Nah Loh… Yang Hobi Teriak Toleran Pada Kemana saat Kasus Masjid Papua?
10Berita, Sikap Persekutuan Gereja-gereja di Kabupaten Jayapura (PGGJ) yang mempersoalkan pembangunan Masjid Al Aqsha di Sentani, Papua masih terus jadi pembicaraan hangat para netizen.
Pro Kontra masyarakat netizen menjadi liar karena menyangkut hal yang sensitif. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap masalah pembongkaran menara Masjid Al-Aqsha di Sentani segera diselesaikan dengan musyawarah.
“Selesaikan dengan musyawarah. Kami mendukung penuh langkah-langkah pemuka agama, tokoh masyarakat, dan Pemda yang akan melakukan musyawarah antar mereka,” ujar Lukman di Jakarta.
Menteri asal Partai Persatuan Pembangunan itu mengingatkan regulasi sebagai hukum positif dan hukum adat beserta nilai-nilai lokal agar menjadi acuan bersama.
“Saya minta Kakanwil dan Kakankemenag proaktif dan terus melaporkan progress penyelesaian masalah di sana,” tuturnya.
Sebelumnya, PGGJ menuntut pembangunan menara Masjid Al-Aqsha Sentani dibongkar. PGGJ meminta agar tinggi gedung masjid diturunkan sehingga sejajar dengan tinggi bangunan gedung gereja di sekitarnya.
Warganet dengan akun Supriatna Pribadi @supriatna_priba mendukung pemerintah. “Hendaknya musyawarah terkait pembangunan Masjid Al Aqsha di Jayapura dilakukan dengan damai, jangan sampai terprovokasi,” ujarnya.
Senada, akun @arwidodo juga mendukung penyelesaian dengan cara-cara damai. “Semestinya kasus pelarangan pembangunan Masjid di Papua tidak perlu terjadi. Mengingat selama ini antara Umat Islam dan Kristen telah terjalin hubungan toleransi yang baik.”
“Sudahlah. Cukup berbeda kelamin aja yang membuat kita tegang, berbeda agama, suku dan ras, jangan.!” ujar @BekasKantor.
Namun, ada juga netizen yang menganggap sikap pemerintah tidak tegas. Fathor Rohman @FathorR86635244 mempertanyakan sikap banser yang tidak membela.
“Soal menara masjid Al Aqsha yang dituntut untuk dibongkar bagaimana sikap banser, sebagai wujud bela agama dan keutuhan bangsa,” katanya.
Bahkan, akun arabyan @kaysi_khitaro menyindir sikap pihak yang teriak intoleransi kepada umat Islam tetapi diam ketika menyerang Islam. “Yang teriak-teriak paling toleransi mendadak bungkam,” sindirnya.
Sama dengan @maspiyuuu yang mengatakan persekutuan Gereja di Papua tuntut bongkar menara sasjid, Menag Berharap Diselesaikan Lewat Musyawarah Gak ada cap intoleransi? radikal?
Akun Haszbullah @haszbullah bilang di Papua masjid minta dibongkar. Di Lembata NTT madrasah disuruh bongkar!! Anak anak muslim di lokasi setempat “terpaksa” sekolah di Sekolah Dasar Katolik.
Lalu @pakealul303 mengatakan percayalah Gusti Allah mboten sare. Jelas sudah siapa mereka yang selama ini berteriak-teriak mengatakan umat Islam intoleran.
Akun SaveNKRI_SaveUlama @ahfau1 menuturkan mentang-mentang mereka mayoritas di Papua, terus mau memaksakan kehendak. Okelah. Ingat Muslim mayoritas di NKRI berarti boleh dong “paksakan” penetapan syariat Islam di NKRI.
Terakhir, akun Rezimhobihutang @ utangmeroket mengaku aneh dengan pelarangan pembangunan masjid yang tidak boleh lebih tinggi dari gereja.
“Aheh kan, ada pelarangan pembangunan menara masjid, tidak boleh lebih tinggi dari bangunan gereja yang ada di sekitarnya.! Apa masalahnya? Ini tindakan teror! apa urusannya mengatur-ngatur tempat ibadah orang lain! Bikin aja gereja sendiri yang lebih tinggi,” tandasnya.
Menteri Lukman mendukung rencana tokoh agama menggelar dialog yang produktif dengan para tokoh agama dan masyarakat mengenai masalah pembangunan masjid. Lukman menginginkan masing-masing pihak mengedepankan sikap saling menghormati dan menghargai, serta tidak memaksakan kehendak dan pandangan masing-masing.
Sumber : moslemcommunity.net