OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 01 Juli 2018

Tahun Terakhir, Tantangan Jokowi Perbaiki Sektor Pertanian Pangan

Tahun Terakhir, Tantangan Jokowi Perbaiki Sektor Pertanian Pangan

“Negara ini banyak sekali menghadapi anomali kebijakan yang dibuat pemerintah."

skr/hidayatullah.com

[Ilustrasi] Area persawahan di Bandung, Jawa Barat.

10Berita – Kinerja sektor pertanian dan pangan setelah rezim Joko Widodo (Jokowi) memerintah dirasa tidak membuat perubahan berarti dari pemerintahan sebelumnya. Hal ini dikatakan oleh anggota Komisi IV DPR, Dr Andi Akmal Pasluddin.

Persoalan data, mulai dari serap informasi lapangan maupun serap data melalui teknologi satelit, masih belum membuat segala keputusan perbaikan sektor pertanian dan pangan termasuk pengelolaan hutan dan perikanan terwujud.

“Negara ini banyak sekali menghadapi anomali kebijakan yang dibuat pemerintah. Dampak anomali kebijakan ini mendominasi sektor pertanian, pangan, dan perikanan. Tindakan pemerintah kerap kali mengecewakan masyarakat terutama  kebijakan pangan seperti impor maupun distribusi tataniaga hingga subsidi mulai on farm maupun off farm,” urai Akmal dalam siaran persnya di Jakarta kepada, Sabtu (30/06/2018).

Politisi Daerah Pemilihan Sulsel II ini mencontohkan, pada kebijakan impor beberapa produk pangan dan perikanan, time line (garis waktu) dilakukan tidak matang. Sebagai dampaknya, ketika menghadapi masa panen, barang dari luar negeri secara bersamaan hadir juga di negara ini. Keadaan ini mengakibatkan banyak masyarakat menuduh pemerintah melakukan kebijakan impor diam-diam.

Empat tahun kinerja pemerintah yang sering membuat kecewa masyarakat diungkapkan Ketua Kelompok komisi IV FPKS DPR ini sebagai permasalahan yang tidak ada ujungnya.

Bahkan berpuluh tahun, silih berganti pemimpin mulai presiden, kementerian pertanian, kementerian perdagangan, Bulog hingga BPS, tidak memberikan arah perbaikan bangsa ini menjadi lebih baik akan tata kelola data pangan sampai pada implementasi tata niaganya.

Akmal mengatakan, waktu pemerintahan periode ini hanya tinggal 1 tahun lagi. Ini bukan waktu yang lama, sehingga pemerintah tidak akan berlama-lama untuk dapat membuktikan perbaikan sektor pertanian, pangan dan perikanan.

“Saya sangat menekankan agar pemerintah senantiasa menghindari impor pangan. Saya tidak anti impor. Tapi impor pangan ini saya sangat yakin dapat dikendalikan bila pemerintah tidak ada interest mendapat untung sesaat,” ujar Akmal.

Anggota banggar ini menjelaskan, banyak masyarakat tidak waspada pada kebijakan impor. Harus banyak narasumber dan media yang mengawasi kinerja pemerintah terkait kebijakan impor ini, agar jalannya pemerintahan menjadi baik dari waktu ke waktu. Saat ini, kontrol terkuat pemerintah adalah media yang akan diteruskan ke media sosial.

“Saya berharap, pemerintah dalam satu tahun terakhir ini, dalam menjalankan kebijakan pertanian dan pangan tidak terpengaruh pada situasi demokrasi pergantian kepemimpinan nasional. Ini sangat penting karena menyangkut hajat hidup hampir 300 juta jiwa penduduk Indonesia,” pungkas Andi.*

Sumber :Hidayatullah.com