Ilmuwan Ini Masuk Islam Gegara Meneliti Wudhu
10Berita – Banyak kisah mualaf dari berbagai belahan dunia yang dapat dijadikan hikmah seorang Muslim. Salah seorang diantaranya adalah kisah masuk Islam seorang ilmuwan karena penelitiannya tentang wudhu.
Umumnya ilmuwan memeluk Islam karena melihat keajaiban dari apa yang mereka amati dalam bidang penelitian mereka. Inilah yang dirasakan oleh Prof. Dr. Leopold Werner von Ehrenfels.
Leopold Werner von Ehrenfels merupakan seorang psikiater sekaligus ahli neurologi berkebangsaan Austria. Ia telah menunjukkan rasa tertariknya terhadap dunia Timur yang diwujudkan dengan mengunjungi Balkan (Eropa bagian tenggara) dan Turki ketika dewasa.
Saat Leopold mengunjungi negara-negara tersebut, Leopold kerap kali ikut salat berjamaah walau ia belum memeluk Islam. Kendati demikian, apa yang dilakukannya direspons positif dari kaum muslimin setempat.
Inilah yang membuatnya menaruh perhatian terhadap Islam. Sampai kemudian ia memeluk Islam pada 1927. Ia pun mengganti namanya menjadi Baron Omar Rolf von Ehrenfels.
Perjalanannya menuju Islam juga ditempuhnya dengan meneliti tentang wudhu sebelum melakukan shalat. Dari hasil temuannya, ia menemukan fakta terkait dengan pusat-pusat syaraf yang paling peka dari tubuh manusia.
Pusat-pusat syaraf yang paling peka itu berada di dahi, tangan, dan kaki, di mana pusat syaraf ini sangat sensitif bila terkena air. Apabila seseorang senantiasa membasuh dengan air pada pusat-pusat syaraf tersebut, maka ini bisa memelihara kesehatan dan keselarasan pusat syarafnya.
Bahkan, Leopold merekomendasikan agar wudhu bukan hanya milik dan kebiasaan umat Islam, tetapi untuk umat manusia secara keseluruhan. Dalam Surah Al-Maidah Ayat 6 disebutkan bagian tubuh yang terkena air wudhu.
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur,” QS Al-Maidah Ayat 6. (okz)
Sumber : okezone, Eramuslim.com