Pahlawan Nasional Indonesia yang Paling Berpengaruh.
10Berita – Pahlawan Nasional – Bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan pada tanggal 10 November pada tiap tahunnya. Sayangnya banyak anak Zaman Now yang tidak tahu sosok-sosok pimpinan gerakan perjuangan demi kemerdekaan bangsa, dimana berkat mereka akhirnya kemerdekaan indonesia dapat diraih meskipun harus mengorbankan keringat dan darah.
Pahlawan Nasional adalah gelar yang disematkan kepada seorang warga Negara Indonesia yang telah berjuang melawan penjajahan di wilayah yang saat ini menjadi wilayah Indonesia yang gugur demi membela bangsa dan Negara.
Pahlawan Nasional adalah orang-orang yang sangat berjasa atas kemerdekaan Indonesia dari segala bentuk penjajahan. Mereka yang sudah berjuang dengan sangat berani dan gigih merebut kemerdekaan Indonesia. Cerita kepahlawanan ini harus kita kenang. Oleh karenanya Mari simak kisah beberapa pahlwan pahlawan nasional, ada beberapa yang berasal dari Pondok Pesantren.
Para pahlawan nasional Indonesia Banyak yang pernah duduk di bangku pendidikan. Walaupun mereka hidup serba sulit dengan berbagai macam tekanan dan ancaman penjajahan, tapi tetap mereka semangat untuk terus menuntut ilmu. Bahkan diantara pahlawan nasional Indonesia terdapat beberapa yang berasal dai kalangan pondok pesantren.
Para Pahlawan Nasional itu beberapa merupakan santri yang mondok di berbagai macam pondok pesantren dan merupakan orang-orang yang paham dalam ilmu agama. Mereka berasal dari pesantren dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi terhadap bangsa Indonesia. Penasaran siapa saja mereka? Berikut uraian lengkapnya.
Sukarno
Sukarno / Soekarno / Ir. Soekarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945-1966. Sukarno juga merupakan Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Beliau memainkan peranan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia.
Soekarno lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901. Beliau meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun akibat mengidap gangguan ginjal. Beliau pernah menjalani perawatan di Wina, Austria tahun 1961 dan 1964. Prof. Dr. K. Fellinger dari Fakultas Kedokteran Universitas Wina menyarankan agar ginjal kiri Soekarno diangkat, namun Soekarno menolaknya dan lebih memilih pengobatan tradisional
Presiden Soekarno juga dikenal sebagai pencetus dasar Negara Pancasila, karena ia yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai dasar negara Indonesia. Selain itu, Beliau juga yang menamainya sebagai Pancasila. Beliau juga seorang orator yang handal dan politikus cerdas yang menguasai delapan bahasa. Tokoh bangsa yang dikenal dengan sapaan Bung Karno ini selalu bisa menggetarkan hati para pendengarnya saat berpidato.
Mohammad Hatta
Wakil Presiden pertama Indonesia, Mohammad Hatta atau sering dipanggil dengan Bung Hatta, merupakan salah seorang proklamator. Beliau adalah Pria kelahiran Bukittinggi, 12 Agustus 1902 dan lulusan Belanda. Sejak mudah sudah dikenal sebagai aktivis dan organisatoris, hingga jadi seorang negarawan yang sering mendampingi Soekarno dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Bung Hatta punya peranan penting atas kemerdekaan bangsa Indonesia, beliau merupakan salah satu yang memproklamirkannya pada 17 Agustus 1945. Ia juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri dalam Kabinet Hatta I, Hatta II, dan RIS. Kemudian Ia mundur dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956. Selama menjabat sebagai wakil presiden, Hatta aktif menulis dan berbagi ilmu mengenai koperasi. Perannya tersebut membuat beliau dijuluki sebagai Bapak Koperasi.
Beliau lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat. Bung Hatta meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun. Setelah wafat, Pemerintah memberikan gelar Pahlawan Proklamator kepada Bung Hatta pada 23 Oktober 1986 bersama dengan mendiang Bung Karno. Pada 7 November 2012, Bung Hatta secara resmi bersama dengan Bung Karno ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Pahlawan Nasional.
Jenderal Soedirman
Soedirman merupakan Panglima tentara pertama Jenderal Besar TNI. Walaupun menderita sakit tuberkulosis paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya dalam perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Dalam sejarah, Jenderal Soedirman dicatat sebagai Panglima dan Jenderal RI yang pertama dan termuda. Saat usia Soedirman 31 tahun ia telah menjadi seorang jenderal. Beliau diangkat sebagai panglima besar pada 18 Desember 1948. Pada 19 Desember 1948, Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta. Soedirman, beserta sekelompok kecil tentara dan dokter pribadinya, melakukan perjalanan ke arah selatan dan memulai perlawanan gerilya selama tujuh bulan.
Pada tahun 1950 ia wafat karena penyakit tuberkulosis tersebut dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta. Soedirman lahir di Bodas Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah, 24 Januari 1916 dan meninggal di Magelang, Jawa Tengah, 29 Januari 1950 pada umur 34 tahun.
KH. Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan atau biasa dikenal Darwis lahir di Yogyakarta pada 1 Agustus 1868. Kalangan umat islam di Indonesia sudah pasti sangat mengenal nama beliau. Beliau adalah salah satu pahlawan nasional yang berasal dari kalangan Pondok Pesantren. Ahmad Dahlan dikenal sebagai pendiri dari organisasi Muhammadiyah. Dari kerja kerasnya, KH. Ahmad Dahlan bisa membangkitkan kesadaran dari bangsa Indonesia melalui gerakan pembaharuan islam dan pendidikan. Beliau ditetapkan sebagai Pahlawan nasional Setelah Keluar surat keputusan Presiden no. 657 tahun 1961, Pemerintah Indonesia menetapkan beliau sebagai salah satu pahlawan Nasional.
KH. Hasyim Asyari
Pahlawan Nasional ini bernama lengkap Mohammad Hasyim Asy’ari, tetapi lebih dikenal sebagai KH. Hasyim Asyari. Beliau lahir di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur pada 10 April 1875. Beliau merupakan pendiri dari organisasi islam terbear di Indonesia, Nahdlatul Ulama. Nahdlatul Ulama berdiri pada tahun 1926.
Banyak yang menjuluki beliau sebagai “Master Plan Pesantren” dengan ilmu agama yang sangat tinggi. Beliau mendirikan pesantren Tebuireng di Jombang sepulang dari Mekah pada tahun 1899. Beliau adalah seorang ulama besar dan juga seorang pemimpin pesantren, beliau selalu mengajar dan membimbing semua santrinya dalam berbagai bidang ilmu, terutama ilmu agama.
KH. Wahid Hasyim
Wahid Hasyim merupakan seorang menteri negeri dalam kabinet pertama Indonesia. Beliau mempunyai banyak gagasan demi melakukan pembaruan dunia pendidikan di Indonesia. Wahid Hasyim lahir pada 1 Juni 1914 di Jombang, Jawa Timur. Beliau adalah anak dari KH. Hasyim Asy’ari dan ayah dari KH. Abdurrahman Wahid, presiden keempat Indonesia. Inilah mengapa, banyak yang ingin menjadikan Abdurrahman Wahid sebagai Pahlawan Nasional juga.
KH. Wahid Hasyim merupakan Pahlawan nasional yang beranggapan bahwa ilmu pengetahuan saja tidak akan cukup, butuh adanya ilmu agama yang dimasukkan dalam kurikulum pendidikan. Karena hal tersebut mulailah adanya kelembagaan pendidikan dan agama islam, seperti pondok pesantren dan Universitas Islam Negeri. Beliau meninggal di usia 38 tahun, dalam sebuah kecelakaan di Cimahi, Jawa Barat pada tahun 19 April 1953.
Sultan Mahmud Riayat Syah
Sultan Mahmud Riayat Syah atau lebih dikenal sebagai Sultan Mahmud baru saja mendapatkan gelar Pahlawan Nasional. Menurut kabar yang berkembang, Beliau lahir pada Agustus 1760 di Sulu Sungai Riau. Pada masa 1782 hingga 1784 Sultan Mahmud berhasil menghalau Belanda untuk memasuki Riau. Pada Perang Riau, ia dan pasukannya berhasil meledakkan Kapal Komando Belanda, Malaka’s Walvaren. Satu tahun sebelum wafatnya pada 12 Januari 1812, Sultan Mahmud masih berperang dengan Belanda di beberapa wilayah seperti Sumatra Timur, Sumatra Selatan dan Banka Belitung.
Tuan Guru Kiai Haji (TGKKH) M. Zainuddin Abdul Madjid
Sumber : nasional.kompas.com
Pahlawan Nasional yang satu ini merupakan seorang pejuang kemerdekaan, da’i, ulama dan tokoh pendidikan yang lahir pada 19 April 1908. Tuan Guru Zainuddin merupakan pendiri organisasi Islam yang sangat terkenal di Lombok yakni Nahdatul Wathan. Organisasi ini bergerak dalam bidang pendidikan dan agama. Beliau Wafat pada 21 Oktober 1997.
Beliau adalah ulama kharismatik kelahiran Kampung Bermi, Desa Pancor, Kecamatan Rarang Timur, Lombok Timur , Nusa Tenggara Barat. Dari bebagai literasi, jasanya terhadap perkembangan nasionalisme dan agama di NTB sangat besar. Mulai dari memoderenisasi lembaga pendidikan Islam di era penjajahan, pelopor penyerangan markas NICA, hingga melakukan propaganda anti Belanda.
Banyak yang tidak tahu bahwa beliau punya julukan santri jenius. Beliau dijuluki jenius karena berhasil menyelesaikan studi di Madrasah al-Shaulatiyah Mekkah, Arab Saudi pada 1933 dengan predikat istimewa. Beliau adalah salah satu orang Lombok yang beruntung dilahirkan di kelurga mampu sehingga bisa mengecap pendidikan ke Mekkah sejak 1923-1934.
Sumber : Ngelmu.co