OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 29 Mei 2018

Jika Cawapres Jokowi Non Parpol, Ini Sikap Tegas Golkar

Jika Cawapres Jokowi Non Parpol, Ini Sikap Tegas Golkar

Jokowi-Gatot Nurmantyo. (Tribunnews.com)

10Berita, Bursa calon wakil presiden (cawapres) untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menghangat. Hal itu dipicu degan rilis hasil survei oleh Alvara Research Center. Menghangatnya bursa cawapres Jokowi karena menempatkan sosok non parpol sebagai kandidat utama pendamping Jokowi.

Munculnya sosok non parpol yang berada di urutan teratas tentu membuat parpol pendukung kebakaran jenggot. Pasalnya, parpol pendukung brharap cawapres diambil dari salah satu kader parpol yang jadi pendukung.

Jokowi-AHY. (Politiktoday.com)

Seperti dikutip Viva.co.id (28/5/2018), survei yang dilakukan Alvara Research Center pada April hingga Mei 2018 menempatkan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menjadi cawapres bagi Jokowi. Tingkat persetujuan terhadap pasangan Jokowi-Gatot paling tinggi, yakni 62,6%.

Tingkat persetujuan tertinggi kedua adalah Jokowi berpasangan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mencapai 53,3%, serta Jokowi-Muhaimin Iskandar atau Cak Imin 53,0%. "Tokoh yang mendapat persetujuan tertinggi sebagai cawapres mendampingi Joko Widodo adalah Gatot Nurmantyo," ujar CEO Alvara Research, Hasanuddin Ali.

Jokowi-Muhaimin Iskandar. (Inilah.com)

Menurut Hasanuddin, Gatot unggul karena tingkat popularitasnya memang tinggi, dan ia juga sudah banyak digadang untuk maju di Pilpres. Sementara, tingkat keterkenalan AHY cukup signifikan karena ia pernah berlaga di Pilkada DKI 2017. Cak Imin juga mendapat tingkat persetujuan yang tinggi karena gencar menggembar-gemborkan dirinya sebagai cawapres bagi Jokowi.

Disisi lain, kubu parpol pendukung Jokowi pun langsung bereaksi. Dikutip Detik.com (28/2018), anggota Dewan Kehormatan DPP Partai Golkar Anwar Arifin menuturkan, kemungkinan Presiden Jokowi mengambil cawapres yang bukan berasal dari parpol akan beresiko tinggi. Kemungkinan akan muncul kekecewaan jika mengambil dari non-parpol.

"Itu mungkin bisa terjadi tapi resikonya besar. Artinya dalam politik ada namanya harapan-harapan dan ada namanya kekecewaan," kata Anwar.

Jokowi-Airlangga Hartarto. (Merdeka.com)

Anwar mengaku Golkar belum memikirkan sikap yang akan diambil jika pada akhirnya Jokowi tak memilih sang Ketum Airlangga Hartarto sebagai pendampingnya. Termasuk sikap untuk berpindah koalisi jika Jokowi tak pilih Airlangga.

Seperti diketahui, hingga saat ini Jokowi belum mengumumkan siapa sosok yang akan mendampinginya sebagai cawapres pada Pilpres 2019. Beberapa nama bahkan telah menyatakan kesiapan untuk mendampingi Jokowi di antaranya Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin). ()

Sumber :skhnews