OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 20 April 2018

Partai Allah dan Partai Setan, Adakah?

Partai Allah dan Partai Setan, Adakah?

10Berita ,  Polemik partai setan dan Partai Allah terus berlanjut hingga Amien Rais dilaporkan ke polisi. Dikutip dari teropongsenayan.com,Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Zainut Tauhid Sa’adi, menanggapi polemik pernyataan Amien Rais soal partai setan dan partai Allah. Menurutnya, hal itu memang tertuang dalam Alquran surat al-Mujadilah ayat 19-22. Dalam ayat itu, terang Zainut, menjelaskan bahwa adanya dua golongan manusia yaitu golongan setan (hizb as-syaithan) dan golongan Allah (hizb Allah).

“Golongan setan itu disebutkan sebagai golongan orang yang selalu berdusta, lupa mengingat Allah, suka menentang ajaran Allah dan Rasul-Nya, dan mereka itu adalah golongan orang yang merugi,” jelas Zainut di Jakarta, Senin (16/4/2018).

“Sedangkan yang disebut golongan Allah (hizb Allah) yaitu golongan orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Mereka adalah termasuk golongan orang yang beruntung,” sambungnya.

Di dunia memang hanya ada dua golongan. Golongan Allah dan golongan setan. Sama halnya dengan kebaikan ada pula keburukan. Sudah sunnatullah. Mengenai polemik Hizbullah dan Hizbussyaitoh ini kita perlu memahami definisi dan makna hizb itu sendiri agar tak ada fitnah diantara kita terkait partai setan dan partai Allah.

Kata Hizb dalam terminologi bahasa Arab bermakna: partai, pengikut atau golongan. Jadi kata Hizbullah berarti : Partai Allah, atau Pengikut Allah, atau Golongan Allah. Menurut al-Raghib al-Isfahani, kata Hizb mempunyai makna : “Suatu jama’ah yang sangat kuat dan Tegas.” (Tafsir Mizan, ‘Allamah Thabathaba’i). Kata Hizbullah sendiri di dalam al-Quran disebutkan dua kali dalam ayat : QS al-Mujadilah ayat 22, dan QS Al-Maaidah ayat 56. Di antara ciri utama Hizbullah adalah beriman kepada Allah dan hari akhir serta tidak pernah menentang Allah dan RasulNya. Sedangkan Hizbussyaitohn berkebalikan dengan ciri Hizbullah.

Saat ini banyak diantara golongan umat manusia yang senantiasa menentangi Allah dan RasulNya. Kemaksiatan yang kian merajalela menjadi tanda bahwa setan berwujud manusia itu ada. Perzinahan, narkoba, korupsi, pelegalan miras, prostitusi, penistaan agama, pengkhianat rakyat serta segudang kemaksiatan lainnya menjadi bukti bahwa semua itu dilakukan oleh setan berwujud manusia.

Secara bahasa, setan berasal dari kata: شَطَنَ – يَشْطُنُ – شَيْطَانًا yang berarti menjauhkannya (sesuatu yang menjauhkan dari kebenaran). Secara istilah (menurut Al-Qur’an) diartikan sebagai sebutan bagi jin dan manusia yang jahat yang menggoda dan membisikkan kepada hati manusia supaya durhaka kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Sebagaimana sesuai dengan firman-Nya yang berbunyi, “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, setan pun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu…” (QS Al-Hajj [22] : 52).

Allah SWT telah memberikan petunjuk bagi manusia untuk tidak mengikuti langkah setan. Hal ini tertuang dalam firman Allah: “Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS Al-An’aam [6] : 142). Godaan setan tak hanya berupa bisikan, tapi bisa berbentuk kata-kata yang menyihir. Seperti ajakan untuk menolak syariat Allah diterapkan, sama seperti mengajak manusia menolak hukum Allah dalam kehidupan. Syariat Islam diabaikan dalam mengatur persoalan kehidupan, hal itu seperti sikap kaum fasik yang menolak Allah ikut campur dalam mengatur kehidupan. Penguasa yang mengkhianati amanahnya juga dikategorikan ia sedang bermaksiat kepada Allah SWT. Nabi saw bersabda: Dari Ma’qil bin Yasar Radiyallahu anhu ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Sallallahu Alayhi Wasallam bersabda: “Tidaklah seorang hamba yang diserahi Allah untuk memimpin rakyat, lalu ia meninggal dunia dalam keadaan curang terhadap rakyatnya, kecuali Allah mengharamkannya masuk surga.” (Muttafaqun ‘alaih)

Sikap yang berkebalikan dengan perintah Allah untuk tunduk kepada aturanNya tidakkah sama halnya menentangi Allah dan RasulNya? Di Surat Al Mujadilah disebutkan hanya partai Allah (Hizbullah) saja yang dimenangkan dan beruntung. Siapakah golongan yang dimenangkan dan beruntung? Allah SWT telah menyebutnya dalam al qur’an. Salah satunya termaktub dalam surat An Nur (24): 51 yang berbunyi, “Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka diseru kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan.” “Kami mendengar dan kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Siapa saja yang menetapi jalan kebenaran dan mau memperjuangkan kebenaran Islam tentu masuk ke dalam golongan Allah (Hizbullah), bukan golongan setan (Hizbussyaithon). Di akhirat hanya ada dua tempat yaitu surga dan neraka. Surga diperuntukkan bagi orang-orang bertaqwa dan taat kepada Allah SWT, sedang neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang durhaka dan bermaksiat kepada Allah SWT. Pilih jalan yang mana? Golongan Allah atau golongan setan?Tanyakan pada iman kita.

Penulis: Chusnatul Jannah (Lingkar Studi Perempuan Peradaban)

Sumber : Kiblat.