OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 03 April 2018

Transgender Makin Narsis, Jalan Pintas jadi Eksis

Transgender Makin Narsis, Jalan Pintas jadi Eksis


Oleh: Nafi’atur Rohmah, S.Pd.I (Pemerhati Sosial)

10Berita, Akhir-akhir ini marak diberitakan media hiburan khususnya televisi tentang artis cantik yang konon pelaku LGBT. Ramai orang membicarakan status artis ini yang ternyata dulunya laki-laki. Lucinta Luna namanya, yang menurut penuturan pihak keluarganya bernama asli Muhammad Fattah (jpnn.com 27/3)

Kalau kita cermati dalam dunia hiburan tidak hanya Lucinta Luna yang menjadi transgender/pelaku LGBT. Ada sederet nama artis yang nyata-nyata sebagai pelaku gerakan kaum Nabi Luth ini. Ada artis senior yang operasi ganti kelamin, hingga artis yang di tiap aksinya selalu memerankan tokoh yang kemayu, lemah gemulai dan melambai padahal aslinya laki-laki tulen.

Asalkan menuai tawa yang haram jadi biasa, padahal dilarang yang penting menghasilkan uang. Makin sering dibicarakan, makin eksislah dia hingga populer jadi artis yang laris manis.

Yang mendukung pun tak kalah bayak. Dengan dalih Hak Asasi Manusia maka setiap orang yang mau merubah jenis kelaminnya maka sah-sah saja. Dari kalangan politisi, akademisi, tokoh agama serta artis terkenal yang punya banyak pengikut. Tentu tak lupa artis-artis luar negeri khususnya Amerika Serikat yang menjadi kiblat entertainment dunia. Kebayang kan artis dengan jumlah fans yang tidak sedikit, secara tidak langsung menggiring mereka untuk memberi dukungan yang serupa.

Tak bisa dipungkiri berkembangnya informasi diera milenial, pasti banyak sisi positif-negatif yang mengiringi. Serbuan kemudahan yang ditawarkan dunia media sosial dalam mencari informasi, menge-like, share, dan memberi icon sebagai pengganti perasaan kita begitu banyak pilihannya. Termasuk dukungan dari Facebook, Line hingga Whats App yang mefasilitasi icon-icon yang proLGBT.

Q dalam LBGTQ

Dalam dunia perilaku seks menyimpang, banyak ditemukan istilah-istilah baru untuk menamai diri sendiri agar perbuatannya mendapatkan legalisasi. Seperti huruf Q dalam LGBTQ. Menurut wikipedia Indonesia, Q dalam LGBTQ adalah Queer yang artinya aneh, tidak lurus, menyimpang dan tidak biasa. Atau bisa diartikan Questioning yaitu mempertanyakan jati dirinya dan ketidakyakinan identitas gender pada seseorang. Identitas gender bisa diartikan cara seseorang memandang dirinya sendiri apakah ia permpuan atau laki-laki atau transgender. Kebanyakan orang memandang dirinya sesuai jenis kelaminnya secara biologis. Seseorang merasa sebagai wanita karena mempunyai vagina dan rahim. Dan laki-laki jika punya penis dan testis. Lalu bagaimana dengan orang yang merasa terjebak dalam tubuh yang salah? Secara fisik laki-laki, namun secara psikis dan perasaan ia adalah wanita atau sebaliknya. Inilah yang mendasari gerakan LGBT yang makin massif menawarkan ide-ide sesatnya pada kalangan remaja yang notabene masih labil mencari jatidiri.

Bahaya di Depan Mata

1. HIV/AIDS
Seperti yang kita tahu penyakit yang belum ada obatnya ini banyak ditularkan oleh pelaku homoseksual. Seperti dari data Center For Desease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat pada 2010 memaparkan dari 50.000 infeksi HIV baru, dua pertiga dari mereka adalah dari kelompok gay MLM (male sex male).
Di Indonesia sendiri peningkatan penularan HIV di kalangan LGBT menunjukan peningkatan tajam. Data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional dari kelompok homoseksual dari 6% menjadi 8% dan terus menjadi 12% dari tahun 2008, 2010 dan 2014. Dan yang mengejutkan 1 diantara 5 gay yang terinfeksi HIV tidak peduli bahwa dengan HIV– AIDS. Jadi mereka tidak ada usaha untuk mencegah penularan ini kepada orang lain.

2. Perilaku Rusak yang Menular
Seseorang lelaki gay akan selalu mencari mangsa lelaki normal sebagai pemuas nafsu juga sebagai target penularan. Maka jangan heran jika pelaku sodomi terhadap anak-anak yang beritanya dulu sempat heboh itu, dulunya juga sebagai korban sodomi ataupun pelecehan seksual. Karena seperti yang kita tahu peningkatan jumlah pelaku LGBT sudah pasti bukan berasal dari keturunan, tapi penularan. Tak ada ceritanya orang homo atau lesbi bisa punya anak, kecuali mereka tetap membutuhkan lawan jenisnya.

3. Penurunan Angka Kelahiran
Karena banyak orang yang menyimpang dan memilih memuaskan nafsu pada sesama jenis mereka, maka angka kelahiran akan semakin sedikit. Bisa dibayangkan populasi manusia akan berkurang. Banyak kalangan percaya ini adalah agenda besarnya kaum Freemansonry global yang menggerakkan isu LBGT dan Feminisme kepada negara-negara khususnya yang penduduknya muslim.

4. Menyuburkan Maksiat, Mengudang Laknat
Negeri yang mayoritas penduduknya masih muslim ini tak lepas dari jeratan LGBT yang makin berani menujukkan eksistensi. Semua pihak didatangi dan dimintai legitimasi baik secara hukum dan agama. Bahkan di sebuah pesantren di Yogyakarta sedang menyusun Fiqih waria. Tentu ini mengundang murka Allah SWT, karena seperti dalam dalil-dalil yang shahih perilaku ini dikutuk Allah SWT dan Rasul-Nya.

Islam Satu-satunya Solusi

Alah SWT menciptakan manusia laki-laki dan perempuan berpasang-pasangan untuk keberlangsungan manusia di dunia. Seperti dalam Al-Quran surat An Nisa ayat 1.

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain…”

Dalam Islam hubungan seksual laki-laki dan perempuan hanya dibenarkan dalam bingkai pernikahan. Selain di luar ikatan pernikahan adalah haram. Pun juga perilaku lesbian, homoseksual, anal sex, dan perzinahan adalah perilaku menyimpang yang abnormal dan menjadi ancaman kelestarian umat manusia dengan segala martabat kemanusiannya.

Ide LBGT dan turunannya adalah Haram, perilakunya berdosa, dan pelakunya harus ditindak tegas. Secara jelas dalam Al-Quran Surat Al-A’raf ayat 80 dan 81 menyebutkan bahwa perilaku homoseksual adalah perbuatan keji dan melampaui batas. Dan di ayat 84 disebutkan mereka adalah pelaku kriminal, dosa. Saking bejatnya perbuatan mereka, maka Allah SWT mengazab kaum Nabi Luth ini dengan hujan batu dan tanah yang terbakar api hingga kaum ini binasa tak tersisa.

Sanksi Islam yang keras pun diberikan pada pelaku LGBT ini. Bagi lesbian, homoseksual dan biseksual maka hukumannya adalah dibunuh, sedangkan bagi trasngender yang tidak sampai melakukan penyimpangan seksual maka dita’zir tidak sampai dihukum mati.

Rasulullah SAW dan para sahabat mengusir dan mengasingkan transgender (banci) sebagaimana hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas “Nabi SAW melaknat lelaki yang mukhannats(waria) dan wanita mutarajjilah(wanita yang kelelakian). Kata beliau ‘keluarkan mereka dari rumah kalian’ maka Nabi mengusir si Fulan dan Umar mengusir si Fulan” (HR. Bukhari)

Sanksi yang tegas dalam agama Islam ini akan menyelamatkan masyarakat dan generasi dari berbagai kerusakan, marabahaya hingga azab dari Allah SWT. Juga berbagai pencegahan dari sisi pendidikan, pergaulan dan peningkatan keimanan dan ketaqwaan kaumnya. Dan ini hanya bisa diraih saat umat Islam bersatu dan menyadari pentingnya penerpan hukum Islam dan menggantinya dengan penerapan syariat Islam dalam seluruh sendi kehidupan.

Wallahu a’lam bishowab

Sumber :Dakwah media