Hanya Usung Satu Nama, Elektabilitas Demokrat Dipertaruhkan
10Berita, JAKARTA - Partai Demokrat menjadi salah satu nama besar di perpolitikan Tanah Air. Sejak berdiri di 9 September 2001, nama Partai Demokrat melesat bersama dengan nama besar Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang berhasil menjadi Presiden RI untuk dua periode.
Pada tahun 2014 lalu, Demokrat menggelar konvensi yang akhirnya memunculkan nama Dahlan Iskan, menyingkirkan beberapa nama dari internal maupun eksternal. Namun sayang akibat anjloknya perolehan suara partai kala itu, nama Dahlan Iskan batal masuk dalam bursa Capres Partai Demokrat.
Pengamat Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan Demokrat merupakan partai petahana di ajang perpolitikan Indonesia. Artinya 10 tahun berhasil membawa SBY menjadi Presiden RI.
“Di tahun 2014 (Demokrat) tidak jeblok-jeblok banget, ada di peringkat 4 sekitar 6% suara. Jika hanya mengusung satu calon akan merugikan Demokrat. Sebaiknya ada lebih dari satu calon,” ujarnya ditanya soal Rapimnas Partai Demokrat jika mengusung satu nama dalam pencapresan pada Pemilu 2019 di Jakarta, Jumat (9/3/2018).
Lebih jauh, Hendri memberikan alasannya jika mengusung lebih dari satu calon akan memudahkan partai lain berkoalisi dengan Demokrat. Ada kombinasi yang lebih leluasa dibanding dengan satu nama. Selain itu, dengan lebih satu nama akan memudahkan Demokrat menentukan, akan berada di pihak mana nantinya.
“Apakah satu poros dengan Jokowi, atau satu poros dengan Gerindra atau membuat poros baru. Jika hanya disodorkan satu nama kemungkinan besar agak sulit memainkan kombinasi politik dan rugi juga buat Demokrat. Karena sebetulnya, Demokrat ini punya nama-nama yang menurut saya punya potensi yang bisa diusung untuk di 2019,” tegasnya.
Ketika disinggung siapa saja nama yang potensial untuk diusung di Rapimnas Demokrat, Hendri menyebut nama Chairul Tanjung dan Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi. Menurutnya, dua nama itu potensial selain Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“Jadi kalau Demokrat ingin mengusung misalnya AHY, CT dan TGB menurut saya akan lebih leluasa. TGB misalnya, terkenal dan dikenal sebagai pemimpin umat dan berpengalaman di NTB. Begitu juga dengan CT, dikenal sebagai pengusaha dan memiliki toleransi tinggi.
"Kalau mau bermanuver sedikit, bisa juga menghadirkan Pak Karwo. Walaupun elektabilitas Pak Karwo paling kecil, tetapi sebagai gubernur salah satu provinsi terbesar di Indonesia menurut saya layak juga diajukan,” paparnya.
Terkait dengan elektabilitas, Hendri memperhitungkan masih cukup lama untuk penetapan calon. Dimana penetapan calon sampai dengan bulan Agustus. Dengan banyak nama bisa memberikan keleluasaan Demokrat untuk melakukan manuver yang akan berimbas pada meningkatnya elektabilitas.
“Kalau lebih dari satu nama Demokrat, akan memiliki keleluasaan mengajukan nama-nama tokoh yang memiliki kompetensi dan kapabilitas tinggi. Karena kalau misalnya hanya satu nama, kemudian terjadi penolakan di publik, akibatnya akan mengalami terjun bebas. Tetapi kalau ada beberapa nama, masih ada yang menjaga. Ada alternatif dipilih oleh masyarakat,” terangnya.
(kri)
Sumber : SINDOnews