OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 30 Oktober 2018

4 Fakta Baru Pencarian Korban Kecelakaan Lion Air JT610, Pesawat Tak Meledak di Udara

4 Fakta Baru Pencarian Korban Kecelakaan Lion Air JT610, Pesawat Tak Meledak di Udara


Anggota Basarnas melakukan persiapan untuk mencari korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 ke laut, di Pelabuhan Jakarta, 29 Oktober 2018. Pesawat Lion Air tujuan Pangkalpinang tersebut membawa 188 orang.

 10Berita - Pencarian badan pesawat Lion Air JT 610 terus dilakukan oleh petugas gabungan.
Basaranas mengonfirmasi badan pesawat tidak ditemukan di lokasi terakhir pesawat hilang kontak.
Sementara itu, KNKT menduga badan pesawat hancur karena menghujam laut.
Hal ini membantah dugaan pesawat meledak di udara.
Berikut fakta baru pencarian badan pesawat Lion Air JT 610.
1. Tak ada jejak badan pesawat di titik hilang kontak
Direktur Operasional Basarnas Brigjen Bambang Suryo mengatakan, tim pencarian tidak menemukan badan pesawat Lion Air JT-610 di lokasi terakhir pesawat tersebut hilang kontak.
Awak KRI Sikuda membawa puing pesawat dan kantong jenazah berisi potongan jenazah korban jatuhnya Pesawat Lion Air JT610 di dermaga Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (29/10/2018). Pesawat Lion Air JT610 rute Pangkal Pinang, jatuh di Laut Jawa setelah tinggal landas dari Bandara Soekarno Hatta. Warta Kota/Alex Suban
Seperti diketahui, Lion Air JT-610 jatuh di Perairan Karawang, Jawa Barat, setelah sempat hilang kontak, Senin (29/10/2018) pagi.
"Lokasi koordinat sudah kami tentukan bahwa last contact. Begitu dilakukan penyelaman tidak ada. Mungkin tempat lain, di tempat yang bukan last contact itu," kata Bambang saat konferensi pers di kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (29/10/2018).
Bambang menyebutkan, pergeseran atau perubahan posisi badan pesawat tersebut bisa terjadi karena arus bawah laut.
Penyebab lainnya, bisa karena koordinat saat hilang kontak yang kurang tepat.
2. KNKT bantah pesawat Lion JT 610 meledak di udara
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menduga pesawat Lion Air JT 610 hancur saat jatuh membentur permukaan air di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
"Karena kecepatannya tinggi. Waktu impact itu ya kemungkinan besar akan tidak utuh," ujar Soerjanto, di gedung Crisis Center Terminal IB Bandara Soetta, Senin (29/10/2018).
Soerjanto meyakini, pesawat tidak meledak di udara karena serpihan pesawat tidak menyebar jauh dari titik jatuhnya pesawat.
"Kalau pecah di udara, sebarannya berkilo-kilo. Tapi, ini kan cuma di titik itu saja," ujar Soerjanto.
3. 14 kapal dikerahkan untuk mencari korban dan badan pesawat
Tim SAR gabungan tetap melakukan pencarian korban dan badan pesawat Lion Air JT-610 pada Senin (29/10/2018) malam.
"Enggak berhenti 24 jam itu penting kami menggunakan shift operasi pencarian," kata Direktur Operasi Basarnas Bambang Suryo dalam konferensi pers.
"Mungkin 4-5 jam ganti personel terus sampai dengan kita maksimalkan untuk ketemu bangkai kapal tersebut," sambung dia.
Sebanyak 14 kapal tetap dikerahkan untuk melakukan operasi pencarian di permukaan laut maupun di dasar laut menggunakan alat khusus pendeteksi bawah laut.
4. Lion Air: hasil sementara proses evakuasi temukan 24 jenazah
Pencarian hari pertama pada hari Senin (29/10/2018), 24 jenazah telah dievakuasi petugas dari lokasi Kecelakaan Pesawat Lion JT 610.
Anggota Basarnas melakukan persiapan untuk mencari korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 ke laut, di Pelabuhan Jakarta, 29 Oktober 2018. Pesawat Lion Air tujuan Pangkalpinang tersebut membawa 188 orang.
"Informasi per 29 Oktober 2018 bahwa telah menerima konfirmasi dari Basarnas yaitu 24 kantong jenazah. Upaya evakuasi seluruh penumpang, kru, dan pesawat JT-610 yang mengalami kecelakaan pada Senin di perairan Karawang, Jawa Barat, akan terus dilakukan," kata Corporate Communication Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro kepada Kompas.com pada Selasa dini hari, (30/10/2018).
Ke-24 jenazah tersebut selanjutnya akan dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk proses identifikasi.
Sumber : tribunnews.com