Inilah Tanggapan PPP, Demokrat, Golkar, PKB, PKS dan Gerindra soal Wacana Pencapresan Amien Rais
Wacana pencapresan Amien Rais sontak mendapat banyak tanggapan dari para tokoh politik dari lintas parpol.
Amien Rais berpidato di depan peserta unjuk rasa terkait kasus Rohingya. - Youtube
10Berita - Wacana pencapresan Amien Rais meramaikan panggung demokrasi Indonesia.
Partai Amanat Nasional (PAN) menyatakan serius mengajukan Ketua Dewan Kehormatan Amien Rais maju menjadi calon presiden 2019.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi kepada Tribunnews.com, Minggu (10/6/2018).
"PAN serius mencalonkan pak Amien Raisrunning for President 2019," ujar Wakil Ketua Komisi IV DPR ini.
Alasannya kata elite PAN ini, Amien memiliki integritas sebagai pemimpin nasional, cinta NKRI dan cinta rakyat Indonesia
Selain juga Amien memiliki konsep dan kapasitas leadership dalam memimpin perjuangan bangsa Indonesia menuju pada cita-cita Nasional sesuai berdirinya Negara Republik Indonesia.
Terakhir Amien masih memiliki fisik kuat dan stamina prima dalam beraktivitas sesuai tuntutan kerja.
"Usia tidak menghalangi dalam menjalankan tugas pokok pekerjaan," jelasnya.
Wacana pencapresan Amien Rais sontak mendapat banyak tanggapan dari para tokoh politik dari lintas parpol.
1. PPP: Coattail effect
Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani mengatakan ada dua kemungkinan mengenai wacana pencapresan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais.
Wacana tersebut bisa saja serius atau hanya untuk menaikan elektabilitas partai.
PPP sendiri kata Arsul menilai wacana pencapresan Amien bukan sesuatu yang serius, melainkan hanya untuk meningkatkan elektabilitas PAN melalui efek ekor jas (coattail effect).
"Tapi buat saya, cenderung melihatnya dalam konteks makna kedua. Yakni Amien Raissedang menerapkan teori "coattail effect" atau "efek ekor jas" seperti yang dijelaskan dalam disiplin ilmu politik bahwa pencalonan tokoh partai pada jabatan presiden atau Wapres akan memberikan dampak elektoral yang positif kepada partainya," ujar Arsul saat dihubungi, Senin, (11/6/2018).
Menurut Arsul, Amien sedang mencoba peruntungan wacana pencapresannya dapat menaikan keterpilihan PAN dalam Pemilu legislatif 2019. Mencoba peruntungan seperti yang didapatkan PDIP yang mengusung Joko Widodo (Jokowi), Gerindra yang mendorong Prabowo Subianto, dan Demokrat saat mengusung Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 2009 lalu.
"Saya melihat Amien Rais sedang mencoba peruntungan itu, dan mengapa bukan Pak Zul (Zulkifli Hasan), ya karena daya jual Amien paling tidak dilingkungan kelompok Islam tertentu harus diakui lebih tinggi,"katanya.
Menurutnya, coattail efffect melalui pencapresan Amien tidak sebesar dan seefektif pada Jokowi dan Prabowo. Persepsi publik mengenai Amien Rais masih kalah kuat dibanding Jokowi dan Prabowo.
"Bahkan tidak sekuat SBY yang dua kali menjdadi Presiden," pungkasnya.
2. Demokrat: Sulit untuk maju
Sementara itu, Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat (PD) Ferdinand Hutahaean mengaku menghormati keinginan Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais untuk maju sebagai Calon Presiden di Pemilu 2019.
Menurutnya setiap orang memilki hak politik untuk dipilih sebagai Capres.
"Keinginan pak Amien untuk maju sebagai Capres 2019 nanti harus kita sambut sebagai dinamika demokrasi. Beliau berhak, punya hak memilih dan hak dipilih. Artinya itu bagus, semakin ramai capres semakin bagus," katanya, Senin, (11/6/2018).
Hanya saja menurut Ferdinand apabila bernit maju, Amien harus menumpulkan dukungan minimal 20 Persen kursi parlemen atau 25 persen suara sah nasional sehingga dapat maju sebagai Capres.
Amien sendiri menurut Ferdinand belum pernah dibahas partainya sebagai kandidat Capres atau Cawapres.
"Saat ini nama pak Amien belum pernah muncul dalam pembahasan internal (Demokrat). Dan ini kan baru muncul pernyataan beliau. Jadi belum ada sikap partai apakah akan memasukkan nama Amien Rais sebagai salah satu kandidat. Belum, karena belum pernah dibahas," katanya.
Ferdinand mengatakan meskipun dalam politik semuanya mungkin, namun majunya Amien Rais di Pilpres 2019 sulit terwujud. Konstelasi pemilihan presiden kini sudah terpolarisasi kepada dua kubu yakni Kubu Joko Widodo ( Jokowi) dan Kubu Prabowo Subianto.
"Melihat situasi sekarang agak sulit, tapi kalau bicara mungkin, ya tentu semua mungkin," pungkasnya.
3. Golkar: Semakin banyak calon semakin bagus
Tanggapan juga datang dari paratai berlambang pohon beringin, Golkar.
Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily menyambut baik baik bila Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2019.
Menurut Ace semakin banyak calon presiden semakin baik dalam menentukan pemimpin Indonesia kedepannya.
"Kalau Pak Amien Rais mau maju dan menyatakan kesiapannya menjadi Capres tentu bagus. Semakin banyak calon Presiden semakin bagus bagi proses demokrasi di Indonesia," kata Ace, saat dihubungi, Senin, (11/6/2018).
Ace mengaku mendorong mantan Ketua MPR tersebut maju sebagai peserta Pilpres.
Menurutnya ketimbang terus mengkritik pemerintah, lebih baik Amien membuktikan diri layak untuk menjadi Presiden Indonesia.
"Pak Amien Rais memiliki kapasitas dan kemampuan untuk memimpin RI ini. Daripada teriak-teriak mengkritik Pemerintahan Pak Jokowi lebih baik maju saja sebagai Capres. Berjuang merebut kekuasan Pemerintahan. Kita buktikan mana yang paling dipercaya rakyat," katanya.
Ace mengatakan sah-sah saja Amien ikut mencalonkan diri pada pesta demokrasi masyrakat Indonesia 5 tahunan tersebut.
Hanya saja permasalahannya adalah syarat untuk mengusung calon presiden dan wakil presiden, yakni minimal 20 persen kursi di parlemen atau 25 persen sura sah nasional.
"Namun masalahnya apakah ada koalisi partai politik yang akan mendukungnya dan memenuhi persyaratan untuk mencalonkan beliau? Bukankah masing-masing partai politik sudah memiliki Capresnya sendiri. Misalnya Gerindra sudah ada Pak Prabowo, PKS sudah memiliki 9 calon, PAN setahu saya merekomendasikan Ketua Umumnya, PBB mencalonkan Pak Yusril, dan lain-lain. Belum lagi Habib Rizieq juga pengen nyapres," katanya.
"Kalau Partai Golkar akan selalu konsisten mendukung Pak Jokowi sebagai Capres. Insya Allah Pak Jokowi akan kembali terpilih menjadi Presiden pada periode kedua," pungkas Ace.
4. PKB: Saya pilih Jokowi
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin juga ikut angkat bicara terkait isyarat Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais untuk maju menjadi capres 2019.
Ditemui saat melepas pemudik di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Cak Imin mengatakan dirinya tentu memilih Jokowi ketimbang Amien Rais.
"Saya pilih Jokowi saja. Pak Amien Rais saya gak bisa komen ya. Tapi saya pilih Jokowi dibanding Pak Amien," ungkapnya, Minggu (10/6/2018).
Dirinya pun enggan menebak-nebak peluang Amien Rais yang ingin maju kembali menjadi capres.
Namun, Cak Imin menganalisis nama besar Amien Rais sebagai Ketua Umum Muhammadiyah lebih kuat dibanding Prabowo Subianto.
Selain itu, kata Cak Imin, diperlukan sosok baru selain Prabowo Subianto yang sebelumnya telah kalah dua kali saat maju menjadi capres.
"Jangan-jangan Pak Amien dengan Prabowo kuat Pak Amien. Ya Pak Amien mantan Ketua Umum Muhammadiyah, Prabowo sudah pernah tanding. Hari ini mungkin butuh yang baru tanding, analisis saja," tutur Cak Imin.
5. PKS: Beri kesempatan yang muda
Menanggapi wacana pencapresan Amien Rais, Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, meminta agar para politikus muda diberi kesempatan untuk mengisi pucuk pimpinan nasional sebagai presiden dan wakil presiden.
Hal itu disampaikan Mardani menanggapi masuknya Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais, dalam bursa calon presiden PAN.
"Apresiasi niat mengusung Pak Amien," kata Mardani saat dihubungi Kompas.com, Senin (11/6/2018).
"Usia 74 tahun tentu lebih muda dari usia Mahathir Mohammad yang jadi PM (Perdana Menteri) usia 92 tahun."
"Tapi akan jauh lebih baik jika kita mulai memberikan kesempatan pada yang muda untuk memimpin bangsa," katanya menegaskan.
6. Gerindra: Yakin PAN dukung Prabowo
Tanggapan juga datang dari Partai Gerindra yang selama ini diketahui dekat dengan PAN.
Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra Andre Rosiade mengatakan sangat menghormati wacana Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais yang akan maju dalam Pemilu Presiden 2019.
Menurutnya setiap orang memiliki hak konstitusi untuk memilih atau dipilih sebagai Calon presiden Indonesia.
"Pencalonan pak Amien itu hak konstitusi pak Amien, kami Gerindra menghormati pak Amien dan PAN kalau mencalonkan karena itu hak konstitusi untuk mencalonkan dan dicalonkan," katanya, Senin, (11/6/2018).
Menurutnya, wacana majunya Amien merupakan hal biasa. Ia yakin pada akhirnya nanti, PAN akan mendukung Prabowo Subianto sebagai Capres 2019.
Apalagi tambah Andre, komunikasi yang terjalin antara partainya dengan PAN saat ini cukup baik dan berjalan intensif.
"InshaAllah kami masih meyakini pada saatnya PAN akan mendukung pencalonan pak Prabowo tentu setelah yang akan diputuskan dalam Rakernas PAN bulan depan gitu loh," katanya.
Terkait kemungkinan Amien Rais menjadi Cawapres Prabowo menurut Andre prosesnya masih panjang.
Ia mengatakan, mengenai Cawapres harus dibicarakan antara Prabowo dengan pimpinan partai mitra koalisi. Sementara sekarang ini, koalisi partai belum resmi terbentuk.
"Jadi kita bangun koalisi dulu baru bicara siapa cawapresnya," pungkasnya. (*)
Sumber : Tribunnews.com