Fadli Zon : Kalau Info Ini Benar, Maka BBM Satu Harga di Papua Merupakan Kebohongan Publik
10Berita, Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon menanggapi sebuah video pidato tokoh agama di Papua, John Djonga, melalui akun Twitter @fadlizon yang ia tulis, pada Kamis (2/8/2018).
Mulanya, seorang netizen dengan akun @JayaSatrianie mengunggah sebuah pernyataan tokoh agama di Papua, John Djonga saat memberikan pidato di acara "Tiga Tahun Pemerintahan Jokowi untuk Papua".
John menyebutkan, harga BBM hanya turun seperti di Jawa, saat Presiden Joko Widodo melakukan blusukan di Papua.
Akan tetapi, tak lama setelah Jokowi meninggalkan Papua, harga BBM kembali melonjak.
"Beliau pulang, satu-dua minggu, harga kembali 'normal',lalu siapa yang harus memonitoring sementara pejabat-pejabat di tanah ini, bupatinya banyak yang tinggal di Jakarta dan di Jayapura," ucap John Djonga.
Tak hanya mengunggah sebuah video, akun @JayaSatrianie juga menuliskan cuitan:
"Seminar Nasional
TIGA TAHUN PEMERINTAHAN JOKOWI UNTUK PAPUA
Tokoh Agama di Papua John Djonga mengungkapkan harga BBM hanya turun saat Jokowi blusukan Kesana.
Saat Jokowi meninggalkan Papua, harga BBM kembali Naik," tulis akun @JayaSatrianie.
Menanggapi cuitan tersebut, Fadli Zon lantas memberikan tanggapan.
Menurut Fadli Zon, jika pernyataan John Djonga itu benar, maka BBM satu harga di Papua menurutnya adalah sebuah kebohongan.
"Kalau info ini benar, maka BBM satu harga di Papua merupakan kebohongan publik. @jokowi," tulisnya.
Diketahui, Pencanangan BBM satu harga dilakukan Jokowi di Bandara Nop Goliat Dekai, Yahukimo, Selasa (18/10/2016) lalu.
Dilansir dari Kompas.com, dalam sambutannya, Jokowi menegaskan bahwa harga BBM di seluruh wilayah Papua dan Papua Barat harus sama dengan wilayah lain, yakni Rp 6.450 per liter untuk premium.
Jokowi menilai, ada ketidakadilan selama bertahun-tahun karena harga premium di wilayah terpencil di Papua bisa mencapai Rp 100.000 rupiah per liter.
Saat itu, Jokowi mengatakan, Pertamina sudah melakukan sejumlah langkah untuk menurunkan harga BBM di Papua. Pertama adalah dengan mengembangkan sembilan lembaga penyalur BBM.
Kapasitas penyimpanan BBM di penyalur juga diperbesar.
Selain itu, Pertamina juga sudah membeli dua pesawat Air Tractor AT-802 yang bisa mengangkut 4.000 liter BBM untuk didistribusikan ke daerah yang sulit dijangkau lewat jalur darat.
Jokowi berharap praktik penyaluran BBM di lapangan berjalan sesuai harapan.
Ia mengingatkan jangan sampai BBM yang sudah dijual murah hanya dikuasai kelompok tertentu dan kembali dijual dengan harga yang mahal kepada masyarakat.
Sumber : opini-bangsa.com, tribunnews.com