Mengapa Allah Ciptakan Lebah?
10Berita, “Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum daripada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah yang mudah ditelah bagi orang-orang yang meminumnya.” (QS. An-Nahl 16: 66)
LEBAH atau tawon adalah ciptaan Allah yang istimewa. Namanya diabadikan Tuhan dalam Kitab Suci-Nya, Al Qur’anul Karim, yakni termaktub dalam Surat An-Nahl yang bermakna lebah. Allah menciptakan lebah yang kecil mungil, tetapi banyak mengandung rahmat dan berkah. Sang Khalik menurunkan wahyu kepada lebah.
“Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, dipohon-pohon kayu, dan ditempat-tempat yang dibuat manusia, kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).”
Menurut ayat itu, ada tiga amanat Ilahi yang diwahyukan kepada lebah, yaitu: Pertama, lebah bisa diternakkan, sebagaimana ditegaskan dalam kalimat, “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, dipohon-pohon kayu, dan ditempat-tempat yang dibuat manusia.”
BACA JUGA: Belajar Kerja Keras dari Lebah
Kedua, lebah tak akan merugikan manusia, tetapi justru sebaliknya, ia akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi manusia, meskipun ia makan buah-buahan yang ditanam oleh manusia. Manfaat itu ialah meningkatnya produksi pertanian dan menghasilkan madu sebagai minuman segar dan obat mujarab bagi manusia.
“Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.” (QS. An-Nahl 16: 69).
Ketiga, lebah itu binatang yang “baik hati”. Tak akan mengganggu manusia, jika ia tak lebih dahulu diganggu oleh manusia. Lebah atau tawon merupakan masyarakat yang terikat dalam satu organisasi yang rapi, teratur, dan disiplin.
Ratu Lebah
Dalam satu masyarakat lebah atau satu sarang lebah terdapat tiga macam lebah, yaitu: Induk lebah atau ratu, lebah jantan, dan lebah betina atau lebah pekerja.
Induk Lebah atau Ratu dalam satu sarang hanya ada satu ekor saja. Ia sebagai ratu yang selalu ditaati oleh pasukannya yang ribuan jumlahnya. Ciri-cirinya, bertubuh paling besar, ukuran kira-kira 3-7 mm. Warnanya merah tua agak kehitam-hitaman. Tugasnya, selain memimpin yang terpenting ialah bertelur untuk mengembangbiakkan lebah-lebah baru.
Selama hidupnya hanya sekali kawin dengan tawon jantan, sesudah itu selamanya tinggal di dalam sarang untuk terus menerus bertelur. Cara perkawinannya sungguh unik. Pada waktu sang ratu akan melaukan perkawinan, ia tidak melakukan pemilihan jodohnya secara langsung, melainkan dibuatnya “sayembara” untuk semua lebah jantan dalam sarang tersebut.
Sang ratu terbang setinggi-tingginya, kemudian diikuti oleh segenap tawon. Bagi lebah jantan yang dapat mengejar dan mendekati sang ratu, dialah yang berhak mengawininya pada saat itu pula, dan disaksikan oleh segenap lebah yang mengikutinya.
Seluruh sperma lebah jantan dimasukkan ke dalam kantong reproduksi sang ratu. Selesai perkawinan, sang ratu turun kembali ke sarang, kemudian bertelur setiap hari. Sedangkan lebah jantan yang telah mengawini sang ratu tak lama kemudian mati. Perkawinan biasanya dilakukan bulan Mei, Juni atau Juli. Induk lebah umurnya tiga sampai empat tahun, tetapi kadang-kadang ada yang sampai lima atau enam tahun.
BACA JUGA: Subhanallah, Lebah juga Butuh Istirahat
Lebah Jantan & Betina
Jumlah lebah jantan relatif sedikit dibandingkan dengan lebah betina. Umurnya, secara normal tidak melebihi 70 hari. kebanyakan kurang dari 70 hari. Ciri-ciri lebah jantan adalah tubuhnya lebih kecil dari sang ratu, warnanya kehitam-hitaman, tak pernah keluar dari sarang, kecuali mengikuti sayembara, tak mempunyai sengat dan pemalas, tak pernah mencari makan. Tugasnya sebagai pejantan, menjaga sarang, dan membersihkan sarang.
Sedangkan lebah betina jumlahnya dalam satu sarang cukup banyak. Meskipun betina, namun tidak dapat bertelur. Disebut lebah pekerja, karena tugasnya amat berat, yakni, bertanggungjawab atas kebutuhan makan sang ratu atau lebah jantan.
Ciri-cirinya tubuhnya paling kecil dibanding dengan induk lebah dan pejantan. Warnanya hitam agak kecoklat-coklatan, bersenjatakan sengat (sehabis menyengat segera mati). Umurnya seperti pejantan, tak lebih dari 70 hari. []
Sumber : Islampos.