OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 05 Mei 2018

Membanggakan, Kisah Anak Penjaga WC Umum Raih Nilai Tertinggi UNBK se-Jatim

Membanggakan, Kisah Anak Penjaga WC Umum Raih Nilai Tertinggi UNBK se-Jatim

10Berita, JOMBANG—Fera Febiyanti (17), siswi SMKN Mojoagung Jombang, dinyatakan sebagai  lulusan terbaik dalam  ujian nasional berbasis komputer (UNBK) se-Jawa Timur tahun 2018. Prestasi Fera ini, bukan hanya menjadi sebuah kebanggaan bagi pihak sekolah, namun juga orang tuanya, Carwis (40), yang sehari-harinya bekerja sebagai penjaga ponten atau WC umum di pasar tradisional dekat rumahnya.

Fera yang skini sudah dinyatakan diterima di perguruan tinggi negeri di Malang melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) itu pun menceritakan tentang prestasinya tersebut.

“Tentu senang, dan bahagia, karena mendapat nilai tertinggi,” kata Fera, di rumah orangtuanya, di  Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung, Jombang, Jumat (4/5/2018).

Ketika mengetahui nilai 380 yang diraihnya dalam UNBK merupakan nilai tertinggi se-Jatim, Fera langsung sujud syukur.

Menurut Fera, tidak ada resep khusus yang ia terapkan sehingga bisa meraih nilai tertinggi se-Jatim, kecuali resep ‘klasik’, yakni tekun dan giat belajar.

“Saya hanya rutin belajar setiap hari. Tak terkecuali hari libur, saya tetap belajar,” tutur Fera.

Karena itu tak heran jika ia terlihat selalu pegang buku pelajaran, meskipun sedang bercengkerama dengan kedua orang tuanya.

Fera mengaku menjadwal waktu pelajarnya minimal selama dua jam setiap hari. Yakni usai pulang sekolah dan malam sebelum berangkat tidur. Hobinya sejak kecil juga turut mendukung usahanya tersebut, yaitu hobi membaca.

“Dengan membaca, saya merasa pengetahuan terus bertambah. Saya tidak pernah bosan membaca,” katanya.

Selain itu, usaha Fera dalam belajar juga didukung oleh keluarga.

Meski, terbilang keluarga sederhana, ayah Fera selalu memberinya motivasi agar anaknya itu rajin belajar dan beribadah.

“Yang agak membedakan barangkali, saya juga menekankan kepada anak untuk disiplin dengan waktu, menghargai waktu. Saya minta dia memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk mendukung pendidikan dan masa depannya,” jelas Carwis.

Fera sendiri tidak ingin mengecewakan orangtuanya, yang bersusah-payah mencari biaya sekolahnya.

“Meski orangtua saya hanya bekerja sebagai penjaga ponten, tapi saya tetap bangga. Saya juga berupaya tidak minder, bahkan memacu semangat saya, agar tidak kalah dengan yang lain,” kata Fera. []

SUMBER: TRIBUNNEWS