OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 07 Agustus 2018

Koalisi Parpol Terancam Pecah, PKS Yakin Bakal Ada Poros Ketiga

Koalisi Parpol Terancam Pecah, PKS Yakin Bakal Ada Poros Ketiga



 

10Berita, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengaku, dirinya masih yakin poros ketiga bisa terbentuk di menit-menit akhir waktu pendaftaran ditutup. (Jpnn/JawaPos.com)

JawaPos.com - Sinyal munculnya poros ketiaga jelang batas akhir pendaftaran pasangan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) makin menguat. Pecah kongsi koalisi baik dari kubu koalisi pemerintahan maupun koalisi pun terus membayangi.

Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengaku, dirinya masih yakin poros ketiga bisa terbentuk di menit-menit akhir waktu pendaftaran ditutup. Sebab dengan berbarengannya Pileg dan Pilpres setiap partai membutuhkan coat tail effect (efek ujung jas) dari kader unggulannya.

"Kemungkinan bisa tiga pasangan, karena Pileg, Pilpres berbarengan. Ini yang membuat coat tail effect cukup kuat. Kemungkinan ada keputusan fundamental di 2-3 hari terakhir," ujar Mardani di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (7/8).

Hitung-hitungan politik yang memperkuat terbentuknya poros ketiga yakni dengan melihat situasi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dianggap masih bisa pecah jika keinginannya mendapat jatah Cawapres tidak dipenuhi.

Selain itu di kubu oposisi, Partai Amanat Nasional (PAN) belum juga mendeklarasikan diri secara resmi mendukung Prabowo Subianto. Kemudian situasi panas terakhir, lanjut Mardani, ketika keputusan politik yang dibuat Prabowo tidak bisa memuaskan maka bisa berdampak kepada pecahnya PKS dan Demokrat.

Sehingga akan ada tiga partai yang di luar dua koalisi yang sudah terbentuk, dan secara otomatis ketentuan presidential threshold 20 persen dapat dipenuhi sebagai syarat pencalonan oleh tiga partai yang pecah.

"Hitungan saya tiga (poros) bagaimanapun sudah mulai ada indikasi. PKB dalam hal ini kemungkinan kalau tak diambil bisa pindah, berarti sudah satu partai. Kemudian PAN belum menentukan sudah dua partai. Mungkin ketika pilihan Prabowo tak sesuai dengan salah satu PKS atau Demokrat bisa 3 partai itu bisa menyatu," tegasnya.

Nama Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo sendiri selama ini diyakini menjadi figur alternatif di luar Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto. Bahkan beredar kabar pula PKS dan PAN akan mengusungnya untuk 2019.

Mardani sendiri mengakui komunikasi terus dilakukan dengan mantan Panglima TNI itu. Namun perihal diusung atau tidaknya Gatot di Pilpres 2019 masih belum ditentukan.

"Kalau pak Gatot sendiri komunikasi sudah ada, tapi apakah nanti akan menjadi poros ketiga saya tidak terlalu tahu karena saya nggak ikut komunikasi itu," jelasnya.

Mardani sendiri menyadari Gatot masih menjadi figur di barisan kedua dalam politik nasional. Sedangkan baris terdepam masih diisi oleh Jokowi dan Prabowo. Meski demikian dia yakin jika mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu memiliki kelebihan dibanding figur lain.

"Kalau melihat figur tentu Jokowi dan Prabowo masih di ring satu, figur berikutnya ada Anies Baswedan, Ustad Abdul Somad, Salim Segaf, tentu pak Gatot, ada kang Aher dan jangan lupa AHY, ketika sudah mulai mengerucut komposisi pasangan, nama-nama ini punya kekurangan dan kelebihan masing-masing," pungkasnya.

(sat/JPC)

Sumber : JawaPos.com