Atasi Gejolak Rupiah, Pemerintah Bakal Naikkan Harga BBM Subsidi
Blog Talenta Menkeu Sri Mulyani Indrawat
10Berita, JAKARTA - Sejumlah strategi telah disiapkan oleh Pemerintah untuk atasi pelemahan nilai tukar rupiah demi menjaga stabilitas perekonomian Indonesia.
Hingga Selasa (4/9/2018), rupiah terus anjlok hingga menyentuh angka Rp14.897 per dolar Amerika Serikat.
Padahal asumsi nilai tukar rupiah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 sebesar Rp 14.400 per Dolar AS.
Hal yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi gejolak nilai tukar rupiah itu dengan lakukan sejumlah hal, diantaranya penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak(BBM)
"Antara lain penyesuaian harga BBM bersubsidi, pemberian potongan pajak kepada industri padat karya berorientasi ekspor," tegas Sri Mulyani di gedung parlemen, Selasa (4/9/2018).
Selain menyesuaikan harga bensin bersubsidi,Sri Mulyani juga bakal mengenakan pajak tambahan untuk produk mewah, dan menurunkan tarif impor untuk barang yang digunakan untuk kegiatan ekspor.
"Kebijakan-kebijakan tersebut kemudian bekerja cukup efektif dalam menstabilkan perekonomian dan menurunkan volatilitas nilai tukar," tegas Sri Mulyani.
Usulan untuk menyesuaikan harga BBM, memang dikemukakan oleh mantan Menteri Keuangan Chatib Basri yang menekankan, kekhawatiran ekonomi saat ini memang ada di CAD (Current Account Deficit).
Dengan mengeksekusi kenaikan harga BBM, Chatib memprediksi dampaknya akan terlihat ke CAD dalam 6 bulan ke depan. "Para investor pasar keuangan akan memiliki optimistis tersendiri dan bisa mengekspektasi bahwa CAD ke depan akan mengecil," tegas Chatib.
Sumber : Netralnews