Dihadiri Pemimpin Beberapa Negara, Erdogan dan Rakyat Turki Gelar Aksi Solidaritas untuk Palestina
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyapa ribuan massa peserta aksi solidaritas untuk Palestina pada Jumat, 18 Mei 2018 di area pekan raya/pameran Yenikapi, Istanbul, Turki. (Foto: Anadolu Agency)
10Berita , ISTANBUL Ribuan warga Turki menghadiri Rapat Umum di area pameran/pekan raya Yenikapi, Istanbul, pada Jumat (18/5/2018) untuk menunjukkan solidaritas mereka setelah serangan keji penjajah “Israel” terhadap warga sipil Palestina di perbatasan timur Gaza Senin (14/5) lalu.
Aksi solidaritas untuk rakyat Palestina yang dihadiri oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan itu mengambil tema ‘Mengecam Penindasan, Mendukung Al-Quds (Yerusalem)’.
Sejumlah televisi layar lebar dipasang untuk peserta aksi yang jauh dari panggung—di mana Presiden Erdogan akan menyampaikan pidatonya.
Selain Erdogan, Ketua Parlemen Ismail Kahraman, Perdana Menteri Binali Yildirim serta ketua Partai Gerakan Nasionalis (MHP) Devlet Bahceli dan Partai Persatuan Besar (BBP) Mustafa Destici, termasuk di antara hadirin.
Selain itu, para pemimpin dari beberapa negara seperti Perdana Menteri Palestina Rami al-Hamdallah, Emir Qatar Syaikh Tamim bin Hamad Al Thani, Presiden Iran Hassan Rouhani, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Raja Yordania Abdullah II nampak di antara pemimpin negara yang hadir dalam rapat umum tersebut.
Sekitar 20.100 aparat polisi di lapangan, 5.200 di antaranya ditempatkan di hotel dan di jalan raya, sementara 14.900 lainnya bertugas di lokasi pameran/pekan raya Yenikapi.
Empat helikopter polisi, empat perahu dan 160 kendaraan militer dikerahkan. Secara terpisah, bendera Turki dan Palestina dibagikan untuk massa.
Seperti diketahui, pada Senin (14/5) lalu, setidaknya 62 demonstran Palestina gugur menjadi martir dan ribuan lainnya terluka karena tembakan mematikan pasukan penjajah “Israel” yang dikerahkan di sepanjang sisi lain Jalur Gaza.
Demonstrasi bertepatan dengan peringatan ke-70 Hari Nakba (Bencana) bagi rakyat Palestina, karena pada 15 Mei 1948 Zionis mendirikan “negara Israel” secara ilegal dengan merampas tanah/rumah warga Palestina dan lahan-lahan bangsa Palestina. Warga Palestina juga memprotes keputusan sepihak Presiden Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota jajahan “Israel” dan memindahkan kedutaan AS ke kota milik bangsa Palestina tersebut.
Sejak demonstrasi di Jalur Gaza dimulai pada 30 Maret lalu, lebih dari 100 demonstran Palestina telah gugur menjadi “martir” karena tembakan mematikan tentara penjajah “Israel” di perbatasan Jalur Gaza. (S)
Sumber: Anadolu Agency, Salam Online.