OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 29 April 2018

Acara Untukmu Indonesia dari Stand Ubah Nasib Hingga Tumpukan Sampah

Acara Untukmu Indonesia dari Stand Ubah Nasib Hingga Tumpukan Sampah



10Berita, JAKARTA  - Ratusan angkot dan metromini memenuhi jalan-jalan ke arah tugu Monumen Nasional (Monas), kendaraan umum itu dicarter membawa rombongan warga dari berbagai daerah di Jabotabek dan Banten.

Tak pelak, membuat jalan-jalan disekitar Monas menjadi padat bahkan sempat mengalami macet total. Apalagi, banyak juga warga berjalan kaki secara bergerombol menuju Monas. Mereka berduyun-duyun datang karena ingin menukarkan voucher sembako gratis yang diselengarakan oleh Forum Untukmu Indonesia pada Sabtu (28/4/2018).

Acara bertajuk 'Untukmu Indonesia' itu juga menggelar berbagai kegiatan seperti hiburan permainan, musik, layanan kesehatan, bazar, dan pembagian souvenir hingga berupa pembagian sembako gratis,

Namun, meski acara bertajuk kebangsaan dan kebhinekaan, atmosfir keagamaan Kristen sangat terasa. Saat memasuki, gerbang dari arah Timur nampak baliho dengan latar belakang metropolitan dibubuhi logo Yayasan Pendidikan Diakonia di bagian atas.

Di sana juga terlihat permainan lempar gelang ke dalam botol yang bertuliskan: Indonesia Diberkati, Indonesia Damai, Indonesia Kasih, Indonesia Bahagia, dan Indonesia Jaya.

Di panggung utama, lagu-lagu khas gereja dibawakan sejumlah penyanyi yang diselingi dengan lagu umum. haleluya dan puji tuhan terdengar jelas di sekitar panggung.

Untuk memperoleh makanan, gula, mie instan, beras, atau ikut khitanan massal, warga harus menukar sejumlah kupon di stand-stand yang tersedia. Nampak, tumpukan dan jajaran makanan serta sembako di stand-stand berbentuk tenda memanjang dihiasi dominasi warna merah.

Pada kupon tertera tulisan ‘Untukmu Indonesia’ dengan latar belakang monas beragam warna. Di ujung kanan atas ada ilustrasi burung merpati.

Stand Ubah Nasib
Stand yang cukup menarik adalah Stand bernama "Ubah Nasib" berada di antara stand makanan. Di dalam sana tampak berjejer ibu-ibu dan bapak-bapak sedang duduk diajak berbincang oleh panitia berbaju merah.

Sebagian, sedang dipijat oleh penjaga stand berpakaian merah dengan duduk di bangku kecil. Voa-islam berusaha memasuki dan melihat kondisi stand tersebut.

Sebagian, warga yang dipijat diajak ngobrol secara interaktif oleh penjaga stand, sementara sebagian lain dipijat tanpa diajak berbincang.

Sementara, sebagian warga di dalam stand diajak berbincang secara konsultatif oleh para penjaga stand, tampak warga diajak merenung dan diberi afirmasi-afirmasi melalui kalimat-kalimat yang kurang terdengar.

Ada juga warga yang kedua tangannya ditaruh di atas tangan konsultannya sambil duduk bersila, kemudian antara pasien dan konsultan saling memejamkan mata, terlihat konsultan menuntun si pasien mengikuti kata-katanya secara kontemplasi, terdengar konsultan mengajak pasien berdoa, namun tidak jelas bentuk kalimat doa dan ke siapa ditujukan.

Voa-islam belum bisa mendalami keterangan lebih jauh, karena kondisi stand yang tidak kondusif. Pesta rakyat itu sendiri berlangsung sejak pukul 07.00 wib hingga 17.00 wib.

Tumpukan sampah
Meski bertajuk "Untukmu Indonesia" dan tagline "Berkarya dalam Harmoni", acara Sabtu kemarin jauh dari nilai-nilai keharmonian bahkan menuai banyak kecaman dari warga kota Jakarta. Pengaturan kendaraan yang semrawut sehingga menimbulkan kemacetan parah, tanaman juga banyak yang rusak hingga tumpukan sampah yang hampir merata berserakan di seluruh kawasan Monas.

Sampah-sampah plastik dan styrofoam yang berserakan di beberapa sudut taman di sekitar area Monas tersebut kebanyakan berasal dari bekas pembungkus makanan yang dibeli warga di sekitar area Monas. Hal itu membuat taman Monas terlihat kumuh dan kotor.

Pihak panitia sepertinya tidak mau tahu dengan kondisi taman Monas yang dipenuhi sampah berserakan. Hal itu terbukti dengan tidak disediakannya kantung-kantung plastik untuk membuang sampah serta tidak adanya petugas kebersihan selama acara berlangsung.

Untuk sekedar mengumpulkan banyak massa, panitia terbilang sukses meskipun harus berbohong karena diakhir-akhir acara mau digelar, barulah pihak panitia menyatakan bahwa acara itu aslinya bagian dari kegiatan Paskah. Kalau dari awal panitia menyebutkan acara "Untukmu Indonesia" adalah kegiatan perayaan Paskah, dijamin massa yang datang tidak akan banyak meskipun diiming-imingi dengan pembagian sembako gratis.[bilal/fq/]

Sumber :voa-islam.com