Kebaikan Tersandera, Kebenaran Terpasung: Renungan Muharram
10Berita, Memasuki bulan Muharram, sepantasnya bagi kaum muslimin merenungi, melihat kembali hal-hal yang terjadi pada agamanya, sebagai wujud iman dan mahabbah sejati. Sepanjang tahun berlalu, Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia mengalami banyak perlakuan semena tanpa ada perlindungan penuh atasnya.
Pada masa kejayaannya, dunia mengenal Islam sebagai agama yang kokoh nan mulia. Islam berada di tempat yg tinggi. Disegani kawan, ditakuti lawan. Islam menjaga kedamaian manusia, menghalau sengketa kedzaliman. Islam-pun terjaga paripurna. Kebaikan - kebaikan yang memancar dari penerapan syariah nya dan kebenaran aqidah nya dijaga penuh oleh negara yang mengemban Ideologi nya (red: Khilafah).
Hal yang kontras terjadi di masa ini. Hampir tidak bisa kita hitung banyaknya upaya untuk mendiskreditkan Islam dan kaum muslimin. Upaya perusakan aqidah, penodaan syariat, penistaan tsaqofah, hingga persekusi ulama, seolah berlangsung tanpa henti, tanpa solusi tuntas.
Sebut saja beberapa peristiwa yang terjadi dalam tiga bulan belakangan.
Diantaranya, beredarnya video parodi azan yang dilakukan oleh seorang pelawak kondang Jawa Timur, menjadikan azan sebagai bahan lawakan (times indonesia 1/8/18). Masih berkaitan dengan azan sebagai panggilan mulia, azan dijadikan sebagai perkara yang disengketakan. Protes volume azan disana-sini, memojokkan syariat yang mulia. Saat umat meminta sebuah keadilan, yang tampak malah gambaran intolerasi (liputan6.com 23/8/18).
Isu aliran sesat belakangan juga kembali muncul. Aliran sesat bernama Kerajaan Ubur-ubur muncul di kota Serang, walaupun di sinyalir pendiri aliran sesat ini kemudian menghentikan ajarannya (tempo 25/8/18). Kemunculan aliran-aliran sesat ini menambah panjang daftar aliran sesat di Indonesia yang jumlah nya mencapai 300-an (Hidayatullah.com, 2016)
Kristenisasi sebagai sebuah upaya pendangkalan aqidah umat, yang dapat berujung pada kemurtadan, semakin subur. Saat ini korban gempa Lombok, yang mayoritas beragama Islam menjadi sasaran empuk Kristenisasi (Hidayatullah.com, 31/8/18)
Sedangkan isu yang masih hangat adalah tekanan kepada para Ulama yang ingin mendakwahkan Islam. Pembatalan agenda kajian dan dakwah di berbagai daerah hingga monsterisasi kalimat tauhid. La ilaha illa Allah. Kalimat sakral yang menjadi kunci surga dikriminalisasi, disandingkan dengan framing negatif 'merusak negeri' atau isu separatis.
Banyaknya kasus yang serupa seolah menjadikan kebaikan Islam tersandera, kebenaran aqidah nya terpasung kedzaliman. Hal ini sekaligus menunjukkan tiadanya penjagaan penuh atas Islam. Lantas, siapakah yang sebenarnya berkewajiban melindungi aqidah umat? Menjaganya dari berbagai upaya penistaan, penodaan dan kemurtadan?
Islam mengajarkan bahwa kewajiban penjagaan Islam, baik aqidah maupun syariatnya, tidak hanya dibebankan pada individu semata. Negara-lah yang berkewajiban memberikan perlindungan dan penjagaan terhadap Islam. Negara berperan besar memerangi segala bentuk kekufuran, kesesatan dan kemurtadan secara sistemik.
Tauladan mulia, Rasulullah saw dengan jelas memberi contoh pada kita bahwa kewajiban penjagaan Islam ada di tangan negara. Dimulai ketika beliau Hijrah ke Madinah, sebagai kepala Negara beliau menerapkan Islam secara menyeluruh dan menjaga Islam secara paripurna.
Tampak dari upaya memusnahkan aliran sesat yang dipimpin oleh Nabi Palsu Musailamah Al-Kadzab. Upaya penjagaan ini dilanjutkan oleh para Khilafah pengganti beliau.
Sebagaimana yang dilakukan Khalîfah Abu Bakar al-Shiddiq ketika ia memerangi sekelompok Murtaddin. Muhammad bin Yusuf al-Farabriy berkata bahwa “Diceritakan dari Abu ‘Abdullah dari Qabishah berkata:
“Murtaddûn disini adalah orang-orang yang murtad (keluar dari Islam karena menolak membayar zakat) pada zaman (Khalîfah) Abu Bakr, lalu Abu Bakr memerangi mereka.” (HR. al-Bukhârî)
Dengan upaya penjagaan tersebut, Islam jauh dari kriminalisasi. Segala bentuk penodaan Aqidah diselesaikan dengan tuntas. Aliran sesat tidak menjamur luas. Penjagaan yang sempurna ini hanya bisa diwujudkan dengan menerapkan Islam seutuhnya . [syahid/]
Sumber :voa-islam.com