OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 10 Agustus 2018

Bernasib Sama Gagal Jadi Cawapres, Ini Beda Ucapan Minta Maaf Ala Mahfud MD - AHY

Bernasib Sama Gagal Jadi Cawapres, Ini Beda Ucapan Minta Maaf Ala Mahfud MD - AHY

AHY dan Mahfud MD

10Berita - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menuliskan ucapan maaf dan terimakasihnya kepada masyarakat yang memberikan simpatinya soal namanya yang tak terpilih sebagai cawapres Jokowi di Pilpres 2019.

Hal ini seperti yangTribunWowlansir dalam unggahannya di akunInstagram @mohmahfudmd, Jumat (10/8/2018).

Dalam unggahan tersebut, Mahfud MDmemohon maaf dan berterimakasih kepada masyarakat Indonesia yang mengirimkan pesan, pertanyaan dan simpati kepadanya terkait keputusan Jokowi memilih KH Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya.

Ia menuliskan, ada ribuan WA, SMS, Twitter, Instagram, dan lain sebagainya yang hanya bisa ia baca tanpa bisa menjawabnya satu persatu.

Menurutnya, keputusan Jokowi adalah realitas politik yang tidak terhindarkan.

Mantan Menteri Pertahanan di era Presiden Abdurrahman Wahid ini kaget dengan keputusan tersebut, namun mengakui tidak merasa kecewa.

Mahfud MD merasa maklum dengan pilihan tersebut dan tak ingin Jokowi merasa bersalah.

Baginya, yang terpenting adalah NKRI, dan yang sudah diputuskan oleh Jokowi sudah sesuai dengan hak dan mekanisme konstitusional.

Hal itulah yang harus ditekankan untuk merawat NKRI.

"Saya minta maaf dan berterimakasih kepada masyarakat yang mengirim pesan/pertanyaan dan simpati kepada saya terkait keputusan Pak Jokowi memilih KH Makroef Amin sebagai cawapresnya. Ada ribuan WA, SMS, Twitter, IG dll. Saya minta maaf karena saya hanya bisa membaca tanpa bisa menjawab 1 persatu.

Keputusan Pak Jokowi itu adalah realitas politik yang tak terhindarkan. Meski kaget saya tidak kecewa. Saya sudah bertemu berdua dengan Pak Jokowi. Saya memaklumi pilihan itu sulit dihindarkan. Saya bilang, Pak Jokowi tak perlu merasa bersalah. Itu hak beliau utk memutuskan yg terbaik.

Bagi kita yang terpenting NKRI ini terawat dgn baik. Keberlangsungan NKRI jauh lbh penting daripada sekedar nama Mahfud MD dan Makroef Amin. Secara agama, saya dkk sdh berusaha tapi Tuhan jua yg menentukan. Tidak ada daya atau hal yg bs diberdayakan tanpa izin Allah.

Yang sudah diputuskan oleh Pak Jokowi sdh sesuai dgn hak dan mekanisme konstitusional. Kita hrs terima itu sbg kesadaran konstitusional kita. Alangkah ngeri hidup bernegara kalau kita tak punya kesadaran berkonstitusi dan berhukum! Itu yg hrs ditekankan utk merawat NKRI.

Mari kita terus dgn rumah NKRI. NKRI adalah anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa kepada kita bangsa Indonesia. Ikuti trs pros2 konstitusional yg berlaku,"tulis@mohmahfudmdpada keterangan gambar di unggahannya, Jumat (10/8/2018).

MelansirKompas.com, sebelum penetapan nama Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin sebagai cawapres Jokowi, Mahfud MDmengaku sudah diminta untuk bersiap.

"Saya tidak kecewa, kaget saja, karena sudah diminta mempersiapkan diri, bahkan sudah agak detail," kata Mahfud, Kamis (9/8/2018) sore.

Setelah diminta mempersiapkan diri, Mahfud MD bahkan sempat menunggu di restoran yang tidak jauh dari tempat pertemuan.

Namun, setelah menunggu cukup lama, Mahfud memutuskan untuk pulang.

Meski begitu, Mahfud menilai bahwa hal yang dialaminya sebagai peristiwa politik biasa.

"Biasa di dalam politik, itu tidak apa-apa," ujarnya.

"Kita harus lebih mengutamakan keselamatan negara ini daripada sekadar nama Mahfud, nama Ma'ruf Amin," ucap Mahfud.

(TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani)

AHY Minta Maaf ke Para Pendukung Gagal Jadi Cawapres

Berbeda dari Mahfud MD, Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasama) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono memberikan pernyataan.

Tepat di tanggal 10 Agustus, Agus pun menyatakan usainya sudah 40 tahun, sebelum memberikan keterangan pers.

Pelajaran paling beharga, bisa mencapai cita-cita yang besar, tidak ada orang terhebat tanpa ada ujian dan tantangan.

Sebelum menutup mata tidak ada kata akhir dalam perjuangan dan sia-sia. Ia mengucapkan terimakasih kepada generasi muda yang mendorong saya untuk maju, berpartisipasi kntestasi 2019.

Mereka berharap hadirnya perubahan dan kemajuan, saya semaksimal mungkin satu tahun terakhir mendengar aspirasi rakyat. saya maaf jika karena berbagai faktor bisa menjadi cawapres, sebagaimana diharapkan kader Demokrat serta berbagi lapisan masyarakat.

Saya sedih, kecewa dan marah, melihat situasi ini, saya mengajak agar kita semua menerima takdir Allah SWT dengan ikhlas.

Terbaik untuk saya pribadi dan bangsa Indonesia, ikhtiar satu tahun terakhir berkomunikasi dengan beberapa pihak,baru saja majelis tinggi demokrat mengusung Prabowo dan Sandiaga sebagai capres dan cawapres

Sumber : TRIBUNSUMSEL.COM