OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 24 Mei 2018

Jenderal Sampah Penentang Dua Presiden

Jenderal Sampah Penentang Dua Presiden

10Berita, Pagi di 17 Oktober 1952, Mayor Kemal Idris memerintahkan pasukannya mengarahkan moncong meriam ke istana negara. Bukan itu saja. Beberapa tank dan panser juga berada pada posisi yang sama. Tuntutannya adalah mendesak presiden membubarkan parlemen.

Referensi pihak ketiga

Siangnya, sejumlah perwira tinggi militer seperti Kolonel AH Nasoetion, Kolonel TB Simatupang, Letnan Kolonel Siswondo Parman, dan beberapa perwira lain hadir di Istana. Mereka juga menuntut hal yang sama. Bung Karno menjelaskan posisinya untuk tidak menjadi diktator karena membubarkan parlemen. Akhirnya pertemuan berakhir. Pasukan Kemal Idris ditarik mundur.

Referensi pihak ketiga

Akibat dari kejadian itu, Kolonel AH Nasoetion kehilangan jabatannya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat, walau kemudian kembali pada jabatan itu tahun 1955. Kemal Idris merasa dibuang, karena kemudian ditugaskan untuk misi perdamaian di Afrika.

Belasan tahun kemudian, sejarah seperti berulang. Brigadir Jenderal Kemal Idris kembali mengerahkan pasukannya ke istana negara. Kali ini, hasilnya adalah Surat perintah Sebelas Maret (Super Semar) 1966 yang legendaris itu. Saat itu, dia menjadi Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Panglimanya adalah Jenderal Soeharto.

Setelah Jenderal Soeharto resmi dikukuhkan sebagai presiden, 27 Maret 1968, Kemal Idris naik menjadi Panglima Kostrad. Hanya sebentar, dia ditugaskan menjadi Panglima Komando Wilayah Pertahanan (Pangkowilhan) di Makassar. Tahun 1972, dia didubeskan ke Yugoslavia merangkap Yunani.

Referensi pihak ketiga

Dengan setengah hati, dia berangkat ke Yugoslavia. Sepulang dari tugas di negeri Eropa Timur yang kemudian bubar itu, dia pensiun. Dia aktif dalam forum diskusi yang kemudian merilis Petisi 50.

Referensi pihak ketiga

Ia juga mencoba memulai karir baru sebagai pengusaha. Sempat masuk di bidang pariwisata, bisnisnya kemudian justru berkembang di bidang persampahan. Di bawah bendera PT Sarana Organtama Resik (SOR), dia mengurai masalah sampah di DKI Jakarta. Tak sedikit kerabat yang menyebutnya Jenderal Sampah.

Referensi pihak ketiga

Mei 1998, rezim Orde Baru jatuh. 12 tahun kemudian, sang Jenderal Sampah berpulang. Jenazahnya dimakamkan secara militer di Taman Makam Majelis Taklim Raudatus Salihin, Citapen, Bogor. Dia memang menolak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan nasional Kalibata.

Sumber artikel :

tirto.id/kemal-idris-jenderal-sampah-penentang-presiden-ctyW

tirto.id/para-perwira-angkatan-darat-tuntut-parlemen-dibubarkan-bUWo

Sumber :UC News