OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 05 Mei 2018

Demokrat Tanggapi Nyanyian Menhan Soal 'Pengemis Politik'

Demokrat Tanggapi Nyanyian Menhan Soal 'Pengemis Politik'

Menhan Via Sidomi

10Berita  - Menteri pertahanan Ryamizard Ryacudu mengeluarkan 'nyanyian' yang memicu kontroversi. Dalam pernyataannya, Ryamizard menyinggung soal tentara yang baru masuk TNI namun sudah mengincar jabatan kepala daerah bahkan presiden.

"Jadi masuk tentara jangan sampai baru masuik, baru di tengah jalan, sudah berangan-angan pengin jadi apa, ini sudah rusak. Jadi bupati, gubernur, terakhir jadi presiden," kata Ryamizard.

Dia juga mengatakan bahwa figur yang dimaksud bisa disamakan dengan pengemis politik karena sering meminta-minta.

"Jangan minta-minta. Itu nggak bener. Nah yang minta-minta itu siapa itu, tahu nggak? Ya pengemis. Tapi kalau dikasih, alhamdulillah," lanjutnya.

Untuk diketahui, Partai Demokrat memiliki sosok yang berindikasi sama. Adalah seorang Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang sudah 'nongol' sejak 2017 lalu. AHY adalah politikus Demokrat yang berlatar belakang militer, jabatan terakhirnya adalah Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kemuning (AK), dengan pangkat terakhir adalah Mayor.

Dia mundur dari TNI pada 2016 untuk berlaga menjadi cagub di Pilgub DKI 2017, meski akhirnya gagal.

Demokrat pun angkat bicara.

Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menilai bahwa ungkapan Menhan terjadi karena dirinya tidak ingin dikalahkan oleh juniornya.

"Saya tidak tahu apa motifnya, mungkin saja Pak Ryamizard juniornya lebih mentereng dalam persaingan capres/cawapres," kata Ferdinand kepada wartawan.

Ini dikarenakan Ryamizard pernah mengajukan diri untuk menjadi cawapres Jokowi pada 2014 lalu namun tidak terlaksana.

"Mungkin saja itu penyebabnya karena dulu nama Ryamizard ramai digadang-gadang jadi cawapres Jokowi tapi gagal," lanjutnya.

Ferdinand juga mengungkit soal undang-undang yang tak melarang siapapun untuk maju menjadi capres atau cawapres, termasuk sosok yang datang dari kalangan TNI. Menhan diharapkannya untuk tidak mengaduk-aduk perasaan tentara yang ingin menjadi seorang pemimpin.

"Jadi Pak Ryamizard sebaiknya tidak usah mengaduk-aduk perasaan tentara yang diperbolehkan oleh UU untuk berpindah pengabdian dari tentara menjadi politisi," pungkasnya.

Sumber : Sumber.com