OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 15 Maret 2018

Pengamat: AHY Cawapres adalah Target Tertinggi Demokrat

Pengamat: AHY Cawapres adalah Target Tertinggi Demokrat

10Berita, Pengamat Politik Universitas Paramadina Djayadi Hanan mengatakan, ada peluang Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang merupakan Ketua Kogasma Pemenangan Pemilu Partai Demokrat untuk diusung menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Joko Widodo (Jokowi). Hal itu menguat usai Jokowi membuka Rakernas Partai Demokrat pada Sabtu (10/3) lalu.

“Mungkin saja Partai Demokrat akan calonkan AHY sebagai pendamping Jokowi. Hal itu sama mungkinnya dengan yang lain. Tentu saja Demokrat mau kalau itu dilakukan,” ujar Djayadi kepada Republika, Rabu (14/3).

Ia menyebut, Partai Demokrat sendiri memasang target tertinggi itu. “Persoalannya adalah AHY jadi cawapres Jokowi itu pasti sudah dijadikan target tertinggi Partai Demokrat. Lalu, apakah peluangnya ada?” kata dia.

Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research Consulting (SMRC) itu mengatakan peluang itu ada. Sebab, elektabilitas AHY di berbagai survei, dikatakan cukup kompetitif untuk bersaing menjadi cawapres dengan saingan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

“Kedua, dia tokoh muda yang bisa diharapkan jadi pemimpin, walaupun memang belum berpengalaman,” ujarnya. Namun, kata dia, AHY sendiri dengan didukung penuh oleh Partai Demokrat maka peluangnya menjadi sama besarnya dengan peluang lain.

Hal itu pula yang kemudian mengubah keadaan partai politik lainnya yang lebih dulu mendukung Jokowi untuk meningkatkan penawaran masing-masing. Namun, ia menyebut kondisi ini tak akan memecah koalisi awal yang telah dibentuk untuk mengusung Jokowi.

“Bukan kalau mereka nggak terpilih akan perpecahan. Sekarang pun partai politik, PKB dan PPP tidak dapat wapres palingan menteri. Kalau dikasih menteri pun sudah cukup bagi mereka,” kata dia.

Selain itu, secara hitungan politik, bila mereka berpaling kepada kubu lain, peluang menang pun juga lebih kecil bila dibandingkan bergabung dengan poros pendukung Jokowi. “Itu hitungan rasional. Tapi sekarang semua sedang melakukan upaya untuk jadi wapres,” tuturnya. 

Sumber : Republika, Dakwah Media