OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 10 April 2018

Aksi Bela Islam Berulang Kali Adalah Indikasi Aparat yang Kurang dipercaya Masyarakat

Aksi Bela Islam Berulang Kali Adalah Indikasi Aparat yang Kurang dipercaya Masyarakat

10Berita, Adanya demo atau aksi yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat bisa jadi menandakana bahwa petugas kepolisian tidak berlaku profesional atas kasus yang sedang dipersoalkan. Misalkan saja terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Sukmawati Soekarno Putri atas puisi Ibu Indonesia.

“Justru adanya demo harus dimaknai pertanda kurangnya kepercayaan publik kepada aparat. Jika aparat gerak cepat pada semua kasus hukum saya yakin masyarakat akan percaya kepada aparat. #AyoLebihBaik,” demikian kata Sohibul Iman, Presiden PKS, belum lama ini, di akun Twitter pribadi miliknya.

Menurut dia, tidak perlulah memakai retorika menggebu untuk jaga harmoni sosial, dengan mulailah belajar tenggang rasa pada keyakinan orang lain. “Ada kasus X dann Y sama-sama langgar hukum. Lalu masyarakat A desak dan demo aparat agar usut kasus X, tapi mereka diam terhadap kasus Y.

Itu tidak aneh sebab rasionalitas manusia terbatas. Boleh jadi masyarakat B lakukan sebaliknya. Yang tidak boleh adalah aparat bertindak parsial, aparat wajib usut keduanya. Yang paling elok aparat mengusut semua kasus hukum baik ada desakan dan demo masyarakat atau tidak.”

Sebelumnya dia menyebut bahwa kasus puisi Sukmawati Soekarno Putri gaduh sebab elit yang tak memiliki rasa sensitif terhadap masyarakat muslim. “Negeri ini gaduh lagi oleh elit yang iseng dan tidak punya sensitifitas sosial.”

Selain itu, dia juga mengatakan elit tersebut (penulis) hidup jauh dari realitas rakyatnya. “Kita beda atau tidak suka pada keyakinan orang lain itu tidak apa-apa, tapi mengeluarkan pernyataan yang menyinggung pihak lain, terutama keyakinan, mesti kita buang jauh-jauh.”

Sumber :www.tribunislam.com