OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 16 Maret 2018

Diam-diam Arab Saudi Lakukan Ini dengan Pemberontak Syiah Houthi

Diam-diam Arab Saudi Lakukan Ini dengan Pemberontak Syiah Houthi

10Berita, YAMAN – Pejabat Saudi dan pemberontak Syiah Houthi telah mengadakan pembicaraan rahasia selama berbulan-bulan untuk mengakhiri perang tiga tahun yang menghancurkan Yaman, menurut sebuah laporan berita.

Pihak-pihak yang bertikai tersebut membahas cara-cara untuk menghentikan konflik yang telah menyebabkan 22 juta warga Yaman sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan, kata para diplomat dan pejabat Yaman kepada kantor berita Reuters, Kamis (15/3/2018).

Perang telah menewaskan sekitar 10.000 orang, menyebabkan jutaan orang menghadapi kelaparan, dan memunculkan wabah penyakit.

Sumber yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan bahwa juru bicara Houth,i Mohammed Abdul Salam, telah bertemu dengan pejabat Saudi di Negara tetangga, Oman.

“Ada konsultasi antara pemberontak Houthi dan Saudi, tanpa perwakilan pemerintah yang diakui secara internasional, dan jelas bahwa Houthi dan koalisi memiliki keinginan untuk mencapai kesepakatan komprehensif,” kata seorang diplomat seperti dikutip.

Resolusi konflik akan dimulai dengan sebuah gencatan senjata yang akan menghentikan pertempuran dan memungkinkan negosiasi kesepakatan damai definitif yang menjelaskan kepentingan kedua belah pihak, kata beberapa sumber.

Para diplomat mengatakan kepada Reutersbahwa pembicaraan tersebut telah berlangsung selama dua bulan. Perundingan tersebut mengikuti upaya mediasi sebelumnya antara pemerintah Yaman dan Houthi yang diadakan di Kuwait pada tahun 2016.

Kedua belah pihak belum mengomentari laporan berita tersebut.

Arab Saudi, yang memimpin sebuah koalisi militer melawan para pemberontak Syiah Houthi, meluncurkan intervensi di Yaman untuk mengembalikan pemerintahan Presiden Abu-Rabbu Mansour Hadi yang diakui secara internasional.

Serangan udara koalisi gagal membawa perubahan nyata pada medan pertempuran dimana Houthi terus mengendalikan ibukota, Sanaa, dan sebagian besar Yaman utara.

Ribuan serangan udara yang dipimpin Saudi telah membunuh ratusan warga sipil Yaman. Pasukan koalisi telah membuat kenaikan teritorial sederhana, namun tampaknya jauh dari merebut kembali ibukota dari pejuang berpengalaman.

Tanpa kemenangan, dan ketika perang mendorong negara tersebut menuju kelaparan, pejabat Saudi – termasuk Pangeran Mahkota dan Menteri Pertahanan Mohammed bin Salman – telah menyatakan keinginannya untuk mengakhiri konflik tersebut.

Dewan Keamanan PBB mengatakan pada hari Kamis bahwa 22,2 juta orang – dari 27,5 juta penduduk Yaman – membutuhkan bantuan kemanusiaan, meningkat 3,4 juta dibandingkan tahun lalu.

Dewan tersebut menyatakan keprihatinannya atas serangan tanpa pandang bulu terhadap daerah berpenduduk padat yang menyebabkan tingginya korban sipil dan kerusakan yang signifikan pada infrastruktur sipil.

“Dewan Keamanan mengungkapkan keprihatinannya yang besar atas terus memburuknya situasi kemanusiaan di Yaman, dan dampak kemanusiaan yang menghancurkan akibat konflik terhadap warga sipil,” katanya dalam sebuah pernyataan.

DK PBB meminta semua pihak untuk “menghormati dan melindungi sekolah, serta fasilitas dan personil medis.”

Dewan ini juga mengecam penggunaan sekolah sebagai depot senjata oleh pemberontak Houthi dan mengutuk “dengan kalimat yang paling tegas” dalam serangan rudal balistik oleh Houthi di Riyadh pada bulan November dan Desember 2017.

Sumber :Jurnal Islam