Republik Hoax; Dusta untuk Berkuasa
Oleh: Rohandi Awahwah
10Berita, Tersebutlah sebuah negeri yang jauh dimata (namun dekat dihati), yang penduduknya hidup dalam kungkungan rezim anti agama (baca: Islam) serta memiliki pemimpin yang kegemarannya memproduksi hoax (berita bohong kedustaan, dll), negeri tersebut lebih layak dengan sebutan “Republik Hoax”.
Berbagai dan bermacam berita hoax senantiasa diproduksi oleh rezim tersebut. Hampir setiap saat penduduknya disuguhi dagelan kebohongan dan kedustaan yang menjadi-jadi demi meraih simpati dan dukungan (suara) rakyatnya agar rezim dapat kembali berkuasa kemudian mengulangi kejahatannya untuk yang kesekian kali.
Bagi masyarakat yang “mau berfikir” akan sistem/ aturan kehidupan (sistem pemerintahan, misalnya) tentunya mereka tidak akan heran jika senantiasa merasakan kejahatan terstruktural yang dilakukan oleh penguasa. Mengapa? Karena sistem kehidupan di Republik Hoax dan dunia saat ini memang menjamin penguasanya untuk melakukan berbagai kriminalitas terhadap rakyatnya sendiri dan untuk menutupi kejahatannya mereka selalu mencari pembenaran bahkan hoax akan mereka produksi demi menutupi kehoaxan yang lainnya.
Masih segar diingatan kita bagaimana rezim menciptakan berita hoax kepada seorang Ulama (baca: berbagai Ulama) dan hingga kini berita bohong tersebut senantiasa dijadikan alasan untuk menangkap Ulama tersebut yang kini semakin dicintai oleh umat.
Masih dikasus yang sama, suasana hoax kembali diciptakan oleh penguasa demi mengeluarkan sebuah Perppu yang dengannya digunakan untuk menggebuk organisasi Islam bahkan kemudian rezim mencabut BHP organisasi tersebut demi melampiaskan balas dendam politiknya lantaran “jago” mereka tumbang dalam pilkada.
Bahkan disaat Organisasi Islam tersebut menggugat Pemerintah di persidangan PTUN, pihak pemerintah sebagai pihak tergugat melalui kuasa hukumnya, saksi fakta dan ahli yang dihadirkan kerap kali membangun narasi hoax demi membangun opini agar masyarakat dan hakim meyakini hoax yang dibangun oleh pemerintah. Ya Allah, tumbangkanlah rezim ini, permalukan mereka dihadapan seluruh makhlukMu di dunia ini dan akhiratMu kelak. Aamiin.
Fakta lain, munculnya fenomena “orang gila” yang menganiaya beberapa ulama diberbagai daerah pun tentunya muncul oleh karena hoax yang diciptakan penguasa.
Angka-angka statistis, misalnya: kemiskinan, pengangguran, export-impor, jumlah tenaga kerja, pendapatan negara, angka kepuasan terhadap kinerja penguasa, berbagai survey yang mendukung elektabilitas penguasa, dll yang terkesan “baik-baik saja atau bahkan “positif” menurut berbagai sumber yang lebih valid, semuanya adalah hoax yang diciptakan.
Bagi rezim tahun 2018-2019 adalah tahun yang lebih tepat untuk menciptakan hoax demi meraih kembali kekuasan karena ditahun tersebut ada pesta politik yang selalu menghabur-hamburkan uang rakyat demi mencari penguasa yang akan kembali memproduksi hoax.
Rezim berganti rezim, pemimpin berganti pemimpin semuanya demi kekuasaan dan penjajahan, itulah yang senantiasa terjadi dan begitulah jalannya kehidupan di Republik Hoax”.
Wahai rakyat Republik Hoax masih sudikah Anda “hidup dalam kehoaxan”? Masih sudikah Anda memilih para pemimpin hoax yang kemudian mereka akan menjajah Anda kembali? Tidak tergerakah pikiran Anda untuk merubah sistem kehidupan yang rusak ini? Jika Anda masih belum menyadarinya, merenung, berfikir dan beristighfarlah sebelum tidur. Mudah-mudahan Allah SWT mengampuni dosa-dosa kita, menyadarkan kita dan menggerakan kita untuk kembali kepada perintahNya. Aamiin.
Sebagai penutup marilah kita renungkan hadits Rasulullah SAW:
“Di akhir zaman kelak akan datang tahun-tahun penuh dengan tipu daya, pendusta dipercaya sementara yang jujur didustakan.”
Sabda Rasul SAW yang lain:
“Jika suatu urusan diurus oleh yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya.” []
[Kertosari, Lampung Selatan, 11 Maret 2018]
Sumber: Mediasiar