OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 25 Juni 2018

Demokrat: JK-AHY di Pilpres 2019! Jika Masih Ingin Berkuasa, Kenapa Bukan AHY-SBY Saja?

Demokrat: JK-AHY di Pilpres 2019! Jika Masih Ingin Berkuasa, Kenapa Bukan AHY-SBY Saja?

TribunNews.com

10Berita, Di ajang Pilpres 2019 ini, Partai Demokrat tak lagi mengambil sikap diam seperti yang dilakukannya Pilpres 2014 lalu. Karena itu, partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini berkomitmen memacu elektabilitas partai dan sekaligus elektabilitas sang putra mahkota, Agus Harimuri Yudhoyono (AHY). Terutama untuk mengusung AHY sebagai Cawapres.

Namun, hingga saat ini, belum ada satu partai pun yang menyepakati putera sang pendiri Partai Demokrat tesebut. Bahkan Jokowi yang diharapkan menggandeng AHY, di hari-hari belakangan ini justru semakin menjauh. Hal ini ditunjukkan dengan tensi politik antara Demokrat dan PDIP yang semakin memanas.

Latas itu pula, Demokrat menawarkan gagasan memasangkan Jusuf Kalla atau JK dengan Agus Harimurti Yudhoyono, sebagai calon presiden dan calon wakil presiden.

"Ketika masyarakat ingin AHY cawapres, ya kami lebih fokus di situ.” Partai akan memasangkan putra sulung SBY itu dengan tokoh senior. Partai menilai formasi AHY dan tokoh senior akan lebih bagus, kata Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, seperti dikutip di laman Tempo.co(22/06/2018).

Viva.co.id

Lantas apakah Jusuf Kalla bersedia? Di beberapa kesematan, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menegaskan bahwa dirinya akan beristirahat setelah menjabat sebagai wakil dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). JK justru menginginkan Indonesia dipimpin oleh orang-orang muda.

"Saya seperti biasa tetap merencanakan istirahat sambil ngurus pendidikan, ngurus agama," kata JK, seperti dikutip di laman Detik.com (17/06/2018).

Antara JK dan SBY, terpaut usia sekitar 7 tahun. JK lahir pada 15 Mei 1942, sedangkan SBY lahir pada 9 September 1949. Dengan kata lain, usia JK lebih tua dari SBY, sang Ketua Umum Partai Demokrat yang juga ayah dari AHY.

Kumparan.com

Lantas, mengapa Demokrat tidak menyandingkan AHY-SBY saja di Pilpres 2019? Bukankah selama melaksanakan safari politik ke berbagai daerah di Indonesia, SBY mengaku menerima bayak masukan dari masyarakat. Bahkan tak sedikit yang meminta agar dia maju lagi menjadi presiden di 2019?

"Selama melakukan lawatan di lebih dari 35 kabupaten/kota di Jawa, memang banyak rakyat yang meminta saya untuk maju lagi, jadi presiden lagi. Agar, program-program pro rakyat dulu dihidupkan kembali,” kata SBY seperti keterangan Humas Partai Demokrat ke wartawan, seperti dikutip di laman Kumparan.com (24/04/2018).

Bukanlah jadi sebuah kebetulan jika SBY kembali maju di Pilpres 2019, namun posisinya sebagai Cawapresnya AHY agar tidak melanggar ketentuan UU Pemilu. Dengan demikian, selain program-program SBY selama dua priode yang lalu masih bisa dilanjutkan, SBY juga bisa dengan mudahnya membuat AHY semakin matang karena didampingi secara langsung. Soal dukungan koalisi, tentunya masih banyak pimpinan partai yang loyal dengan SBY.

Sumber : UC News