OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 22 Agustus 2018

GUIB: Pawai Palu Arit dan Separatisme Tak Dianggap Masalah, Tapi Cadar Dipermasalahkan

GUIB: Pawai Palu Arit dan Separatisme Tak Dianggap Masalah, Tapi Cadar Dipermasalahkan


10Berita, Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jawa Timur menilai beredarnya video dan meme terkait anak-anak TK bercadar peserta pawai budaya di Probolinggo sebagai upaya menyudutkan Islam. Ironisnya, acaman nyata yang lebih membahayakan, seperti gerakan sparatsime, tidak dianggap sebagai masalah.

Sekretaris Jenderal GUIB Jawa Timur Ustaz Mochammad Yunus segera menyoroti fenomena hoaks di media sosial, ketika disinggung tentang beredarnya potongan video dan meme terkait anak-anak TK bercadar dalam pawai budaya di Probolinggo.

Potongan video dan meme yang beredar tersebut disertai dengan narasi-narasi yang mengaitkan dengan radikalisme dan hingga ISIS. Menurutnya, informasi palsu atau hoaks disebarkan dalam rangkan menyudutkan pihak-pihak tertentu.

“Di antara yang sering disudutkan adalah Islam, melakukan monsterisasi kepada Islam seolah-olah Islam itu menakutkan,” terang Yunus melalui sambungan telepon, Selasa (21/08/2018).

Pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur menegaskan upaya-upaya menyudutkan Islam sebenarnya tak perlu terjadi di Indonesia. Pasalnya, umat Islam memegang peranan penting dalam membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Terkait beredarnya potongan video dan meme terkait anak-anak TK bercadar dalam pawai budaya di Probolinggo, Yunus menilai ada pihak yang sengaja membuat situasi seolah-olah Islam itu menjadi ancaman yang menakutkan. Seragam cadar yang dikenakan peserta dan senjata tiruan yang dibawa dijadikan masalah, meski bukan sesuatu yang perlu dipermasalahkan.

Hal itu disayangkan GUIB karena masyarakat luas tak mempermasalahkan pawai yang dilakukan pendukung gerakan LGBT, yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai Indonesia.

“Bahkan kemarin ada pawai yang memakai simbol palu arit, itu tidak ada masalah,” ujar Yunus.

Dia juga menyinggung aksi mahasiswa di sebuah kampus di Papua yang menyuarakan sparatisme, dengan menyerukan dan menggunakan gelang Papua Merdeka saat kegiatan tahun ajaran baru. Yunus menyayangkan tak adanya tindakan tegas dari aparat. Padahal, sikap tersebut merupakan ancaman nyata bagi NKRI.

“Itu ancaman lebih nyata, itu ancaman yang membahayakan tidak dianggap sebagai masalah. Tapi cadar yang bukan masalah dianggap sebagai masalah,” pungkasnya.

Sumber : kiblat.net