OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 06 Agustus 2018

Tengku Zulkarnain: Keinginan Pemimpin dari ‘Ulama’ Didasari Alasan Kuat

Tengku Zulkarnain: Keinginan Pemimpin dari ‘Ulama’ Didasari Alasan Kuat


Wasekjen MUI KH Tengku Zulkarnain saat berpidato di hadapan ribuan jamaah dalam pembukaan Mudzakarah Ulama dan Kongres Mujahidin ke-5 di Tasikmalaya yang berlangsung hingga 7 Agustus mendatang. (Foto: Jundii/INA)

10Berita , TASIKMALAYA Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Tengku Zulkarnain menanggapi isu ‘Ulama’ di pusaran politik.

Dia melihat, keinginan umat untuk memiliki pemimpin dari kalangan ‘Ulama’ memang didasari alasan kuat.

“Kita mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tetapi bukan NKRI yang bejat… Bukan NKRI yang membiarkan perzinahan, hukumnya tumpul ke atas tajam ke bawah, lalu minuman keras dilelang untuk diminum rakyat Indonesia supaya mabok,” ujar Tengku Zulkarnain dalam ceramahnya di Acara Mudzakarah Ulama dan Kongres Mujahidin V, di Tasikmalaya, Ahad (5/8/2018).

“Tetapi kita ingin NKRI yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur,” lanjutnya seperti dikutip Salam-Online dan INA News Agency—kantor berita yang diinisiasi Jurnalis Islam Bersatu (JITU), Ahad (5/8).

Kendati demikian, dia berpendapat, umat Islam sebaiknya mendorong calon pemimpin yang memang akrab dengan teknis mengelola pemerintahan sekaligus memiliki landasan keislaman yang kuat.

“Yang menjadi sultan atau penguasa memang yang dikader sejak kecil. Main pedang dan panah, irigasi, menulis, membaca, juga belajar strategi. Sementara Wali Songonya (ulama) masih dakwah sampai mati,” tutur Tengku.

Dari pidatonya, Tengku Zulkarnain nampak tidak sepenuhnya menolak keterlibatan ulama dalam pusaran politik.

Namun menurutnya, tugas ulama adalah mendidik dan mengkader calon pemimpin sehingga cakap dalam keislaman maupun bidang strategis.

“Maka jangan dorong ulama-ulama ini jadi bupati (pemimpin pemerintahan),” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu para ulama dan tokoh nasional berkumpul dan menghasilkan rekomendasi Ijtima Ulama.

Salah satu poin hasil Ijtima adalah menyandingkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ustadz Abdul Somad sebagai capres dan cawapres.

Meski Ustadz Abdul Somad menyatakan penolakannya untuk dicalonkan, namun upaya untuk menjadikan dai asal Riau itu sebagai cawapres masih berhembus kuat hingga saat ini. (SF//INA)

Sumber : Salam Online.