Kerap Kritik Penguasa, Refly Harun Akhirnya Dicopot dari Komisaris Utama Jasa Marga
(Refly Harun saat debat panas dengan Fadjrol cs di KompasTV)
10Berita, Refly Harun, pakar hukum tata negara yang kerap mengkritik penguasa, dicopot dari jabatannya sebagai Komisaris Utama PT Jasa Marga.
Pencopotan Refly Harun dari Komisaris Utama Jasa Marga dilakukan usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Jasa Marga, Rabu (5/9/2018) di Hotel Bidakara, Jakarta.
Direktur Utama Jasa Marga, Desi Arryani, mengatakan bahwa dicopotnya Refly Harun bukan wewenang direksi. Itu sudah ditetapkan oleh pemegang saham dwi warna atau Kementerian BUMN.
“Ini wewenang saham dwi warna sehingga ada keputusan ini. Jadi bukan wewenang kami,” kata Desi Arryani, seperti dikutip kumparan.
Seperti diketahui, Refly Harun yang juga pakar hukum tata negara ditunjuk menjadi Komisaris Utama PT Jasa Marga Tbk pada 18 Maret 2015.
Namun, walau sudah diberi jabatan dan duduk empuk di kursi Komisaris Utama BUMN, Refly Harun tidak seperti yang lain. Dia kerap berseberangan dengan penguasa. Diantaranya soal Perppu Ormas dan Presidential Treshold 20%. Refly Harun tegas tidak setuju.
Bahkan, Refly menyatakan dirinya siap diberhentikan dari jabatan Komisaris BUMN karena kritis pada Pemerintah.
Hal ini disampaikan Refly kepada Fadjroel saat debat di KompasTV.
"Silakan sampaikan ke Pak Jokowi, saya komisaris utama BUMN mau diberhentikan gak apa-apa silakan saja. Jangan sampai kemudian pemerintah ini jatuh karena orang-orang di sekitar kekuasaan itu membenarkan apapun yang dibuat," tegas Refly Harun saat diskusi panas di acara Rosi Kompas TV beberapa waktu lalu.
(Baca: TAMPARAN TELAK! Beda dengan Fadjroel, Refly Harun Siap Diberhentikan Komisaris BUMN Karena Kritis pada Pemerintah)
Saat tampil di ILC tvOne, dihadapan Mahfud MD, Refly Harun juga mengkritik BPIP.
(Baca: [ILC] TEGAS! Refly Harun Tidak Setuju BPIP "Ketika Pancasila Dibajak Kekuasaan Maka Akan Jadi Alat Gebuk", Lihat Reaksi Prof Mahfud..)
Sehari sebelum dicopot dari jabatan Komisaris BUMN, Refly Harun menulis status di akun twitternya.
Refly mengaku dalam kondisi saat ini, bersikap netral bukan berarti harus berada di tengah-tengah.
Netral itu, kata Refly Harun, membenarkan yang dianggap benar dan mengkritik yang dianggap salah.
"Menjadi netral itu tidak mesti selalu di tengah. Yang lebih penting, membenarkan yang dianggap benar dan mengkritik yang dianggap salah. Tentu sebatas pengetahuan yang kita punya," tulis Refly Harun di akun twitternya, Selasa (4/9/2018).
Menjadi netral itu tidak mesti selalu di tengah. Yang lebih penting, membenarkan yang dianggap benar dan mengkritik yang dianggap salah. Tentu sebatas pengetahuan yang kita punya.
— Refly Harun (@ReflyHZ) 4 September 2018
Sumber: PORTAL ISLAM