OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 01 Agustus 2018

Soal Capres, Intuisi Ulama-Hitungan Partai Dinilai Perpaduan Baik

Soal Capres, Intuisi Ulama-Hitungan Partai Dinilai Perpaduan Baik

Ia menilai, jika umat Islam bisa bersatu bukan tidak mungkin momen seperti Pilkada DKI Jakarta lalu bisa terulang kembali.

yahya g nasrullah/hidayatullah.com

Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Jumat (27/07/2018) malam.

10Berita – Sekjen Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Muhammad Yunus menilai, kolaborasi ulama dan partai-partai yang mengakomodasi kepentingan umat merupakan perpaduan yang baik dalam menentukan calon pemimpin bangsa pada Pilpres mendatang.

Menurutnya, peran ulama bisa memberi tuntunan atau bimbingan, apakah nama yang dipilih sudah memenuhi kriteria yang diharapkan sebagai pemimpin yang baik, peduli dengan umat, guna menuju baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Tidak hanya mengandalkan hitungan matematis partai.

Baca: Viral Imbauan Ustadz Arifin Ilham untuk Ustadz Abdul Somad


“Supaya negara tidak terperosok, saat ini sudah di ambang kebangkrutan. Oleh karena itu, intuisi para ulama dan perhitungan rasional politisi itu dipadukan. Sehingga tidak salah memilih,” ujarnya kepada hidayatullah.com di sela-sela Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional, di Jakarta, pekan kemarin.

Soal perpaduan sosok nasionalis-agamis, Yunus menjelaskan, di Indonesia ada polarisasi partai seperti partai Islam, partai berbasis massa Islam, partai nasionalis religius, dan partai nasionalis sekuler.

Baca: KH Nonop: Bangsa Ini Butuh Arahan Ulama


“Harapan saya kalau tiga yang pertama ini masih bisa diajak kerja sama. Kalau yang nasionalis sekuler ini sudah memposisikan diri berhadap-hadapan, dan mereka yang melakukan stigmatisasi terhadap umat Islam saat ini,” terangnya.

“Maka seperti arahan Habis Rizieq Shihab, Partai Demokrat pun harus diundang, karena pada hakikatnya mereka memposisikan diri sebagai nasionalis religius,” tambahnya.

Yunus berharap, tiga model partai tadi bisa benar-benar berkoalisi untuk membuat satu kekuatan besar. Ia menilai, jika umat Islam bisa bersatu bukan tidak mungkin momen seperti Pilkada DKI Jakarta lalu bisa terulang kembali.*

Sumber : Hidayatullah.com