OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 07 Maret 2018

WHO: Konvoi Bantuan Obat-obatan dan Peralatan Medis ke Ghouta Disita Rezim Assad

WHO: Konvoi Bantuan Obat-obatan dan Peralatan Medis ke Ghouta Disita Rezim Assad

10Berita, JENEWA  – Pejabat World Health Organization (WHO) dan the UN Children’s Fund (UNICEF) mengumumkan pada hari Selasa (6/3/3018) bahwa peralatan medis penting dan obat-obatan dilarang masuk oleh petugas kesehatan rezim Suriah dan dikeluarkan dari konvoi sebelum mereka memasuki daerah kantong yang terkepung.

Christophe Boulierac, juru bicara UNICEF, mengatakan bahwa pejabat kesehatan rezim Suriah juga memindahkan peralatan medis penting dari persediaan UNICEF, terutama perlengkapan bedah, kebidanan, dan untuk pertama kalinya, barang-barang yang digunakan untuk penyakit diare, lansir Aljazeera.

Pejabat WHO, Tarik Jasarevic, juga mengkonfirmasi penyitaan sekitar 70 persen pasokan dalam pengirimannya, termasuk “antara lain persediaan pengobatan trauma dan bedah, juga insulin.”

“WHO merasa perlu untuk mengirimkan kembali daftar barang yang ditolak dalam konvoi berikutnya. Namun, jelas bahwa satu konvoi tidak cukup, dan banyak orang perlu dievakuasi untuk mendapatkan perawatan medis yang mendesak.”

Jasarevic mengatakan bahwa tahun lalu, 50 ton dari total 130 bantuan ditolak.

Staf UNICEF di konvoi mengatakan bahwa krisis di daerah kantong sangat banyak.

“Mereka melaporkan bahwa kemarahan dan ketakutan keluarga di sana sangat terasa,” kata Boulierac.

“Keluarga-keluarga itu telah hidup secara amat sangat prihatin di lapangan hampir selama empat pekan terakhir ini. Tinggal di ruang bawah tanah telah menjadi kebiasaan, beberapa diantaranya berisi hingga 200 orang, karena sejumlah keluarga yang melarikan diri dari wilayah lain tiba di Douma untuk berlindung.”

Warga tidak memiliki akses terhadap air bersih dan mereka mencari pompa yang dioperasikan secara manual untuk menarik air dari sumur dangkal.

Sanitasi adalah tantangan besar, kata Boulierac, dimana para keluarga itu harus menggunakan ember dan toilet darurat di ruang bawah tanah.

Sumber : Jurnalislam.com