OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 09 September 2018

Kritik Keras Anwar Nasution Bikin Pakar Ekonomi Jokowi Terdiam. Ekonomi Lemah Ngutang Mulu

Kritik Keras Anwar Nasution Bikin Pakar Ekonomi Jokowi Terdiam. Ekonomi Lemah Ngutang Mulu

 

Anwar Nasution

10Berita, Ekonom senior Prof Anwar Nasution turun gunung. Guru Besar Ekonomi UI ini meminta pemerintah tidak berbohong soal lemahnya fundamental ekonomi Indonesia.

Kritik tegas itu dikemukakan mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) terkait melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sempat menyentuh level 15.000. Kondisi ini, dilansir Republika.co.id, Sabtu (8/9/2018), dikarenakan fundamental ekonomi Indonesia yang lemah. Jadi bukan karena faktor global atas menguatnya mata uang Paman Sam seperti dalih pemerintah.

Selama ini pemerintah dituding hanya memberikan dalih omong kosong seputar fundamental ekonomi Indonesia sangat kuat. Berdasarkan analisanya, ada beberapa faktor yang menyebabkan anjloknya nilai tukar rupiah. Pertama, rasio pajak Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) rendah sekali, hanya 10 persen. Berbeda dengan negara berkembang lain yang mencapai 20 persen.

Sri Mulyani dan Jokowi

Kedua, yang paling fatal, anjloknya nilai tukar rupiah disebabkan karena pemerintah terlalu banyak mengimpor produk pangan ketimbang ekspor. Ekonom kawakan ini menyindir dengan sebutan ekonomi Indonesia belum merdeka. Karena apa? Kebijakan utang luar negeri pemerintah sangat rawan terhadap gejolak seperti yang sekarang ini. Ekonomi lemah, ngutang mulu, seloroh Anwar.

Sikap pemerintah dalam soal pelemahan rupiah memang banyak mendapat sorotan karena terlihat tidak ada koordinasi. Misalnya, Menku Sri Mulyani yang mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan memberikan dampak positif pada APBN. Dalam RAPBN 2019 disebutkan, setiap pelemahan Rp 100 per dolar AS dapat memberikan tambahan pendapatan sebesar Rp 900 miliar hingga Rp 1,5 triliun.

Metrotvnews

Jika memang pelemahan rupiah membuat untung terhadap APBN mengapa Bank Indonesia pontang-panting melakukan intervensi menjaga rupiah tidak menembus level 15.000 per dolar AS. Begitu pula dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang meminta untuk di-setop kebijakan impor barang-barang mewah. Sebagian proyek infrastruktur juga dihentikan karena bahan bakunya terbesarnya dari impor. Semua langkah untuk meredam gejolak rupiah dilakukan.

Mendekati Pilpres 2019 terlihat ada yang ditutup-tutupi pemerintah terkait pemasalah ekonomi Indonesia. Tim ekonomi hanya bisa buang badan menyalahkan pemerintah terdahulu. Pemerintah hanya meminta masyarakat untuk tenang tanpa memberikan jaminan ras aman.(triaji)

Sumber : UC News