Pembersihan terhadap Etnis Rohingya Masih Berlangsung
10Berita –Departemen Luar Negeri AS merilis laporan terbaru yang mengatakan tidak ada kemajuan terkait nasib etnis Muslim Rohingya di Myanmar meskipun ada tekanan internasional terhadap kasus ini.
Dalam sebuah laporan tentang kebebasan beragama internasional Amerika Serikat menuduh pemerintah Myanmar “meningkatkan gerakan pada kelompok etnis di Kachin”, di utara negara itu.
“Saya tidak berpikir Anda telah melihat kemajuan yang terjadi di sana di negara Myanmar, tempat kekerasan tindakan keras terhadap Rohingya terjadi,” demikian Duta Besar Sam Brownback, dalam konferensi pers tentang Laporan Kebebasan Beragama Internasional 2017 yang dirilis hari Selasa seperti dikutip Sunday Morning Post.
Laporan itu juga memperkirakan bahwa sekitar 680.000 orang meninggalkan Myanmar ke negara tetangga di Bangladesh guna menghindari kekerasan.
Laporan juga melaporkan serangan baru oleh pemerintah Myanmar terhadap pemberontak Kachin yang telah berjuang selama puluhan tahun untuk mendapat otonomi lebih besar telah menimbulkan kekhawatiran krisis kemanusiaan di negara bagian Rakhine. Pemberontak Kachin adalah kelompok minoritas yang sebagian besar beragama Kristen.
BBC, melaporkan hari Ahad bulan April, di mana PBB memperkirakan sekitar 4.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka sejak April. Konflik antara Organisasi Kemerdekaan Kachin (KIO) dan pasukan pemerintah terus meningkat. Militer Myanmar dilaporkan meluncurkan serangan udara dan artileri.
Etnis Kachin berjuang mendapatkan otonomi di Myanmar sejak 1961.
Sementara itu, AS mengkritik China karena melindungi Myanmar dari aksi PBB. Laporan yang mencakup kejadian tahun 2017 juga menyoroti kekhawatiran AS lainnya tentang kebebasan beragama di luar negeri:
-Sekitar 80.000 hingga 120.000 tahanan politik ditahan di kamp-kamp penjara di Korea Utara, sebagian karena alasan agama. Laporan itu mengatakan bahwa tahanan ditahan “di bawah kondisi yang mengerikan” di daerah terpencil.
-“Ratusan ribu” Muslim Uighur di China telah dikirim secara paksa ke pusat-pusat pendidikan di China.
-50 orang di Pakistan dipenjarakan atas tuduhan penodaan agama tahun lalu. Di mana laporan itu mengatakan setidaknya 17 divonis hukuman mati.
Sementara itu, kelompok bantuan kemanusiaan meningkatkan upaya untuk membantu pengungsi Rohingya mempersiapkan musim hujan.
Para relawan mengajarkan para pengungsi bagaimana melindungi diri mereka dari banjir dan tanah longsor.
Lebih dari setengah juta pengungsi Rohingya tinggal di kamp pengungsian sementara di Kutupalong. Menurut badan bantuan kemanusiaan PBB, Kutupalong sekarang adalah tempat pengungsi terbesar di dunia.*
Sumber : Hidayatullah.com