Mangkrak Setahun Kasus Novel, ICW: Pemerintah Ayo Bentuk TGPF
10Berita, Pada 11 April 2017 lalu, penyidik senior KPK, Novel Baswedan, disiram air keras oleh orang tidak dikenal. Setelah setahun berlalu, pelakunya tidak kunjung terungkap.
Sementara itu kalangan pegiat anti korupsi mempertanyakan komitmen dan itikad baik Polri untuk menyelesaikan kasus tersebut. Apalagi sampai saat ini, upaya yang dilakukan Polri baru sekedar merilis sketsa wajah yang diduga sebagai pelaku penyerangan dan mempublikasi hotline yang bisa dihubungi manakala masyarakat memiliki informasi terkait pelaku.
Peneliti dari Indonesia Corruption Watch (ICW), Lalola Easter menuturkan, penanganan kasus Novel yang dilakukan oleh Polri, jauh berbeda dengan kasus pidana lain yang juga bermodalkan CCTV, yang pengungkapannya cenderung cepat, bahkan hanya dalam hitungan jam/hari.
“Misalnya saja kasus perampokan dan pembunuhan di Pulomas, polisi hanya membutuhkan waktu 2 hari untuk menemukan pelaku. Kasus lainnya, pembunuhan Imam Maulana di Kampung Rambutan, polisi hanya membutuhkan waktu 11 jam untuk menangkap pelakunya,” ujarnya, kemarin.
Terkait kasus Novel ini, pihaknya mendesak Presiden Jokowi untuk bersikap tegas. Bukan hanya menunggu Polri angkat tangan baru bertindak ke langkah selanjutnya. “Sampai kapan presiden akan menunggu hingga Polri angkat tangan baru bertindak? Seharusnya presiden mengevaluasi kerja Polri yang hingga saat ini tak kunjung dapat menyelesaikan kasus Novel,” sebutnya.
Pihaknya mengusulkan agar Presiden Jokowi segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) independen guna mempercepat penanganan kasus Novel. Pembentukan TGPF merupakan salah satu wujud keseriusan dari negara terhadap pengusutan kasus-kasus serupa dan meyakinkan publik bahwa negara berkomitmen terhadap pemberantasan korupsi. Sebab penyerangan terhadap Novel juga merupakan bentuk perlawanan terhadap gerakan antikorupsi.
“Selain itu, kami juga mengajak masyarakat untuk memberikan dukungan dalam penuntasan kasus Novel dengan menandatangani petisi di change.org serta bersama-sama pada 11 April 2018 mendatangi Istana Negara untuk memberikan semangat pada Novel dan mendesak presiden membentuk TGPF,” tandasnya.
Sumber : rmol,