OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 13 Juli 2018

NAHLOH! Warganet Temukan 5 KEANEHAN Acara Deklarasi Dukungan Ulama Muda Untuk Jokowi

NAHLOH! Warganet Temukan 5 KEANEHAN Acara Deklarasi Dukungan Ulama Muda Untuk Jokowi


10Berita, Banyak cara dilakukan untuk menaikkan elektabilitas Jokowi yang konon sudah merosot hingga ke angka 20%. Contohnya acara Rembuk Aktifis 98 yang membuat geger dan ditertawakan warganet karena ternyata diikuti oleh beberapa warga lansia dan anak-anak.

Tak kapok jadi bahan tertawaan warganet, sebuah acara serupa digelar di Sentul Internasional Convention Center (SICC). Acara Halalbilahal dan silaturrahmi nasional yang sekaligus menjadi Deklarasi Dukungan Solidaritas Ulama Muda Jokowi atau SAMAWI tersebut mencuri perhatian warganet.

Setidaknya ada 5 fakta yang diungkap warganet dari Acara Deklarasi Solidaritas Ulama Muda Jokowi (SAMAWI) yang berlangsung Selasa, 10 Juli 2018 tersebut:

1. Politisasi Agama
Istilah politisasi agama sebenarnya lebih banyak digaungkan oleh para pendukung Jokowi, bahkan tidak kurang Jokowi sendiri dan beberapa tokoh dilingkar kekuasaan menyebut istilah “Politisasi Agama” bagi kelompok yang besebrangan dengan mereka. Kontan, acara dengan gaung Deklarasi dengan membawa embel-embel ulama tersebut menjadi antitesis dari pernyataan mereka sendiri. Bahkan dalam beberapa hari saja, lingkar kekuasaan memborong “politisasi agama” dengan adanya Acara Deklarasi SAMAWI ini dan dukungan TGB Zainul Madji dalam ceramahnya di Istiqlal. Ampun, mungkin mereka punya definisi sendiri soal “Politisasi Agama” dan hak prerogatif menentukan apa yang boleh dan apa yang tidak dalam “politisasi agama”.

2. SAMAWI
Gerakan ini baru 2 bulan terbentuk dan sejak awal pembentukannya, gerakan ini memang ditujukan untuk mendukung Jokowi. Melalui akun twitternya, LetJen (Purn) Suryo Prabowo menilai Deklarasi yang terjadi beberapa bulan belakangan ini sebagai bentuk kepanikan atas elektabilitas yang merosot. Hingga dukungan direkayasa habis-habisan untuk meningkatkan elektabilitas.

PANIK, lalu .....
dukungan habis-habisan direkayasa hanya untuk meningkatkan elektabilitas

kemarin dukungan dari aktivis lansia, sekarang ulama anak-anak diikutkan juga.

katanya nggak boleh mempolitisasi agama dan anak-anak, lha koq ini malah dua-duanya ?!? pic.twitter.com/VvuLdvCLCo

— J.S. Prabowo (@marierteman) July 11, 2018


Fakta bahwa SAMAWI baru terbentuk 2 bulan belakangan seakan menjadi bukti pembenaran adanya kepanikan dari elektabilitas Jokowi. Dan lucunya, tidak seperti organisasi-organisasi Islam lain yang berdiri dengan tujuan Dakwah Islam, SAMAWA “special pake telor” berdiri dengan tujuan awal untuk mendukung Jokowi.

3. Ribetnya Istilah SAMAWI
Solidaritas Ulama Muda Jokowi yang disingkat menjadi SAMAWI itu juga menjadi perdebatan kocak diantara warganet. Jika SA menjadi Solidaritas rasanya terlalu dipaksakan, harusnya SOMAWI mungkin. Dan jika MA itu adalah akronim dari Ulama, WI itu adalah Jokowi, maka dimanakah orang MUDA itu disembunyikan?

Ada pula yang berusaha mencocok-cocokan menjadi Singkatan S=Solidaritas, A=ulamA, MA=MudA, WI=JokoWI. Baiklah, sedikit masuk akal meski agak ribet.

Maka solusi opsi ketiga dari warganet soal SAMAWI adalah SAMA JokoWI, Oke deal!

4. Klaim Hoax Dihadiri 15.000 Peserta.
Klaim dari panitia mengatakan dalam Deklarasi ini tidak kurang dihadiri sekitar 15.000 peserta. Kenyataannya, kapasitas kursi di Sentul International Convention Center (SICC) ternyata hanya 12.000. Yuk, kita cek di Wikipedia: Sentul City International Convention Center atau disingkat menjadi SICC adalah sebuah gedung pertemuan multifungsi dengan kapasitas 12.000 orang yang terletak di Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Gedung ini sebelumnya memiliki nama “Bukit Sentul Convention Center”, dan seiring dengan perubahan nama PT Bukit Sentul Tbk menjadi PT Sentul City Tbk, sekarang berubah menjadi “Sentul City International Convention Center”.

Ternyata warganet cukup jeli, lebih jeli dari panitia. Dalam beberapa foto yang beredar, bangku masih terlihat kosong, benar ada 15 ribu peserta, itu artinya melebihi kapasitas gedung. Nah, seharusnya ada bangku yang diduduki lebih dari 1 orang bukan? Ah, biarkan hanya panitia dan Allah saja yang tah.

5. Anak-anak dan Ibu-ibu termasuk Golongan MUDA? Setelah diacara Rembuk Aktifis 98 ada sepuh dan anak-anak yang ikut serta dengan diberi pakaian sesuai acara. Kini definisi MUDA menjadi polemik tersendiri. Sebab dalam beberapa video terdapat anak-anak tanggung dan ibu-ibu yang bahkan terkesan tidak tahu untuk apa ia diundang. Dengan kejadian beberapa hari belakangan ini, mungkin sudah saatnya kita merevisi definisi tentang umur 😉

Berjibunnya jumlah uang tak bertuan mengundang orang untuk berkreatifitas. Gak percaya? Coba deh bikin proposal "kongres cebong.nasional" dengan sasaran 100 ribu di Monas, berapapun biayanya pasti diokekan

— Sudarsono Saidi (@darsono1968) July 12, 2018


Lihatlah yg datang di Silaturahmi Nasional Ulama Muda untuk dukung Jokowi, saya bertanya-tanya nyomot anak-² dimana ini terus dilabelin Ulama Muda, ada juga emak-² yg dia sendiri juga tidak tau datang di acara apa, katanya acara maulid. From IG @kalam_ku#2019GantiPresiden pic.twitter.com/tTftJlSCCN

— 🅼. 🅺🅷🆄🅼🅰🅸🅽🅸 (@mkhumaini) July 11, 2018


Jangan bawa-bawa agama!

Lalu, Solidaritas Ulama Muda untuk Jokowi (Samawi) itu apa? Kasihan ih.

— Azzam M Izzulhaq (@AzzamIzzulhaq) July 11, 2018


Sumber : PORTAL ISLAM