PKS NTB: Orang Beragama Sedang Susah Jangan Ditawarkan Missi
10Berita, LOMBOK -Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan Sejahtera (DPW-PKS), Nusa Tenggara Barat (NTB, Abdul Hadi percaya adanya gerakan pemurtadan atau missi Keagamaan non-muslim di wilayah bencana, termasuk saat bencana gempa di Lombok, NTB.
Alasannya, Hadi menemukan fakta tersebut selama mengurus penanggulangan bencana di Lombok.
"Kita temukan di beberapa tempat itu ada yang memberikan barang bertuliskan yesus, seperti terpal, sejadah atau karpet ya," katanya kepada Voa Islam, Lombok (6/9/2018).
PKS menilai cara-cara seperti itu tidak etis di kala bencana terjadi. Terkesan memaksakan masyarakat yang sudah beragama. Sebab, dapat menimbulkan ekses dan reaksi dari masyarakat.
"Orang kan sudah beragama ya, dalam situasi kesusahan mereka masuk. Bagi kami, ya terlalu memaksakan, memanfaatkan situasi bencana. Apalagi, masyarakat di sini sudah beragama semua dalam kondisi yang susah,"jelasnya.
PKS berharap siapapun yang hendak membantu masyarakat cukup didasari semangat kemanusiaan. Masyarakat Lombok, menurutnya, cukup terbuka kepada siapapun. Namun, Ia meminta sikap terbuka tersebut jangan disalahgunakan dan disalahartikan.
"Kita berharap kalau membantu lebih kepada aksi kemanusiaan. Masyarakat kami tidak masalah siapapun membantu, tapi kalau ada hal-hal sensitif, kemudian menjadi cerita, itu akan menjadi masalah. Bukan kita, menyelesaikan masalah malah menambah masalah. Bukan lagi kita mengurus masalah masyarakat malah menambah masalah,"ungkapnya.
Hadi menjelaskan dalam rangka mengantisipasi problem-problem aqidah di masyarakat, PKS akan menurunkan Bidang Pemberdayaan Umat untuk melakukan penyuluhan dan edukasi.
"Kita akan melakukan trauma healing versi agama, mendekatkan mereka kepada Allah, dai-dai yang ada di Bidang Pemberdayaan Umat kita sebarkan semua," tandasnya. * [Bil/Syaf/]
Sumber : voa-islam.com