OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 23 Maret 2018

Menguak Firaun yang Ditenggelamkan

Menguak Firaun yang Ditenggelamkan

Jasadnya diawetkan dan dapat ditemui hingga kini.

10Berita , JAKARTA -- Kisah Firaun dan kekejamannya terhadap Bani Israil meninggalkan hikmah yang besar bagi umat Islam. Akibat kesombongan Firaun yang mengaku sebagai tuhan, dia pun dilaknat Allah SWT. Ia tewas di Laut Merah bersama tentaranya saat mengejar Nabi Musa AS. Dan, jenazahnya kemudian diselamatkan oleh Allah SWT. Jasadnya diawetkan dan dapat ditemui hingga kini (QS Yunus: 92).

Dalam riwayat, ketika Firaun ditenggelamkan di Laut Merah dan akhirnya tewas, jasadnya diselamatkan oleh Allah. Menurut beberapa keterangan, setelah tenggelam, mayatnya terdampar di pantai dan ditemukan oleh orang-orang Mesir untuk diawetkan (dibalsem) hingga utuh seperti sekarang dan dapat dilihat di museum Mesir.

Siapakah Raja Firaun yang mengaku dirinya sebagai tuhan tersebut? Seperti diketahui, Firaun adalah gelar bagi raja-raja Mesir purbakala. Menurut sejarah, Firaun di masa Nabi Musa adalah Minephtah (1232-1224 SM), putra dari Ramses II.

Seperti yang banyak diceritakan, raja yang memusuhi Nabi Musa AS itu adalah Ramses II, bukan Minephtah. Namun, setelah diselidiki, Ramses II justru merupakan seorang raja yang baik. Ia memerintahkan rakyatnya untuk selalu berbuat adil. Ia memerintah selama 68 tahun pada 1304-1237 SM. Sedangkan, anaknya, Minephtah, dikenal sebagai raja yang sangat kejam. Dialah yang menentang Nabi Musa dan mengaku sebagai tuhan.

Setelah sekian ribu tahun terkubur, akhirnya mumi Firaun Minephtah ditemukan pada tahun 1898 M oleh Loret di Thebes di Lembah Raja-raja (Wadi al Muluk). Dr Maurice Bucaille, seorang peneliti, bersama anngota tim berhasil mengungkapkan penyebab kematian Firaun Minepthah dan pengawetannya. Menurut Bukay, dalam sebuah penelitian medis yang dilakukan dengan mengambil sampel organ tertentu dari jasad mumi yang ditemukan, pada tahun 1975, melalui bantuan Prof Michfl Durigon dan pemeriksaan yang detail dengan menggunakan mikroskop, bagian terkecil dalam organ itu masih dalam kondisi terpelihara secara sempurna. Ini menunjukkan bahwa keterpeliharaan secara sempurna itu tidak mungkin terjadi andaikata jasad tersebut sempat tinggal beberapa lama dalam air atau berada lama di luar air sebelum terjadi proses pengawetan pertama.

Dr Bucaille menyebutkan, dirinya bersama tim telah melakukan banyak penelitian, di antaranya untuk mengetahui dugaan sebab kematian Firaun. Penelitian yang dilakukannya berjalan legal karena dibantu Direktur Laboratorium Satelit di Paris, Ceccaldi, dan Prof Durigan. Objek penelitian dititikberatkan pada salah satu orang di tengkorak kepala.

Mengenai hasilnya, Dr Bukay mengungkapkan, ''Dari situ, diketahui bahwa semua penelitian itu sesuai dengan kisah-kisah yang terdapat dalam kitab-kitab suci yang menyiratkan bahwa Firaun tewas ketika digulung gelombang.''

Bucaille menambahkan, betapa Alquran sangat detail dalam menjelaskan sesuatu, termasuk cerita dan proses pengawetan Firaun. Hal ini tidak disebutkan dalam kitab lainnya.

Bucaille mengatakan, ''Di zaman di mana Alquran sampai kepada manusia melalui Muhammad SAW, jasad-jasad para Firaun yang diragukan orang di zaman kontemporer ini, apakah benar atau tidak, ada kaitannya dengan saat keluarnya Musa yang sudah lama terpendam di pekuburan Lembah Raja di Thoba di pinggir lain dari sungai Nil di depan Kota al-Aqshar saat ini. Pada masa Nabi Muhammad SAW, segala sesuatu mengenai hal ini masih kabur. Jasad-jasad tersebut belum terungkap, kecuali pada pengujung abad ke-19.''

Sementara itu, dalam kitab Taurat, dijelaskan bahwa jasad Firaun ditelan laut dan tidak memberikan perincian mengenai apa yang terjadi terhadapnya setelah itu.

Karena kisah dan kesesuaian bukti yang diungkapkan ini pula, akhirnya Dr Bucaille memilih dan memeluk agama Islam. Maurice Bucaille adalah seorang dokter ahli bedah terkemuka di dunia yang berasal dari Prancis.

Pada suatu malam, hasil penelitiannya menyebutkan terdapat bekas garam yang menempel pada mayat mumi sehingga dapat ia jadikan sebuah bukti yang nyata bahwa Firaun mati karena tenggelam dan mayatnya dapat di selamatkan, kemudian diawetkan pada saat kejadian.

Dari hasil penelitiannya, timbul beberapa pertanyaan mengenai bagaimana mayat Firaun dapat diselamatkan dan anggota tubuhnya masih tetap utuh, sedangkan kondisi mayat-mayat yang lainnya setelah diawetkan tidak seperti dirinya? Setelah melalui penelitian dan perbincangan, ia mencari penjelasan dalam Alquran dan menemukan jawabannya.

Sumber : Republika.co.id

Related Posts:

  • Surat Al-Fatihah sebagai Bacaan Ruqyah Surat Al-Fatihah sebagai Bacaan Ruqyah عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّ نَاسًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانُوا فى سَفَرٍ فَمَرُّوا بِحَىٍّ مِنْ أَحْيَاءِ الْعَرَبِ فَاسْتَضَافُوهُمْ فَل… Read More
  • Khalifah, kenapa Kau Padamkan Lampu Itu? Khalifah, kenapa Kau Padamkan Lampu Itu? 10Berita, KHALIFAH Umar bin Abdul Aziz adalah pemimpin yang sangat baik wara’, zuhud, bersih dan peduli pada umat. Umar bin Abdul Aziz menjadi kholifah hanya dua tahun lebih. Tet… Read More
  • Terpercik Keberkahan Hujan Terpercik Keberkahan Hujan 10Berita  ANAS bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, ”Kami pernah kehujanan bersama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyingkap… Read More
  • Kapan Putuskan untuk Bersikap Netral atau harus Berpihak? Kapan Putuskan untuk Bersikap Netral atau harus Berpihak? Oleh: Newisha Alifa newishaalifa@gmail.com 10Berita  JAWABANNYA satu: pilihan kita sendiri. Mana kebenaran yang harus dibela, dan atau mana … Read More
  • Inilah Ciri Wanita Sholehah, Kamu Akan Memperoleh Kebahagiaan Jika Mendapatkannya Inilah Ciri Wanita Sholehah, Kamu Akan Memperoleh Kebahagiaan Jika Mendapatkannya Referensi pihak ketiga 10Berita, Perhiasan yang paling indah adalah seorang wanita sholehah, mungkin itu kata-kata yan… Read More