OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 25 Maret 2018

Gula dan Minyak Sayur Komoditas Tersohor Dunia Islam

Gula dan Minyak Sayur Komoditas Tersohor Dunia Islam

Keduanya merupakan komoditas ekspor

10Berita , JAKARTA — Gula merupakan salah satu komoditas pertanian yang paling tersohor kala itu. Penanaman tebu diperkenalkan ke Persia segera setelah Islam menaklukkan wilayah itu.

Sejak itu, perkebunan tebu dan industri gula menyebar ke selurh daerah Islam di Laut Tengah. Gula pun kemudian menjadi bahan makanan dan obat-obatan di seluruh dunia Muslim. Gul adalah satu-satunya bahan makanan yang membuatnya membutuhkan proses kimia.

Industri gula mulai berkembang pesat seiring dibangunnya penyulingan gula oleh para sarjana Muslim. Menurut catatan sejarah, pabrik penyulingan gula sudah mulai berkembang di Pakistan, Afghanistan, dan Iran sejak abad ke-9 M. Pabrik penyulingan gula pertama dalam peradaban Islam itu digerakkan energi yang berasal dari kincir air dan kincir angin.

Minyak Sayur

Minyak sayur selalu menjadi bagian penting dalam masakan orang Islam. Peradaban Islam mampu mengolah dan membuat aneka jenis minyak, seperti  minyak zaitun, minyak wijen, biji kapas, bunga madat, dan bahan-bahan sejenis. Bahkan, ada pula jenis minyak biji rami dan minyak daun jarak (kastroli) untuk keperluan industri.

Di antara semua jenis minyak itu, yang paling berharga adalah minyak zaitun. Itulah mengapa pohon zaitun sangat dihargai dalam kebudayaan Islam, bahkan Alquran sekalipun. Itu karena pohon ini memiliki umur panjang dan nilai buahnya sangat tinggi. Pohon ini banyak ditemukan di negeri-negeri Laut Tengah dan wilayah Islam. Suriah serta Tunisia dikenal sebagai produsen minyak zaitun.

Geografer Muslim, Al-Muqadassi, menyebutkan, Suriah merupakan produsen minyak zaitun yang paling tersohor, bahkan hingga diekspor ke Mesir. "Di Banunash terdapat tak kurang 360 tempat pemerasan biji zaitun," ujarnya. 

Sedangkan, wijen merupakan tanaman musim panas dan minyak shiraj atau sijih. Penggunaan minyak ini menyebar luas di tempat-tempat yang tidak memproduksi minyak zaitun.

Sumber :Republika.co.id 

Related Posts:

  • MUI Ajak Umat Islam Keluar dari Zona Nyaman MUI Ajak Umat Islam Keluar dari Zona Nyaman Keluar dari zona nyaman membuat perubahan dalam hidup 10Berita,  JAKARTA -- Anggota Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhammad Hidayat mengajak u… Read More
  • Kencing Unta, Bantahan untuk FreudKencing Unta, Bantahan untuk Freud 10Berita —Maraknya pro kontra masyarakat terkait hukum air kencing unta menunjukkan rendahnya adab masyarakat dalam memahami hadits nabi. “Kepada hadits Nabi kita harus punya ad… Read More
  • Mengapa Seni Unta Begitu Melakat di Hati Orang Arab? Mengapa Seni Unta Begitu Melakat di Hati Orang Arab? 10Berita , RIYADH: Bila Anda memiliki unta di tangan, siapa yang butuh kanvas? Dan bila Anda memiliki sepasang gunting tajam, siapa yang butuh kuas? Seniman Tilouk Tai tel… Read More
  • Sibuk Dalam Ketaatan, Meraih KemenanganSibuk Dalam Ketaatan, Meraih Kemenangan Oleh: Resti Lestari 10Berita, Setiap manusia memiliki potensi yang berbeda dengan makhluk lainnya, yaitu akal yang harus dikembangkan. akal akan terpenuhi jika pertanyaan yang ada dala… Read More
  • LGBT Bukan Fitrah, Tapi Penyimpangan Perilaku LGBT Bukan Fitrah, Tapi Penyimpangan Perilaku Oleh: Imam Irfa'i (Alumni Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Palembang, Bekerja Sebai Penyuluh Agama Islam Kemenag Muba) 10Berita, Al-Quran diturunkan kepada manusia sebagai pedo… Read More