The Guardian: Merasa Jijik soal Pabrik Akun Palsu
10Berita – Senin, 23 Juli 2018, media asing The Guardian mengungkapkan bahwa adanya pabrik akun palsu pendukung Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok di sosial media. The Guardian menuliskan bahwa ada pabrik pembuat akun palsu pada sosial media untuk mendukung Ahok.
Keberanian harian asal Inggris ini, yang membongkar modus pabrik pembuat akun palsu pendukung Ahok telah menggegerkan publik Indonesia Senin, 23 Juli 2018 (Baca: Harian Inggris The Guardian Bongkar Pabrik Akun Palsu Pendukung Ahok).
Baca juga: Wah, Komisaris BUMN Bikin Berita Hoax
Berikut adalah fakta yang diungkapkan oleh The Guardian terkait pabrik pembuat akun palsu para pendukung Ahok tersebut.
Masing-masing buzzer diwajibkan membuat 5 akun Facebook, 5 akun Twitter, dan 1 akun Instagram. Para buzzer dilarang memberitahukan lokasi bekerja dan kepada siapa mereka bekerjaTugas para buzzer adalah melawan sentimen anti Ahok, membuat hashtag yang mengejek tim lawan, dan mengejek kelompok Islam yang mendukung lawan Ahok. Tiap buzzer dibayar sebesar US$280 per bulan (sekitar hampir 4 juta berdasarkan kurs saat ini). Para buzzer bekerja di sebuah rumah mewah di kawasan Menteng. Para buzzer ditempatkan dalam 2 ruangan berbeda berdasarkan penugasan mereka. Ruang pertama untuk konten positif. Tugas mereka mereka menyebarkan konten positif tentang Ahok. Ruang kedua untuk konten negatif. Tugas mereka menyebarkan konten negatif dan ujaran kebencian tentang oposisi. Masing-masing buzzer memposting 60 hingga 120 kali cuitan per hari pada akun Twitter palsu mereka, dan beberapa unggahan status di Facebook. Satu tim yang terdiri dari 20 orang, masing-masing dengan 11 akun media sosial, setiap hari akan menghasilkan hingga 2.400 cuitan di Twitter. Mereka bekerja berdasarkan koordinasi yang diterima melalui grup WhatsApp bernama Special Forces yang beranggotakan 80 orang. Tim itu menjadi pengumpan konten dan hashtag harian untuk dipromosikan. Akun palsu tersebut harus nampak tidak anonim. Sehingga mereka meminta para buzzer mengambil foto profil dari Google, foto kawan-kawan mereka di Grup Facebook atau Whatsapp. Para buzzer didorong untuk menggunakan akun dengan foto perempuan cantik untuk menarik perhatian. Di Facebook mereka bahkan membuat beberapa akun menggunakan foto profil aktris asing yang terkenal. Salah satu akun yang dimanfaatkan oleh tim buzzer pro Ahok, @IasMardiyah, yang menggunakan foto profil perempuan berkerudung, misalnya, kini beralih tugas menjadi akun yang mempromosikan Jokowi.
Disarikan dari: The Guardian dari Facebook “>Andi Nino Wirawan
Sumber : Ngelmu.co