OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 01 Juni 2018

Miliarder Muda Ini Habiskan Hartanya Untuk Beramal Usai Divonis Kanker, Kematiannya Ditangisi Dunia

Miliarder Muda Ini Habiskan Hartanya Untuk Beramal Usai Divonis Kanker, Kematiannya Ditangisi Dunia

10Berita, Hidup seorang manusia tak ada yang tahu akan bertahan sampai kapan. Hanya Tuhan yang tahu batasan umur makhluknya entah itu manusia, hewan atau tumbuhan sekalipun.

Hal tersebut karena kematian termasuk ke dalam takdir muallaq, takdir pasti dari Allah yang tidak dapat diubah oleh manusia.

Akan tetapi, hal tersebut dapat diubah dengan jalan memperbaiki nasib sebelum ajal datang menjemput.

Nasib yang dimaksud adalah apakah kita akan meninggal dalam keadaan husnul khotimah atau suul khotimah. Hal tersebut dapat diubah oleh kita sendiri.

Seperti yang terjadi pada salah seorang pemuda asal Australia. Pemuda ini bernama Ali Banat berasal dari Greenacre di barat daya Sydney, Australia.

Pemuda ini merupakan pebisnis yang sukses, hidup nyaman dan bergelimang kemewahan.

Kamar tidurnya saja dipagari dengan sepatu Louis Vuitton, satu-satunya merek alas kaki yang dikenakannya, dan gelang seharga $ 60.000 (£ 33.945).

Salah satu mobilnya termasuk Spider Ferrari senilai $ 600.000 (£ 339.237,50).

Dan masih juga daftar kekayaan Ali yang lainnya yang tentunya akan membuat mata semakin melotot jika disebutkan satu persatu.

Namun, hidupnya seketika berubah 180 derajat. Pada bulan Juli 2015, Ali mendapat berita yang tidak pernah terlintas sama sekali dalam pikirannya.

Pengusaha berusia 33 tahun ini didiagnosis Kanker Karsinoma Kistik Adenoid stadium 4. Bahkan oleh dokter, hidupnya diperkirakan bertahan sampai 7 bulan saja.

Sontak, hal tersebut membuat dirinya syok dan sedih. Tapi kalian tahu apa yang diperbuatnya usai mendengar vonis dokter?

Bukan putus asa dan mengeluh dalam keterpurukan, justru pemuda ini bangkit dan melakukan hal luar biasa.

Semua harta kekayaannya ia sumbangkan ke badan amal yang juga didirikannya. Ia mendirikan badan amal bernama Muslims Around the World (MATW) pada Oktober 2015.

Menurutnya, ketika dia sakit, semua harta kekayaan yang dengan susah payah ia kumpulkan ini tak ada artinya lagi.

“Saat kau tahu bahwa kau sakit atau kau tidak punya banyak waktu untuk hidup, ini adalah hal terakhir yang ingin kau kejar. Dan begitulah cara kita menjalani kehidupan sehari-hari, ” katanya saat diwawancara di program Youtube bertajuk Gifted With Cancer.

Tak hanya itu, menurutnya juga, kanker yang ia derita bukanlah suatu penyakit melainkan sebuah ‘karunia’ dari allah.

Ia pernah diwawancara oleh ‘Living Muslim’, sebuah serial video produksi komunitas Muslim Australia, yang ditayangkan di Facebook pada November 2015 lalu.

“Saya diberi karunia oleh Allah, Alhamdulillah, dengan kanker yang ada di seluruh tubuh saya,” ujar Ali dalam video tersebut.

Video ini sudah ditonton lebih dari 3 juta orang di Facebook. Organisasi MATW miliknya ini telah membantu ribuan orang di sejumlah negara termasuk Togo, Ghana, dan Burkina Faso.

Ali juga tak segan untuk mengunjungi berbagai negara di Afrika. Bahkan ia bekerja keras untuk mencari sponsor sehingga 100% donasi dapat diberikan ke proyek dan tidak ada biaya administrasi sama sekali.

Dengan uang donasi itu, MATW bertujuan untuk membangun desa bagi lebih dari 200 janda, masjid, sekolah ke rumah 600 yatim piatu, rumah sakit mini atau pusat medis, dan bisnis untuk mendukung masyarakat setempat.

Hal tersebut bisa terlihat di Instagram official MATW @matw_project. Bahkan, dana yang tadinya hanya menargetkan $1 juta dolar, atau Rp 10 miliar ini kini sudah melebihi target.

Ali sering memberikan perkembangan terbaru baik dari proyeknya di Afrika hingga kondisi kesehatannya, khususnya lewat video di Facebook dan Instagram, kepada ratusan ribu pengikutnya.

Dalam keadaan hidung yang diberi selang infusan, kantung mata yang mulai menghitam, bibir yang pucat, Ali tetap rajin memberi semangat dalam berbagai video yang diunggahnya di akun @matw_project.

Usai berjuang membantu masyarakat yang kekurangan dan membutuhkan, rupanya Allah masih memberikan kesempatan hidup lebih lama untuk Ali Banat.

Ia bisa bertahan hingga tiga tahun lamanya. Pada Selasa (29/5/2018), Ali Banat menghembuskan napas terakhirnya sebelum azan Magrib berkumandang. Ali meninggal tepat di hari ke-13 bulan suci Ramadan.

Berbagai ucapan bela sungkawa pun mengalir dari sahabat, saudara sesama muslim dan juga yang lainnya.

Proses pemakamannya pun disiarkan secara langsung di Facebook MATW project. Sudah hampir 3 juta orang menonton video tersebut.

Ratusan orang juga ikut mendoakan dan mengiringi kepergian Ali Banat ke peristirahatan terakhir.

Sumber: tribunnews.com