organisasi masa Islam, bahkan menjadi pemimpin tingkat Nasional, tapi sikapnya bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam yang mulia.
Ada sosok-sosok yang disebut sebagai santri dan namanya pun islami, tapi berani menghina ulama’ demi membela orang kafir yang menghinakan al-Qur’an dan agama Islam.
Ada pula sosok yang bergelar professor, guru besar. Tulisan dan bicaranya banyak dirujuk. Mantan ketua umum salah satu ormas terbesar Islam negeri ini. Namun, ia bersikap ambigu dalam membela Islam. Ia tanpa rasa bersalah memuja-muji orang-orang yang nyata-nyata menghina Islam, al-Qur’an, ulama’, dan kaum Muslimin.
Berhati-hatilah. Kenalilah dengan baik orang-orang yang di-ulama’-kan di sekitar kita. Lihat pemahaman dan pengajarannya. Amati kehidupan sehari-harinya. Jangan sampai kita mengikuti, padahal ia termasuk ulama’ yang menjual Islam demi sekerat roti untuk menghilangkan lapar di perutnya. Na’udzubillah.
Wallahu a’lam. []
Sumber :eramuslim