OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 24 Mei 2018

Amaq; Media ISIS yang Diragukan, Namun Dibesarkan Media Barat

Amaq; Media ISIS yang Diragukan, Namun Dibesarkan Media Barat

10Berita – Hampir semua media dunia merilis berita bahwa ISIS bertanggung jawab atas tiga serangan bom di Surabaya pekan lalu. (Reuters; 13 Mei). Sumber berita satu-satunya adalah Amaq News Agency.

Amaq disinyalir berafiliasi kepada kelompok pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi itu. Melalui Amaq pula, ISIS mengakui penyanderaan beberapa polisi di Mako Brimob Kelapa Dua Depok. Termasuk bom di Polrestabes Surabaya dan yang terbaru di Polda Riau.

Menguak siapa aktor di balik peristiwa atau penanggung jawabnya merupakan pertanyaan besar dan sangat vital. Ini akan menjadi titik tolak analisis dan tindakan selanjutnya. Tetapi, seberapa kuat Amaq dapat dipercaya?

Sejarah Amaq

Amaq dibuat oleh seorang jurnalis Suriah, Rayan Meshal, yang bergabung dengan ISIS pada akhir 2013. Nama Amaq (dan juga Dabiq) merujuk wilaya di dekat Aleppo Suriah, yang disebut dalam hadits Nabi SAW, kelak menjadi tempat pertempuran di akhir zaman.

Amaq mulai diperhatikan pada pertempuran Kobane 2014 oleh SITE Intelligence Group, situs yang memantau gerakan-gerakan kekerasan. Sejak itulah, Amaq menjadi populer. Melalui situs siteintelgroup.com, SITE sangat cepat memberitakan setiap siaran pers Amaq.

Hingga saat ini, lebih dari 400 siaran pers telah dimuat oleh lembaga yang dikepalai oleh Rita Katz, lulusan Studi Timur Tengah dari Universitas Tel Aviv, Israel; dan Rohan Gunaratna, kepala Pusat Penelitian Terorisme dan Kekerasan Politik di Singapura, sebagai penasihat seniornya.

Siaran pers Amaq dalam serangan bom di Surabaya. [foto diambil dari SITE]

Amaq menyajikan berita dan video pendek, yang mengadopsi istilah jurnalistik, seperti “breaking news” atau “‘ajil'” dalam kemasan bahasa Arab. Teks dikemas dalam tampilan berlatar belakang dominasi warna biru dan raster peta dunia.

Bahasanya memiliki karakter netral (hardnews), dan tidak provokatif seperti media resminya Al-Furqan, yang sudah ada sejak ISIS bernama Al-Qaidah fi Bilad Ar Rafidain (Al-Qaidah Irak).

ISIS sejak awal memang memiliki pengalaman media yang cukup baik. Ada visi khusus dalam setiap nama yang dipakai. Termasuk media Ajnad, Al-Fajr, dan Dabiq. Ajnad dan Al-Fajr menyajikan video-video kualitas tinggi. Dabig terbit dalam bentuk majalah berwarna dengan tata letak yang menarik.

Amaq tampak dibuat untuk propaganda, guna menarik simpati lebih luas orang bergabung kepada kelompoknya, dengan pemberitaan aksi dan serangan mereka. Siaran Amaq memperlihatkan aplikasi dari setiap pesan verbal yang biasanya dikeluarkan oleh media Al-Furqan dalam rekaman suara.

Amaq menyajikan breaking news secara cepat setiap aksi yang diakui sebagai “prajurit khilafah”. Karakter ekslusif penyajian Amaq, biasanya diikuti dengan rekaman kesetiaan (baiat) kepada ISIS, video selfie atau pesan singkat sebelum melakukan aksi.

Misalnya serangan Rakhmat Akilov di Stockholm Swedia 7 April 2017. Seperti dimuat Indiatoday (10/4/2017), Akilov melakukan chat langsung petugas ISIS asal Tajikistan, yang menggunakan nama Abu Fatimah:

Abu Fatimah: “Jangan membuang waktu dengan sia-sia.”

Rakhmat Akilov: “[Saya] tidak bisa membuat bom. Besok saya akan mencari mobil yang hebat dan menabrakkannya ke kerumunan orang.”

Rakhmat Akilov: “Ini menjadi buruk, saya menabrak beberapa orang, tetapi ada kesalahan pada mobilnya. Sekarang saya di bandara, jalan buntu.”

Abu Fatimah: “Apakah kamu hidup?”

Rakhmat Akilov: “Saya bisa melewati sepuluh orang di pusat Stockholm, sekarang saya harus mencoba keluar dari sini!”

Abu Fatimah: “Allahu Akbar, saudaraku, aku mencintaimu, betapa engkau teguh melakukannya. Kirimkan aku video pendek.”

Obrolan pun diakhiri dengan Rakhmat Akilov mengirim video. Akilov akhirnya ditangkap, namun tidak ada kepastian siapa sebenarnya yang disebut petugas ISIS tersebut.

Reliabilitas Amaq

Seperti disebutkan sebelumnya, Amaq digunakan untuk mengklaim serangan dan teror yang dilakukan oleh tentara Khilafah. Amaq dipercaya sebagai media resmi penyambung lidah ISIS. Namun keakuratan beritanya mulai diragukan, seiring dengan krisis yang menimpanya. Selain kematian pendirinya, ISIS kehilangan sebagian besar wilayah aman mereka di Suriah dan Irak.

Faktor lainnya adalah pengawasan yang ketat terhadap situs resmi mereka. Amaq selalu disuspend. Terbaru, mereka menggunakan nama newseurope.ru, merujuk ke negara Rusia, namun isinya media Amaq berbahasa Arab. Saat tulisan ini dibuat, situs tersebut masih bisa diakses, namun kemungkinan besar akan segera dicekal.

Situs Amaq yang update sampai pertengahan Mei ini, tidak ada berita tentang serangan di Mako Brimob atau Subaya yang dimuat.

Keraguan terhadap Amaq salah satunya disebabkan oleh pemberitaan serampangan dan mengakui setiap serangan yang tak berarti sekali pun. Bahkan, tanpa memperhitungkan jati diri pelaku.

Bom Molotov di Malmo, Swedia, misalnya. Para ahli terkejut dengan klaim Amaq. Serangan itu hanya menyebabkan kerusakan jendela dan tembok menghitam oleh asap. Namun Amaq memuji serangan itu, disebut sebagai serangan oleh “tentara khilafah” untuk menyerang orang-orang kafir.

Masalah kedua yang lebih penting adalah pengakuan terhadap serangan oleh pelaku yang tidak menggambarkan ciri-ciri tentara khilafah dalam banyak video mereka.

Dua pengakuan yang paling dipertanyakan adalah klaim terhadap serangan kasino Resorts World di Manila, Filipina dan aksi penembakan di Las Vegas Oktober 2017. Keduanya diklaim oleh Amaq sebagai prajurit khilafah yang masuk Islam.

Namun tidak ada satu pun bukti yang menguatkan klaim tersebut. Tidak ada video singkat, obrolan dengan petugas ISIS, atau indikasi yang menunjukkan bahwa pelaku telah meradikalisasi dirinya melalui media online. Tidak ditemukan IS membantu perencanaan, mengirimkan pelaku, terinspirasi, atau menyatakan baiat.

Jessie Javier Carlos pelaku penembakan di kasino Resorts World adalah seorang penjudi yang terlilit hutang. Ia diduga mengidap gangguan mental setelah dilarang oleh keluarganya untuk masuk kasino.

Sementara itu Stephen Paddock lebih buruk. Ia seorang penjudi kelas atas, dan menggandeng perempuan sebagai pacar. Dia tidak menggunakan Facebook atau Twitter. Ia menghabiskan 25 tahun terakhir hidupnya untuk menatap layar mesin poker. Menurut laporan, Paddock baru saja berjudi berat sebelum melakukan aksinya.

Judi, mabok, menggandeng perempuan sebagai pacar adalah sifat-sifat buruk Islam. Yang lebih buruk, baik Carlos maupun Paddock, telah bunuh diri, bukan menghadapi polisi agar ditembak, seperti dalam aksi Negara Islam yang khas.

Bila ISIS benar-benar beraksi atas nama dan demi Islam, Amaq pasti pilah-pilih. Bahkan sesekali menolak serangan yang tidak sesuai dengan prinsipnya. Sebab, ciri eksklusif serangan ISIS bisa saja direplikasi, untuk tujuan pembusukan. Namun, Amaq memborong semuanya.

Uniknya, Amaq sampai pada kasus terbaru di Surabaya dan Riau menjadi sumber utama bahwa ISIS berada di balik semua serangan itu. ISIS, melalui Amaq secara tidak langsung telah dibesarkan oleh media-media Barat dan arus utama untuk menyebarkan propagandanya.

Ada indikator penting lain yang menguatkan propaganda untuk menggalang dukungan dan membangun reputasi di kalangan luas itu. Amaq hanya menyiarkan kemenangan saja. Mereka tidak pernah menyiarkan kekalahan.

Maka tampak aneh, pada saat dunia mengutuk ISIS dan memburu setiap akun internet, baik web maupun media sosial, yang berafiliasi kepada ISIS. Tetapi siaran-siarannya selalu dijadikan sumber utama bagi banyak media. Itu segera mengakibatkan kerugian bagi umat Islam karena kebanyakan pemberitaan telah mengaitkan ISIS dengan Islam.

Penulis: Agus Abdullah

Sumber :Kiblat.