Bukti-bukti Pemerintah Tidak Pancasilais dan Lebih Radikal Sangat Jelas dan Gamblang, Apa Saja?
Presiden Jokowi saat memberikan konferensi pers terkiat kerusuhan Mako Brimob, Kamis (10/5/2018). Foto: Setgab
10Berita, JAKARTA – Pemerintah membentuk Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) untuk memperkuat ideologi negara tersebut.
Tapi apakah pemerintah sendiri sudah Pancasilais?
Kalaulah bukti-bukti ini menunjukkan memang benar pemerintah sendiri belum Pancasilais makan sasaran utama yang musti didahulukan lembaga BPIP itu adalah pemerintahan Jokowi itu sendiri.
Selama ini pemerintah hanya selalu menggunakan senjatan Pancasila untuk menangkal isu keberagaman dan radikalisme terorisme dengan sensitifitas agama.
Padahal ada sikap lebih radikal yang dilakukan pemerintah menyangkut hajat rakyatnya. Dan poin ini merupakan bagian dari sila-sila Pancasila.
Ratna Sarumpaet mengungkapkan pemerintah hanya fokus mengartikan Pancasila sebatas sila pertama tentang Ketuhanan Yang Maha Esa.
Padahal ada butir lain yang tak kalah penting seperti tentang ekonomi, sosial, dan musyawarah.
“Bukan itu tidak penting, tapi jangan kita lemahkan Pancasila. Ada masalah keadailan, musyarawah mufakat, keadilan beradab,” paparnya dalam acara ILC, Selasa (5/6/2018) malam.
Ratna sangat menyayangkan sikap yang diambil pemerintah yang berat sebelah itu.
Ia menunjukkan kebijakan pemerintah melakukan impor beras di tengah para petani yang sedang panen adalah bentuk radikalisme pemerintah yang mengabaikan nilai-nilai Pancasila.
“Sudah beradab kah ketika rakyat teriak please don’t do it, tapi tetap impor saat rakyat masih panen. Itu pancasilais tidak?” ujarnya.
Sikap tidak Pancasilais pemerintah bahkan lebih kentara bahkan setara dengan apa yang dilakukan para pihak yang dituduhkan berlaku radikal.
Hanya saja opini sudah terbentuk seakan mereka yang tidak Pancasilais hanya menyangkut soal keberagaman saja.
“(Padahal) semua orang mengeluh mempertanyakan, tapi lebih penting (membangun jalan) tol. Rakyat miskin semakin miskin, dan tidak mau dengar. Pemerintah tidak mau dengar,” tukasnya.
Sumber : Pojoksatu