OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 18 Maret 2018

Mengenal Tuan Guru Bajang, Sosok Ulama yang Akan Menjadi Pemimpin Indonesia

Mengenal Tuan Guru Bajang, Sosok Ulama yang Akan Menjadi Pemimpin Indonesia


10Berita – Menjabat Gubernur Nusa Tenggara Barat dua periode, Tuan Guru Zainul Majdi masuk bursa calon wakil presiden (Cawapres) Pemilu 2019. Bahkan dalam survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI), persentase perolehan suara pria yang aktif di media sosial tersebut mengalahkan Presiden PKS Sohibul Iman dan Ketum PPP Romahurmuzy.

Dalam survei LSI, persentase suara sosok yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) meraup suara sebesar 2,2 persen. Sementara Sohibul 1,9 persen dan Romahurmuzy 1,1 persen. Di peringkat pertama ada Ketum PKB Muhaimin Iskandar dengan persentase 14,9, di urutan kedua atau di atasnya Zainul Majdi ada Ketum PAN Zulkifli Hasan dengan 3,8 persen.

Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan jumlah responden awal sebesar 1.200. Survei dilakukan sejak 20 hingga 31 Desember 2017. Teknik survei melalui wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner, dengan tingkat kesalahan kurang lebih 2,8 persen.

TGB Zainul Majdi seorang gubernur yang hafal Alquran. Kemampuannya tersebut dapat saat menjadi santri di salah satu pondok pesantren di Lombok Timur. Dia mampu menghafal Alquran dalam kurun waktu satu tahun.

Rekam jejak pendidikan ulama kharismatik ini juga luar biasa. Dia menamatkan pendidikan S1 hingga S3 di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir

Dia berangkat ke Kairo tahun 1992. Mengambil jurusan Tafsir dan Ilmu-Ilmu Alquran Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar Kairo dan lulus meraih gelar Lc. Tahun 1996, kemudian melanjutkan meraih Master of Art (M.A.) dengan predikat very good.

Setelah menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 di Al-Azhar selama 10 tahun, TGB Zainul Majdi melanjutkan program S3 di universitas dan jurusan yang sama. Dia berhasil meraih gelar Doktor dengan predikat Summa Cumlaude pada 8 Januari 2011.

Selama menjabat gubernur NTB dua periode, Zainul Majdi memiliki sedugang penghargaan. Setiap tahun dia selau mendapat penghargaan. Di tahun awal kepemimpinannya, dia Penghargaan Ksatria Bhakti Husada dari Presiden dan Investment Award dari Wakil Presiden. Hingga kini, sudah puluhan penghargaan yang dia dapat.

Zainul Majdi menilai, aspirasi dan harapan masyarakat yang menginginkannya maju di Pilres merupakan sebuah kehormatan dan bentuk kepercayaan yang diberikan kepadanya.

“Ada harapan dari elemen masyarakat, dari kelompok, berarti ada kepercayaan, bagi saya pribadi, itu adalah kehormatan,” katanya usai mengisi kuliah umum di ITB, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Jumat kemarin.

Disinggung mengenai kesiapannya untuk memenuhi aspirasi tersebut, dirinya menilai, sebagai anak bangsa tidak boleh mengatakan tidak siap untuk menjalankan pengabdian.

“Saya rasa anak bangsa tidak boleh mengatakan tidak siap dimanapun ia mengabdi. Di struktural, kultural, pemerintahan, di luar pemerintahan semua ruang pengabdian yang memungkinkan, ya harus siap,” terangnya.

Namun, terkait rencana untuk merealisasikannya aspirasi itu ada proses yang harus ditempuh. Sampai saat ini pun dia mengaku belum ada komunikasi lanjutan dengan partai Demokrat.

“Belum (Ada komunikasi dengan partai),” ucapnya.

Memang tak mudah bagi Zainul Majdi, sebagai kader Partai Demokrat, setidaknya dia harus bersaing dengan Agus Harimukti Yudhoyono (AHY) yang juga digadang oleh Demokrat di bursa Cawapres. (mdk)

Sumber : Eramuslim