Politisi PSI Bela Korban Persekusi Di CFD, Jangan Lupa Yang Ini Juga, Bung!
Referensi pihak ketiga
10Berita, Tiba-tiba Susi Ferawati jadi selebritis dadakan. Gara-gara kasus dugaan persekusi di Car Free Day pada Minggu (29/04/2018) lalu, ia laris manis dicari para pewarta.
Beberapa tokoh terkenal di tanah air bahkan memuji-muji tindakannya. Sebut saja misalnya caleg PSI, politisi PDI-P, Mahfud MD, Ruhut Sitompul, atau seorang redaktur majalah ibukota.
Referensi pihak ketiga
Semua mereka sepakat, tindakan Susi luar biasa melawan persekusi. Dan disaat yang sama semua juga satu suara mengutuk habis pelaku persekusi. Kata-kata biadab, kaum bar-bar, radikal disematkan membabi buta.
Yah, persekusi memang tak bisa dibenarkan. Kita setuju.
Persekusi menurut KBBI adalah pemburuan sewenang-wenang terhadap seseorang atau sejumlah warga, disakiti, dipersusah.
Referensi pihak ketiga
Nah, sekarang masihkah Anda ingat dengan Muhammad Zainul Majdi? Nama populernya TGB (Tuan Guru Bajang). Ketika itu Minggu (09/04/2017), TGB bersama istri sedang berada di antrian counter Batik Air Bandara Changi Singapura saat hendak bertolak ke Jakarta. Karena ada keperluan, ia meninggalkan istrinya sekejap diantrian lalu kembali ke barisan.
Tiba-tiba, seorang mahasiswa Indonesia asal Jakarta bernama Steven Hadisurya Sulistyo memaki-makinya dengan sangat kasar. “Dasar Indon, dasar Indonesia. Dasar pribumi tiko,” bentaknya penuh kebencian. Di tengah keramaian pula. Gara-gara ia mengira TGB memotong antrian, padahal tidak (tribunnews/14/04/2018).
Sebuah persekusi.
Referensi pihak ketiga
Itu hanya satu contoh. Lalu lihatlah apa yang terjadi pada seorang ibu rumah tangga kritis bernama Asma Nadia yang dipersekusi pihak berwajib, pada Ustadz Abdul Somad, pada Ustadz Tengku Zulkarnain, pada warga yang dipersekusi Iwan Bopeng saat Pilkada DKI lalu, atau banyak lainnya.
Adakah yang tau bagaimana reaksi para tokoh-tokoh pengutuk persekusi tadi? Bersuarakah mereka? Tidak.
Kenapa? Bukankah contoh yang saya sebutkan juga persekusi?
Referensi pihak ketiga
Saya khawatir, sesungguhnya kutukan itu bukan tentang persekusi. Melainkan cuma tentang kaumku dan kaummu. Sebuah pembatas norak berdasarkan perbedaan pilihan politik semata. Lihatlah dengan saksama siapa yang dibela siapa yang membela. Tidakkah semuanya nyata?
Ternyata benarlah kata orang bijak, kebencian menuntunmu pada ketidakadilan.
Sumber : UC News