OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 21 April 2018

Semangat Qur’ani dari Kartini

Semangat Qur’ani dari Kartini

10Berita, Tahukah Bunda, istilah yang sering diulang Raden Ajeng Kartini dalam surat-suratnya hingga dipilih Mr Abendanon menjadi judul buku pahlawan perempuan ini?

Door Duisternis Tot Licht. Kata-kata ini kemudian diterjemahkan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang. Terjemahan itu puitis, namun kurang tepat. Yang lebih tepat adalah Dari Kegelapan Menuju Cahaya.

Kartini memang terinspirasi dari Al Qur’an: من الظلمات الى النور

Di akhir hayatnya, Kartini belajar Islam dengan mempelajari Al-Qur’an. Yakni setelah bertemu Kyai Sholeh Darat dan mendapat hadiah terjemah Al-Qur’an Faizhur Rohman Fit Tafsiril Quran dari ulama itu. Dalam Al-Qur’an kata Minadh Dhulumaati Ilan Nuur disebutkan tujuh kali: QS. Al-Baqarah : 257, QS. Al-Maidah : 16, QS. Ibrahim : 1, QS. Ibrahim : 15, QS. Al-Ahzab : 43, QS. Al-Hadid : 9, dan QS. Ath-Thalaq : 11.

Setelah mempelajari Islam, Kartini mengalami pencerahan. Fikrahnya berubah dari mengagumi Barat menjadi menentang upaya Belanda yang datang ke Indonesia juga dalam misi kristenisasi.

Maka Kartini pun menuangkan fikrahnya dalam surat kepada Abendanon:
“Bagaimana pendapatmu tentang Zending, jika bermaksud berbuat baik kepada rakyat Jawa semata-mata atas dasar cinta kasih, bukan dalam rangka kristenisasi? …. Bagi orang Islam, melepaskan keyakinan sendiri untuk memeluk agama lain, merupakan dosa yang sebesar-besarnya. Pendek kata, boleh melakukan Zending, tetapi jangan mengkristenkan orang. Mungkinkah itu dilakukan?” [Surat Kartini kepada E.E. Abendanon, 31 Januari 1903]

Kartini juga menggariskan cita-cita pendidikannya. Agar kaum wanita menjadi madrasatul ula, sekolah pertama yang mampu mendidik putra-putrinya menjadi generasi yang lebih baik.

“Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.” [Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902]

Hari ini kita memperingati Hari Kartini. Maka, mari hidupkan cita-cita sejati Kartini. Mendidik generasi masa depan yang lebih baik. Menjadi sekolah pertama bagi anak-anak kita. Menjadi perempuan tangguh yang siap menjawab segala tantangan zaman di bawah naungan Al Qur’an. 

Sumber : Ummi Liha/KeluargaCinta

Related Posts:

  • Awas, Tindakan Ini Bisa Membuat Rezeki Terhenti Awas, Tindakan Ini Bisa Membuat Rezeki Terhenti 10Berita - Rezeki sejatinya sudah menjadi ketetapan Allah untuk setiap makhluk. Jumlah dan kadarnya sudah diatur serta dipastikan tidak tertukar. Allah sudah memberikan jaminan… Read More
  • Secukupnya Mencintai Harta Secukupnya Mencintai Harta 10Berita , JAKARTA -- Harta dalam bahasa Arab disebut dengan mal. Maka zakat untuk harta benda disebut zakat mal. Kata mal satu akar dengan muyul yang bermakna kecenderungan. Maka tak heran ji… Read More
  • Ambisi dan Kekangan Orang Tua Berakibat Buruk Kepada Anak-anakAmbisi dan Kekangan Orang Tua Berakibat Buruk Kepada Anak-anak 10Berita - Hidup Cathy Hagner dan ketiga anaknya dipenuhi dengan beragam agenda setiap harinya. Dimulai dengan agenda sekolah anak-anaknya, mulai dari pagi hingg… Read More
  • Parenting: Ilmu yang Penting, Bukan untuk Dipinggirkan Parenting: Ilmu yang Penting, Bukan untuk Dipinggirkan Oleh: Tri Alviani Saat ini ilmu parenting belum banyak diminati oleh semua kalangan, menjadikan bidang ini seolah hal yang remeh. Mayoritas merasa belum waktunya ilmu in… Read More
  • Perempuan Tua Ini Berani Membunuh Yahudi Perempuan Tua Ini Berani Membunuh Yahudi 10Berita , Shafiyah r.ha adalah bibi Rasulullah SAW dan saudara kandung Hamzah ra. Pada saat perang Khandaq, dirinya berhasil membunuh seorang Yahudi dan memenggalnya. Ia terbilang sa… Read More